Serangan ini bukan sekedar kepanikan biasa bung, kalau bung mengabaikan apa itu panic attack akan berakibat fatal seperti kehilangan kontrol atas diri atau merasakan sensasi terlepas dari diri sendiri (derealization dan depersonalization).
Bahkan hal ini dapat berkesinambungan yang mana penderita akan diteror perasaan khawatir terhadap serangan panik selanjutnya lho. Cathy Frank M.D direktur direktur Outpatient Behavioral Health Services di Henry Ford Hospital menjelaskan kalau serangan panik terjadi secara spontan dan bukan sebuah rekasi dari sebuah situasi di mana seseorang tertekan.
Bisa Terjadi kapan saja, untuk itu bung harus mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk mengatasai panic attack. Nah, untuk itu ada tiga cara yakni mengenali, menghadapi dan mengelola.
Gejala Panic Attack Mirip Dengan Heart Attack
Ini salah satu kejadian yang sering dialami dengan berasumsi macam-macam dari penderita panic attack, yakni menyangka dirinya mengalami serangan jantung atau heart attack. Penting untuk mengetahui gejala, penyebab serta sensasi-sensasi lain yang terjadi saat panic attack. Biasanya tubuh mengirimkan sinyal “bahaya” yang membuat penderita merasa ketakutan, sehingga secara otomatis tubuh kita merespon dengan beberapa senasi fisik maupun psikologis.
Mengurai Pikiran Negatif Demi Terhindar dari Hal-hal yang Tak Diingini
Salah satu hal yang perlu bung ketahui saat terserang panic attacki adalah terserang pikir-pikiran negatif yang menguasai penderita bung. Oleh karena itu bung perlu mengendalikan terutama pemikiran negatif, banyak pemikiran negatif yang menyerang seperti membuat bung pingsan. Kalau bung bisa meyakinkan diri tidak pingsan pasti bung akan baik-baik saja. Karena sebenarnya rasa pingsan itu hadir karena serangan panik yang meliputi diri penderita dan coba direspon oleh tubuh.
Mengatur Pernapasan Agar Kepanikan Mudah Dikendalikan
Tak ayal ketika diserang dengan rasa panik pernapasan berubah menjadi lebih cepat dan terkesan terburu-buru, bahkan seseorang dapat memasukkan oksigen dalam waktu yang singkat ke dalam tubuh yang biasa disebut dengan hyperventilation.
Akibatnya tubuh akan merasakan sensasi fisik seperti sesak, pusing, rasa ingin pingsan, kehabisan nafas sampai rasa sakit di dada. Untuk mengatasi itu semua bung perlu mengatur nafas atau teknik bernapas secara perlahan. Slow breathing adalah nama teknik pernapasan secara perlahan tersebut yang dilakukan secara teratur lewat hidung.
Berjalan Kaki dan Nikmati Momen Berbicara Dengan Diri Sendiri
Berjalan kaki dalam beberapa menit di pagi atau sore hari dapat membantu bung untuk rileks, tak penting berapa jauh bung berjalan yang penting sempatkan waktu untuk diri kita menikmati momen perjalanan tersebut. Berjalan kaki dapat meredakan stres dan ketegangan dalam diri, selain itu sempatkan pula untuk berbicara dengan diri sendiri bahwa panic attack bukanlah suatu hal yang berbahaya.
Melakukan Talk Therapy dengan Profesional
70% dari 49 orang yang mengidap gangguan kecemasan dan panic attack menunjukkan penurunan gejala panik dan cemas setelah tergabung dalam kelompok talk therapy. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan para profesional salah satunya dengan metode Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Dengan CBT para pengidap diajarkan tentang bagaimana mengelola kecemasan dan ketakutan melalui pengendalian pikiran, perilaku dan bagaimana bereaksi terhadap suatu situasi yang dapat memicu kepanikan.
