Beberapa waktu belakangan, sosial media sedang ramai memperbincangkan kasus kawin cerai pasangan artis yang terlihat harmonis. Terlebih lagi, sang pasangan artis ini dikaruniai anak perempuan yang menggemaskan. Sebagaimana sosial media bekerja. Imbas dari kasus perceraian otomatis membicarakan sebab cerai dan akibat cerai, yang dalam kasus ini para netizen mencemaskan kondisi sang anak. Alhasil, hashtag #saveanu atau #saveani pun berseliweran secara masif, lantaran para netizen mencemaskan kondisi sang anak di usia yang masih terbilang belia untuk menghadapi masalah keluarga macam. Tentu semakin menambah rasa kekhawatiran.
Setiap pasangan memang memiliki opsi untuk bertahan atau berpisah. Bertahannya seorang pasangan tentu patut diacungi jempol karena telah berhasil melewati segala terpaan badai yang mencoba meruntuhkan pondasi rumah tangga. Setuju bung? Apalagi kalau bertahan hampir setengah abad! menandakan kalau perjuangan cinta orang tersebut sudah sangat matang. Pas sekali kalau kami mencolek Luhut Binsar Pandjaitan kalau gitu, seorang mantan jenderal yang kini terjun di dunia politik. Luhut telah merayakan ulang tahun pernikahan ke-47 pada 27 November lalu bersama sang istri, Devi Pandjaitan br Simatupang.
Kisah-nya dalam membangun cinta sampai dengan detik ini, coba disebarluaskan oleh Luhut lewat akun Facebook. Perihal Luhut menulis kisahnya, bukan karena ingin menanggapi infotainment yang sedang berapi-api. Karena secara jujur ia tidak mengikuti hal tersebut, tetapi ia mendengar sekelibat celotehan dari staf kerjanya yang representatif dari generasi millenial. Staf dari luhut kemudian bertanya, “Pak, kok bisa menikah sampai 47 tahun. Nggak bosan apa?”, lewat pertanyaan tersebut dan dengan kondisi setengah dipaksa. Mantan jenderal TNI pun menceritakan sekaligus memberikan pesan untuk membangun cinta seperti dirinya.
Membangun Waktu Berkualitas Tak Memandang Usia, Karena Cinta Abadi dan Patut Disirami
“Sampai usia saya yang sudah 71 tahun ini, saya masih melakukannya. Di hari Sabtu dan Minggu saya musti cari salah satu restoran untuk makan berdua bersama istri. Ya tentu tempat dan menunya harus ‘canggih’ untuk istri saya tercinta,” tulisnya akun di facebook.
Merangkai moment harus tetap terbangun meskipun di usia pernikahan yang sudah menghabiskan bertahun-tahun. Seperti yang dilakukan Luhut. Rangkaian cerita yang romantis harus tetap hadir setiap hari, tanpa ada yang dikurang-kurangi. Itu menjadi kunci bagi Luhut, seperti yang bung lihat, hingga di usia pernikahan yang sudah mau setengah abad, mereka masih bersama, suka cita dan saling mencintai. Bahkan untuk membangun nuansa itu tetap hidup, ia menyempatkan di hari kerja.”
“Di hari kerja pun kadang saya suka menyelinap diam-diam keluar kantor untuk makan berdua dengan istri di jam makan siang. Misalnya seperti pada saat foto ini diambil 27 November lalu. Kami merayakan ulang tahun pernikahan di sebuah rumah makan. Dan harus diagendakan khusus, karena jajaran di kantor atau rapat-rapat penting selalu siap menemani makan siang saya di kantor setiap hari kerja,” celotehnya kala mengenang ulang tahun pernikahan.
Tidak Pernah Absen Memberikan Kabar Di Mana pun Bung Berada
Memberikan kabar guna memastikan bahwa bung baik-baik saja, adalah kunci kedua bagi luhut kenapa ia dan istri tak pernah berselisih. Meskipun ia menyatakan sang istri tak membalas pesan, yang penting istri selalu tahu ia sedang berada di mana.
Intinya adalah komunikasi tak boleh terputus dan harus berjalan. Romantisnya sebelum Luhut menikah di tahun 1970-an, ia bertukar pesan dengan sepucuk surat yang dikirim dengan Helikopter TNI. Luhut saat itu bertugas di daerah perbatasan Kalimantan-Malaysia. Saking rindunya ia bahkan sering menulis surat, yang semula dijadwalkan setiap minggu. Toh namanya rindu, siapa yang bisa membendung kan bung?
“Saya mengalami masa-masa itu, di mana harus bertugas di daerah operasi misalnya seperti di Desa Nanga Kantuk Kalimantan Barat, atau Kecamatan Paloh yang berbatasan langsung dengan Sarawak. Waktu itu jaringan telepon saja belum tersedia. Maka, surat cintalah yang menjadi andalan,” ungkap Luhut.
Laki-Laki Dapat Berkomitmen Kalau Ia Mau
“Orang bilang laki-laki pada dasarnya sulit menjaga kesetiaan. Tidak salah. Tapi pengalaman hidup mengajarkan pada saya bahwa seorang pria bisa belajar untuk berkomitmen, kalau dia mau,” celoteh Luhut.
Diakuinya kalau laki-laki memang sukar mengenal kata setia. Namun bukan berarti tidak bisa. Luhut membuktikan lewat perjalanan hidupnya, bahwa komitmen bisa dibentuk dan diciptakan lewat kesungguh-sungguhan. Alasan ruhut sebenarnya cukup memenggal hati yang mendengar.
Sebagai seorang prajurit yang mengabdi kepada negara, tentu tak mudah bagi Devi Pandjaitan sebagai istri, sering ditinggal tugas operasi ke luar daerah. Devi sebagai perempuan yang cantik dan pintar, rela mengobarkan cita-cita pribadinya demi membangun keluarga. Anak-anak dan cucu pun tumbuh dengan baik. Luhut merasa memiliki hutang kepada sang istri, tentu tak ada yang senilai untuk membayarkan perjuangan Devi selain menjaga komitmen.
“Hutang itu saya bayar sampai sekarang dengan berusaha menjadi seorang suami yang belajar menjaga komitmen. Tentu saya tidak sempurna, tapi sebagai laki-laki saya tahu kapan harus memimpin, kapan harus memperhatikan, kapan harus diam, mengalah, dan mendengar,” ucapnya dengan tangguh.
Biarkan Waktu yang Menguji Seberapa Kuat Cinta Bung dan Nona
Menjaga pernikahan selalu ada tantangan, melihat betapa setia dan padunya Luhut dengan istri alhasil memancing pertanyaan salah seorang staf di kantornya. Luhut hanya menjawab kalau tips ia lakukan sebenarnya adalah belajar. Belajar menjaga pikiran, belajar menjaga hati sekaligus doa setiap hari. Menurutnya, hanya itu yang bisa dilakukan untuk membuat usia pernikahan panjang.
“Kami tidak pernah meminta supaya dijadikan pasangan yang selalu se-iya sekata, karena itu tidak mungkin. Yang paling mungkin dilakukan dua insan adalah membiarkan waktu yang menguji apakah masing-masing mampu menjaga egonya atas nama cinta,” tulisnya.
Selipkan Doa Untuk Diberikan Kekuatan Menjaga Asmara Tetap Membara dan Terjaga
“Tidak perlu doa yang panjang-panjang. Doa kami saja setiap pagi hanya, “Tuhan berikan kami kekuatan berdua supaya tetap bisa hidup baik dan damai, merawat anak-anak kami merawat perkawinan kami.” ungkapnya.
Doa adalah sakral. Segala sesuatu pasti bisa dilakukan apa saja bagi Sang Pencipta. Baginya, doa untuk keutuhan keluarga tak perlu panjang. Langsung saja kepada intinya, bahwa diberikan kekuatan untuk merawat perkawinan sudah lebih dari cukup.
