Sebelum beroperasi, MRT digadang bakal jadi tranportasi massal yang paling efektif. Karena dapat menghemat waktu dan mampu menampung banyak penumpang dengan armada yang disiapkan. Setelah beroperasi, pengehematan waktu memang terbukti bung, wong dari Lebak Bulus ke Bundaran HI saja cuma 30 menit! efisiensi waktu memang jadi senjata dari MRT. Di sisi lain, kenyamanan pun tak terabaikan, karena transportasi berjenis kereta ini cukup nyaman bagi para penumpang.
Ketika dua hal tersebut jadi penawaran kepada masyarakat, apakah para pengendara motor dan mobil beralih? untuk menjawabnya, dilansir dari Tempo.co, Koordinator Park and Ride Stasiun MRT Lebak Bulus, Budi Harto, mengatakan kalau lebih dari 70 persen kendaraan terparkir! Dengan kata lain mulai banyak para pengendara motor dan mobil yang beralih naik MRT.
Apalagi jam operasional park and ride mengikuti jam operasi Ratangga mulai pukul 05.30 sampai 22.30 dengan tarif yang murah. Motor dikenakan tarif Rp 2 ribu per hari dan mobil Rp 5 ribu. Di hari pertama saja, pada pukul 09.00, sudah ada 50 mobil dan 200 motor lebih yang terparkir dicatat oleh Budi.
“Mulai kosong malam. Mayoritas yang parkir pekerja di kawasan Jakarta Pusat,” ujarnya.
Park and Ride sendiri seluas 8.000 meter yang mampu menampung 157 mobil dan 500 motor. Dengan pernyataan Budi tersebut, otomatis kendaraan yang terparkir sudah setengahnya memenuhi lahan Park and Ride, dengan kata lain MRT jadi moda tranportasi umum yang menarik hati masyarakat selain keefektifannya. Seperti Daksa Pradana, yang mulai menggunakan MRT ke tempat kerjanya, alasannya yang diungkapkan adalah kenyamanan.
“Tapi ongkos naik MRT lebih mahal. Kalau naik motor Rp 20 ribu bisa dua hari. Mahal sedikit tidak apa-apa yang penting lebih nyaman,” ungkapnya dilansir laman yang sama.
