Sebagai pemain asal Perancis, nama Pascal Nouma memang tak sefamiliar Eric Cantona dan Laurent Blanc, pemain yang seangkatan dengan dirinya. Bahkan, nama pemain kelahiran 1972 ini juga tidak pernah mengisi daftar pemain tim nasional Perancis. Paling, hanya menjadi bagian tim U-21, itu pun hanya turun sebanyak dua kali semasa kualifikasi Piala Eropa.
Jelas saja, lewat informasi tersebut diketahui mengapa nama Pascal Nouma tidak cukup dikenal bagi banyak orang. Tapi tidak dengan orang Turki. Masyarakat di sana begitu mengenal nama Pascal Nouma, bahkan namanya lebih dikenal di tanah kelahiran Hasan Sas ini, dari pada Michele Platini. Hal kontroversial dan krusial kerap dilakukan Nouma. Banyak mengoleksi kartu kuning hingga merah menjadi torehan pemain berkepala pelontos ini.
Salah satunya ketika ia menendang paparazzi, yang mengakibatkan dirinya masuk penjara. Namun, hakim yang memberikan hukum merupakan fans Besiktas (tim yang dibelanya di musim 2000 dan 2003), menyatakan kalau ia dapat mencetak gol, hukumannya akan dicabut. Tetapi apabila tak berhasil, ia akan mendekam sesuai hukumannya. Untungnya saat partai hidup dan mati karirnya menjelang, ia mencetak gol di injury time menit 94.
Banyak Menghabiskan Waktu Di Liga Perancis, Tapi Lebih Terkenal Di Turki
Karir Pascal Nouma terbilang cukup panjang. Di mulai dari tahun 1989, pemain yang mengisi pos sebagai striker ini, menjadi pemain PSG dengan mengemas 19 penampilan tanpa gol. Hijrah ke Lille menjadi alasan setelah dua musimnya di PSG tak berjalan menyenangkan. 1 musim di Lillem dia hanya mampu mengemas 2 gol.
Tar terlalu istimewa, performa sebagai striker karena miskin gol,membuat pemain berdarah Senegal ini berkeliling tim Perancis lain, seperti R. Straousburg, Lens, SM Caen dan sempat kembali ke PSG pada tahun 1994. Berbeda dengan awal karirnya, lonjakan kiprah Nouma di musim kedua dibuktikan lewat 10 gol dari 55 penampilannya. Setidaknya lebih bagus dari awal karirnya.
Besiktas Membawa Nouma Menjadi Sosok Yang Dielu-elukan Di Turki
Setelah petualangannya di Liga Perancis berakhir, pada 2000 ia resmi berpindah dari Lens menuju Liga Turki, Besiktas, dengan nilai transfer 4 juta Euro. Menjadi bagian Besiktas, membuat Nouma menjadi pemain terkenal di Turki. Terlebih di musim pertama ia sudah mencetak 18 gol dari 24 penampilannya. Nouma pun menjadi pemain favorit publik Kara Katallar (Elang Hitam).
Setelah selama satu musim memakai seragam Beskitas, ia pun berkesempatan memperkuat tim Perancis, Marseille, yang merupakan salah satu tim kuat di jajaran klub Perancis selain PSG, AS Monaco dan Olympique Lyon. Sayang kepindahannya senilai 2,5 juta Euro tersebut tidak terlalu memuaskan, sehingga ia kembali pindah ke Besiktas di tahun 2002 dan berkontribusi memberikan sebuah trofi Liga Super Turki.
Dicintai Para Fans Besiktas Karena Sikapnya Yang Gila
Fans Besiktas memang terkenal gila. Bagi Bung yang belum tahu, fans Elang Hitam ini pernah memecahkan rekor dunia sebagai fans “Terberisik” dengan 132 desibel di tahun 2007 saat mengalahkan Liverpool di fase grup Liga Champions dengan skor 2-1. Bahkan, Sir Alex Ferguson juga mengatakan kalau fans Besiktas menjadi fans paling “berisik” yang pernah didengarnya. Kegilaan tersebut dapat dilihat dari keberisikan suporter yang fanatik, tak pelak kegilaan yang dimiliki fans Besiktas pun terdapat pada diri Nouma.
Pemain ini kerap berlaku kasar sehingga sering mengoleksi kartu. Seperti ketika dirinya memukul Danny Mills di Elland Road, saat Besiktas berhadapan dengan Leeds United. Agresivitas sebagai striker ternyata diiringi sikap tempramentalnya. Momen saat Nouma memukul Mills, menginspirasi fans Besiktas membuat foto dirinya dibarengi Che Guevara dan Fidel Castro. Karena itu ia menjadi lambang anti-fasis bagi fans Besiktas seperti dilansir The Guardian.
Selebrasi Nyentrik Yang Sedikit Sakit, Membuat Nouma Dipecat
Rentetan kasus krusial dan juga kontroversial sudah diciptakan dirinya. Tidak hanya melakukan tackle keras ke arah lawan, memukul Danny Mills, dan menendang paparazzi. Di tahun 2003, Nouma harus dipecat dari tim yang begitu dicintainya. Lantaran melakukan selebrasi kontroversial dengan memagang penis, setelah mencetak gol ke gawang Fenerbache. Presiden Besiktas saat itu, Serdar Bilgili, mengatakan, “Aksi Nouma saat melawan Fenerbache sangat berlawanan dengan nilai moral tradisi Turki, jadi saya harus memecatnya,”.
Insiden selebrasi itu terekam di stasiun TV Turki, karena laga Besiktas melawan Fenerbache merupakan laga besar. Bahkan BBC mengatakan Nouma juga pernah memukul jurnalis di klub malam, dan kencing sembarang di tempat latihan Besiktas, yang membuat ia dapat terjerat hukum. Namun, aksi selebrasi dipandang lain oleh Nouma, ia menyatakan bahwa aksi tersebut tidak (berniat) menyinggung siapa pun, hanya kesenangan pribadi dirinya.
Karir Di Lapangan Hijau Telah Usai, Namun Sorot Kamera Tetap Mengarah Padanya
Setelah memutuskan gantung sepatu di tahun 2005, Nouma tetap diagungkan di Turki. Pribadi dan kegilaan di lapangan, ternyata tak membuat publik memandang Nouma menjijikan. Ketika pensiun, bukan jalur pelatih yang ditargetkannya, lantaran dia mendapat tawaran untuk menjadi aktor. Terbukti 4 film sudah dilakoni dari tahun 2006 sampai 2015, salah satunya Dünyayi Kurtaran Adam’in Oglu. Dan juga turut serta acara Dancing With The Stars versi Turki. Karir sepak bolanya memang sudah usai, tetapi kisahnya di Turki masih hidup dengan menjadi selebritis. Selain itu, ia pun menikahi dengan orang Turki dan telah resmi menjadi warga dari negeri yang juga terkenal akan kebabnya itu.
