Pacaran memanglah bukan sebuah konsep matang untuk menjaga orang yang kita cinta. Karena dengan pacaran tak menjamin kalau Bung dan si nona bakal berjodoh. Tidak menjamin pula kalau Bung dan si nona bakal melangkah ke pernikahan. Takut orang yang dicintai dimiliki oleh orang lain, membuat orang tersebut berpacaran. Meskipun lagi-lagi diingatkan kalau pacaran tak menjamin kalau si nona akan menjadi milikmu, Bung.
Fakta sendiri kerap terlihat hasil dari pacaran malah menjadikan Bung banyak memiliki mantan. Bahkan lebih banyak berakhir begitu saja dan berjodoh dengan yang lainnya. Seketika Bung malah merasa, kalau selama ini berpacaran hanya bertugas untuk menjaga jodoh orang lain, kan? Sehingga perjanjian untuk melangkah ke pelaminan seperti yang dikatakan di awal kepada pasangan hanyalah isapan jempol semata. Jadi buat apa Bung pacaran kalau hanya menghasilkan mantan?
Ujung-ujungnya Hasil Dari Pacaran Hanyalah Berpisah di Tengah Jalan
Memang tak bisa dipungkiri juga, kalau hasil dari berpacaran ada juga yang mangkat ke pelaminan. Meskipun lebih banyak yang kandas dan jadinya malah memiliki mantan. Toh apa faedahnya Bung memiliki banyak mantan? Lebih baik banyak teman daripada banyak mantan. Pasalnya, hubungan dengan mantan tak pernah baik-baik saja seutuhnya. Dari yang tadinya saling mengasihi jadi saling membenci, yang awalnya saling sapa kini jadi tak kenal dan berlagak bertanya, “itu siapa?”
Ada yang Pergi Dengan Mudahnya, Meskipun Kisah Mereka Sudah Terlampau Lama
Pacaran dengan durasi 3 sampai 6 tahun dilakukan. Lamanya pacaran dianggap sebagai masa perkenalan yang sepadan, sehingga saling mengenal dalam. Itu semua tak berlaku bagi semua orang. Bahkan ada juga yang sudah pacaran menghabiskan waktu 4 tahun kemudian putus, dan berlanjut ke pelaminan dengan orang yang baru dikenalnya beberapa bulan. Dan Bung pun merasa tersakiti karena si nona cepat mencari pengganti sedangkan Bung masih menanti-nanti.
Pacaran itu Awalnya Bahagia, Sampai Pada Akhirnya Kecewa
Masa-masa perkenalan dan pendekatan membuat Bung dan si nona saling menyelami dunianya masing-masing Jaga image, tebar pesona, dan curahkan rasa cinta, menjadikan masa pacaran di awal begitu membahagiakan. Bahkan tak menutup juga ada yakin kalau bisa terus bersama. Namun, namanya kendala pasti ada saja, yang berimbas kepada hubungan. Alhasil Bung yang pernah dijanjikan segala macam, berujung kecewa karena tidak ada yang tersisa.
Terdapat Luka yang Semula Dikira Pangkal Bahagia
Berani jatuh cinta, berani juga patah hati, menjadi sebuah jargon yang sering kali mampir dari kerabat yang bijak saat Bung sedang curhat masalah percintaan. Cinta yang dicurhatkan tiba-tiba padam, karena lagi-lagi mesti diingatkan kalau ending dari pacaran tidak pernah bahagia. Luka merupakan bahaya laten yang berkeliaran atas nama asmara. Jadi Bung jangan berharap besar dengan pacaran dapat memiliki orang yang dicintai
Kalau Hanya Untuk Menghasilkan Mantan Lebih Baik Tak Usah Berpacaran
Dibalik banyaknya orang yang bilang manfaat dari pacaran adalah proses untuk belajar dewasa, mengerti orang lain, dan belajar saling memiliki, hal-hal itu sebenarnya justru kurang relevan bagi hidup ini. Lantaran saat usia masih produktif seperti ini pembalajaran soal itu semua dapat dipelajari tanpa harus berpacaran kok.
Karena menghasilkan banyak mantan bukan tujuan berpacaran. Jadi alangkah baiknya Bung menyindiri saja, guna membahagiakan diri sendiri lewat cara Bung sendiri. Toh dengan Bung berstatus sendiri, tak berarti Bung tak memiliki orang yang menyayangi. Selama ada teman di sekeliling Bung, bersyukurlah karena mereka yang akan memberikan kebahagiaan sejati, bukan dari perempuan yang Bung pacari.
