Perempuan tuh begini ya, perempuan tuh begitu ya, adalah secuil ocehan dari kaum adam yang menilai perempuan secara streotip. Namun, beberapa anggapan tersebut coba dibuktikan secara ilmiah yang diteliti langsung oleh para ilmuwan. Bicara soal hasil? ternyata beberapa anggapan laki-laki terhadap perempuan ada yang salah. Justru apa yang bung anggap tidak mungkin, malah jadi hasil positif yang ditemukan oleh ilmuwan.
Setelah eksperimen tersebut dilakukan, berbagai penelitian dan statistik pun dikutip di Brightside, dengan sejumlah mitos dan stereotip tentang si nona yang beredar di telinga para laki-laki, termasuk bung sendiri. Anggapan-anggapan yang menggiring ke arah seksisme ini ternyata salah. Penasaran apa saja?
Katanya Perempuan Itu Lemah, Fisiknya Pun Tak Kuat Saat Menahan Rasa Sakit
Anggapan yang paling beredar adalah ungkapan yang begitu seksis, “Ah lemah banget kaya perempuan”. Kaum hawa selalu dijustifikasi sebagai mahluk yang lemah tak berdaya. Namun Fisiolog dari University of Siena beranggapan kalau daya tahan perempuan lebih kuat ketimbang laki-laki loh.
Memang laki-laki mempunyai obat penghilang rasa sakit alami yang berada di hormon testosteronya. Sedangkan homor testosteron perempuan lebih sedikit dari laki-laki, namun perempuan lebih baik ketimbang laki-laki dalam menahan rasa sakit.
Dijelaskan secara ilmiah karena rendahnya konsentrasi testosteron dalam darah wanita sehingga sistem kekebalannya kuat secara umum. Hal ini terbukti bahwa laki-laki bisa kehilangan kesadaran 10 kali lebih sering daripada perempuan ketika melihat darah, sedangkan perempuan secara teratur saat melihat darah sehingga tidak dianggap sebagai suatu yang ekstrem.
Si Nona Itu Penakut Makanya Nyalinya Selalu Ciut
Apakah bung yakin kalau nona adalah sosok yang penakut? nyata Fritz Riemann, seorang ilmuwan asal Jerman mengatakan kalau perempuan adalah sosok yang lebih siap untuk mengatasi rasa takutnya dibanding anda bung, iya anda.
Riemann yang menulis laporan tersebut dalam fenomena tentang ketakutan menyatakan, kalau nona cenderung kurang peka terhadap situasi berisiko sehingga mudah melakukan tindakan nekat tanpa berpikir apa dampaknya.
Si Nona Sangat Penyayang Terhadap Anak Kecil Karena Naluri Keibuan yang Alami
Kalau hal ini sudah secara umum bung dengar kan? tapi hal ini tidak begitu dibenarkan, setelah Center for Advanced Study bidang Behavioral Sciences yang berlokasi di Palo Alto, California. Mereka mencoba meneliti sejumlah keluhan tentang perilaku anak-anak dari pengunjung sebuah restoran makanan cepat saji. Dengan hasil yang cukup mengejutkan karena 9 dari perempuan yang melayangkan keluhan, hanya ada satu orang yang menekankan tentang tangisan anak-anak di restoran tersebut.
Alhasil ini menjelaskan kalau si nona lebih memperhatikan anak-anak bila dibandingkan dengan orang dewasa lain dan perilaku mereka sendiri. Sedangkan bung sebagai sosok ayah lebih kerap melakukan kontak dengan bayi yang baru lahir dibanding dengan sosok yang mengandung. Hingga bung bisa memahami tentang tangisan bayi yang menandakan kelelahan, rasa lapar sampai kurang perhatian seperti dijelaskan oleh Profesor Ross Parke dari negeri Paman Sam.
Kaum Hawa Tidak Lebih Pintar dari Kaum Adam, Siapa Bilang?
Kadar intelejensia si nona selalu dianggap di bawah bung, padahal para ilmuwan meyakini kalau kemampuan intelektual seorang perempuan sangat berpengaruh terhadap norma. Hal ini didasari penelitian yang dilakukan University of Chicago yang meunggah penelitian yang didasari pada tes antara mahasiswa dan mahasiswi di beberapa perguruan tinggi di Amerika Serikat dengan hasil indikator intelektual si nona lebih tinggi dibanding bung.
Konon Kinerja Si Nona Sebagai Karyawan Sangat Rendah, Beda Dengan Bung yang Giat Bekerja
Pendapat ini cukup beredar termasuk di Indonesia, banyak yang mengatakan kalau laki-laki adalah karyawan yang lebik baik. Jadi wajar dapat bayaran tinggi. Di sisi lain, para ilmuwan Univesitas Yale melakukan penelitian menyatakan ada ketidaksetaraan gender atau tidak adanya emansipasi saat perusahaan membuka lowongan pekerjaan.
Dimana pelamar laki-laki mendapat tawaran pekerjaan lebih sering dengan gaji yang lebih tinggi. Tapi ungkapan cukup menarik dinyatakan oleh mantan CEO IKEA di Rusia yang mengatakan kalau kaum hawa dapat bekerja lebih giat, lebih cepat, sekaligus menyelediki esensi tugas lebih mudah.
