Sebelum Bung jauh membaca artikel ini, apa yang Bung bayangkan bila mendengar kata “nona”? Apakah terbayang di benakmu bahwa nona adalah orang yang kuat? Atau justru sebaliknya? Kalau kami percaya, perempuan adalah orang yang kuat, Bung. Meskipun masih ada orang yang menganggap kalau nona itu lemah, butuh berlindung dibalik laki-laki untuk menghadapi semua masalahnya di depan mata. Tetapi itu tak membuat nona yang terkungkung akan statement tersebut membuatnya takut untuk berdiri.
Lantaran kami percaya nona adalah orang yang tangguh. Nona pun memiliki pandangan tersendiri terhadap beberapa hal yang dihadapinya. Termasuk dalam berhubungan. Ada beberapa pandangan perempuan tangguh dalam memandang hubungan sebagai sesuatu yang berbeda. Dia tak memandang hubungan sebagai ikatan yang saling melengkapi, melainkan ada hal lain yang jadi tujuannya. Kira-kira apa saja ya, Bung?
Nona Tahu Apa yang diinginkannya dari Sebuah Hubungan
Nona tak ingin menghabiskan waktunya untuk hubungan yang sia-sia. Ia telah belajar dari beberapa hubungan sebelumnya, toh usia yang telah dewasa membuatnya mulai berpikiran ke arah yang lebih serius. Nona pun tak akan berpikiran kalau hubungan yang sedang ia jalani adalah untuk menyelamatkan dirinya, seperti membebaskan dirinya dari kesepian. Tidak, karena nona yang tangguh tak akan berpikir seperti itu, Bung.
Nona pun Percaya dengan Hubungan yang Seimbang
Hubungan itu harus seimbang bagi nona, Bung. Bukan berarti posisi Bung sama seperti nona, seperti nona seorang karyawan dan Bung pun harus karyawan juga. Bukan seperti itu, namun tidak ada yang teristimewakan dalam hubungan ini. Baik Bung maupun nona sama-sama memiliki nilai yang setara. Tidak berat kepada satu pihak saja. Nona pun menginginkan ada hal yang ia dapat sekaligus diberikan saat berpacaran terutama dalam ruang lingkup diskusi soal kehidupan.
Mengendalikan Emosi Tanpa Rasa Basa-basi Tak Jadi Hal Sulit bagi Nona
Mengendalikan emosi bukanlah hal yang sulit, terutama bagi nona. Dia tahu kapan dirinya harus meluapkan rasa ketidaksukaanya secara tepat dari segi kondisi. Dia pun sangat senang apabila dikritik perihal perbuatannya yang dinilai kurang cukup baik, bahkan dirinya tak memberikan interupsi sekaligus protes kepada pasangan.
Hubungan Itu Ibarat Sebuah Tim, Dimana Bung dan Nona Memiliki Mimpi yang Sama
Tidak ada situasi siapa mengendalikan siapa. Seperti halnya jaman sekarang di mana banyak istilah si A “dikendalikan” oleh si B sehingga sulit untuk menentukan jalan hidupnya. Bahkan sampai ingin keluar bertemu teman pun harus menunggu jawaban dari nona.
Nona menginginkan sebuah hubungan sebagai sebuah tim. Dia menginginkan hubungan yang saling membangun untuk mendapatkan kehidupan lebih baik untuk masa depan. Nona enggan berpasangan dengan pasangan yang membuat hidupnya lambat. Baginya cinta bukan toleransi akan keadaan yang bisa disiasati, melainkan rasa saling berjuang untuk menjadi yang lebih baik.
Nona Juga Tidak Takut Akan Sebuah Konflik yang Pelik
Konflik pelik membuat perseteruan antara pasangan secara klasik. Mungkin sebagian Bung memikirkan kalau nona menghindari konflik untuk menghindari hal yang rumit. Namun, nona yang tangguh tidak berpikiran seperti itu, justru nona tidak takut akan sebuah konflik. Nona pun sangat suka untuk menyelesaikan kepelikan sebuah konflik secara cepat dan tepat. Karena berlarut-larut sebuah masalah bukanlah kondisi yang diinginkan oleh nona.
