Bung pasti tahu, keluarnya darah pada saat bercinta untuk yang pertama kali dijadikan sebagai simbol bahwa si nona masih belum terjamah atau sudah. Di dunia timur, terlebih lagi pada masyarakat kita. Sebagian besar orang percaya pada darah yang dijadikan patokan keperawanan. Jadi Bung tak perlu heran, jika suatu pernikahan yang harusnya bisa bahagia, dapat hancur begitu saja hanya karena sang perempuan tak mengeluarkan darah.
Padahal faktanya tak semua perempuan memiliki selaput darah yang sama, sebab meski tak mengeluarkan darah untuk hubungan seksual pertama, itu adalah sesuatu yang normal. Sebab dari beberapa penelitian, ada 63 persen perempuan yang tidak “berdarah” ketika mereka melakukan hubungan seksual untuk yang pertama kalinya.
Bung perlu tahu bahwa robeknya selaput darah tidak harus ditandai dengan perdarahan. Selaput dara atau dalam bahasa medis yang dikenal sebagai hymen, adalah membran tipis, yang sebenarnya secara biologis tidak berfungsi, namun mempunyai beban kultural dan psikologis yang sangat berat bagi para nona. Untuk itu Dokter Prima Progestian, ahli kandungan yang juga seksolog di Brawijaya Women and Children Hospital dan RS Muhammadiyah Taman Puring, mengatakan ada beberapa hal yang perlu kita pahami sebelum nanti berkata bahwa si nona sudah tidak perawan lagi.
Perempuan Lain Mungkin Berdarah, Tapi Bukan Berarti Pasangan Bung Juga Harus Serupa
Walau sudah jadi ritual sakral yang dipakai untuk menentukan tinggi atau tidaknya martabat seorang perempuan, bukan berarti kita bisa bertumpu pada kepercayaan ini. Perlu Bung tahu, jika meski bentuknya sama kondisi vagina setiap perempuan jelas berbeda.
Terdiri dari strusktur pembuluh darah pada bagian di vagina, konon perempuan memiliki selaput darah yang terlalu tebal atau bahkan terlalu tipis. Dengan kata lain, perawan atau tidaknya seorang perempuan tak selalu ditandai dengan keluarnya darah pada hubungan seksual yang pertama.
Karena sebagian perempuan lain bahkan tak memiliki selaput darah sejak lahir. Lalu apakah itu lantas akan menjadikannya tak perawan sejak dilahirkan? Jelas tidak Bung!
Lebih-lebih Lagi Perawan atau Tidaknya Tak Selalu Ditandai dengan Pendarahan Seperti yang Tadinya Kita Percaya
Dia yang tak mengeluarkan darah saat malam pertama karena mungkin memang tak memiliki selaput darah, lalu apakah kita bisa memberinya sebutan tak perawan? Tentu saja tidak. Sedangkan disisi lain, ada perempuan yang mungkin bisa dibilang beruntung, karena meski sudah melakukan hubungan seksual beberapa kali, masih saja mengeluarkan darah pada malam pertama. Lalu bisakah kita anggap jika ia adalah perawan yang sesungguhnya hanya karena mengeluarkan darah?
Apa yang tadinya kita percaya tentu tak salah, namun tak bisa dijadikan patokan untuk semua situasi yang ada.
Dan Pemicu Lain yang Bisa Jadi Sebabnya, Si Nona Sedang Stres dan Terlalu Tegang Saat Bercinta
Kesempatan ini jadi yang pertama, wajar jika si nona akan merasa belum siap menerima serangan yang akan Bung genjarkan. Alhasil karena terlalu merasa tegang, ada stres yang tiba-tiba mendera.
Bung harus tahu jika nyeri dan darah yang keluar pada bagian seputar vagina hanya akan muncul saat cairan lubrikasi yang kering dan tidak keluar. Dan perempuan yang tidak mengeluarkan cairan lubrikasi tersebut, bisa disebabkan karena stres dan tegang.
Sebab cairan lubrikasi pada si nona hanya akan keluar jika ia merasa terangsang, tapi jika ia sedang stres atau tegang, cairan vagina yaitu darah atau cairan bening tersebut tidak akan keluar. Nah demi mengakalinya, Bung mungkin jangan terburu-buru sehingga membuatnya takut dan stres lebih dulu.
Barangkali Di Masa Lalu Sang Nona Melakukan Aktivitas yang Tanpa Sengaja Merobek Selaput Darahnya
Coba ingat dulu, pasangan yang Bung punya mungkin jadi salah satu perempuan yang menyenangi olahrga ekstrim yang memang berbahaya. Entah itu hobi berkuda, memanjat tebing, hingga kegiatan lain yang membuatnya kehilangan selaput darah.
Sering tak disadari, dianggap tak akan menjadi sesuatu yang menimbulkan tanya si dia mungkin tak paham betul apa yang telah direnggut oleh olahraga tersebut, khususnya jika ada benturan dan gerakan yang terpenetrasi pada bagian area vagina. Hal ini dapat menyebabkan selaput dara akan robek dengan sendirinya.
Atau Bisa Jadi Karena Selaput Darah yang si Nona Punya Terlalu Tebal dan Kelewat Elastis
Seperti yang tadi sudah dijelaskan, setiap perempuan hadir dengan bentuk dan situasi vagina yang berbeda. Dia yang kini sedang tidur berdua dengan bBng mungkin jadi salah satu perempuan dengan selabut darah yang kelewat tebal. Sehingga meski ini adalah hubungan intim yang pertama, tak berarti ia akan mengeluarkan darah dengan mudah. Sebab selaput darahnya tidak memiliki kerapuhan, sehingga tidak mudah robek dan berdarah.
Sedangkan si nona yang lain, justru memiliki selaput darah yang elastis, yang konon tak akan pecah dan berdarah meski telah mendapatkan penetrasi pertama dari Bung di malam pertama. Ini dikarenakan selaput darah yang ia miliki tidak robek, karena justru berubah menjadi melar saking elastisnya.
Lagipula Keperawaan Bukanlah Tujuan dari Pernikahan, Jika Bung Berani Menyebutnya Tak Perawan Pastikan Pula Bung Pun Masih Perjaka
Jelas ini akan jadi sesuatu yang tak adil untuk si nona. Terlepas dari benar atau tidaknya alasan yang mungkin ia sampaikan, agaknya terdengar sangat tidak adil jika kita harus menyebutnya sudah tak perawan hanya karena tak berdarah.
Kita boleh merasa menang, karena bisa jadi hakim untuk menilai seberapa kuat ia menjaga martabatnya. Lalu bagaimana dengan kita yang ternyata juga sudah pernah bercinta sebelumnya?
Tanpa mengurangi rasa hormat pada Bung lain yang memang masih perjaka, menilai seorang perempuan perawan atau tidak adalah sebuah sikap yang munafik. Coba tanyakan lagi pada diri sendiri, apa yang sebenarnya menjadi alasan ketika Bung memutuskan untuk menikahinya.
Mitos tentang selaput darah memang tak semuanya sesuai dengan fakta, Bung tak perlu pusing hanya karena tak ada darah yang tertumpah di malam pertama.
