Pesta demokrasi terbesar di negeri ini tinggal menghitung mundur. Kira-kira tiga bulan lagi, atau tepatnya pada 19 April 2019, Indonesia kembali melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu). Dilihat dari suasana dan situasi, pemilu kali ini tampak tak jauh berbeda dengan Pemilu lima tahun silam. Kian memanas, terutama Pilpres. Bahkan terbentuk kubu musiman yang membela mati-matian tokoh yang mereka anggap jagoan.
Beda Pilpres yang cukup terasa tentu soal cara kampanye. Dulu suara dan euforia warganet dulunya jelas tak semasif sekarang. Kini publik digiring untuk ikut berpartisipasi lewat jalur daring. Bahkan suara masing-masing kubu kian kuat saat berkumpul di lini masa. Panas dan sengitnya perbincangan pemilu terasa di ranah itu.
Tapi, Sudahkah Bung Tahu Jika Kita Tak Hanya Akan Memilih Presiden Saja
Tahun politik kali ini membawa kita pada momen perdana dilaksanakannya Pilpres dan Pileg secara serentak. Alhasil, ada lima kotak suara yang akan tersedia. Ya, tahun ini kita akan memilih calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten sekaligus calon presiden dan wakil presiden. Jadi, jangan terkejut jika nanti Bung harus menyoblos lima surat suara yang berbeda.
Bahkan ada sederet nama nona-nona rupawan yang akan bertarung untuk bisa duduk di senayan.
Debat Pertama Sudah Digelar, Berbagai Macam Kesan pun Disuarakan
Tak seperti para calon legislatif yang butuh usaha ekstra menarik atensi dan simpati calon pemilih, dua calon presiden punya panggungnya tersendiri. Bahkan kehadirannya dalam menyampaikan program kerja dan visi misi bila terpilih, jelas dinantikan oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
Terbukti, debat perdana dua calon presiden yang dihelat beberapa waktu lalu selalu santer dibicarakan oleh segala lapisan masyarakat. Yang paling ramai dibahas apalagi kalau bukan soal chemistry antara masing-masing capres dan cawapres. Ini dia rangkumannya
Lalu Sudahkah Bung dan Nona Satu Suara?
Kalau Bung sendiri, bagaimana? Dengan si nona, yakin sudah sehati? Atau jangan-jangan Bung dihadapkan dengan situasi dimana Bung dan Nona menjagokan sosok capres yang berbeda? Tatkala bung pilih Jokowi tapi si nona malah pilih Prabowo atau sebaliknya.
Tak Merasa ada yang Layak Dipilih, Bung Pikir ‘Golput’ adalah Solusi?
Sekelumit realita yang tak mengenakan ini yang pada akhirnya membuat banyak orang jadi apatis. Sebagian dari kita berpikir sudah tak ada orang yang benar-benar baik untuk jadi pemimpin atau layak mendapatkan suara dari kita.
Apakah Bung salah satu yang berpikir begitu juga? Sebaiknya jangan bung! Sebab bagaimanapun, memilih jadi ‘golput’ di era sekarang, sudah tak sekeren dulu.
Keputusan tetap di tangan Bung, tapi kalau boleh mengutip ungkapan dari capres fiktif kesayangan warganet, Nurhadi, ia mengatakan demikian kepada media beritagar.id,
“Saya selalu bilang pilih pemimpin itu wajib, walau pemimpin itu pendosa. Harus ada pemimpin. Jangan sampai enggak. Sekalipun karakternya tidak baik. Tetap harus memilih. Ada pemimpin saja masih tidak baik, apalagi tidak ada, bakal amburadul negara ini.”
Jadi, bagaimana Bung? Sudah siap memberi suara di pemilu nanti, kan?
