Tak dipungkiri kebiasaan laki-laki ternyata sangat akrab akan segudang penyakit. Seperti merokok dan mengonsumsi alkohol yang menjadi dua hal yang kerap erat untuk dilakukan. Dari dua kebiasaan yang sulit lepas dari kaum adam tersebut ternyata dapat memicu terjadi penyakit kanker mulut loh bung. Meskipun penyakit ini tidak begitu dikenal seperti penyakit kanker lainnya macam kanker payudara. Namun angka kematian disebabkan kanker mulut bisa mencapai 50% dengan angka bertahan hidup kurang dari tiga tahun.
Gaya hidup buruk cenderung membawa laki-laki menjadi lebih mudah mengonsumsi alkohol. Rokok, yang menjadi sepaket dengan alkohol semakin memicu timbulnya penyakit mengerikan ini karena ada kandungan Karsinogenik di dalam zat-zat alkohol dan rokok.
Ketua Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia, Drg Rahmi Amtha, MDS, Sp.PM, PhD menyatakan langsung dalam forum Cegah Kematian Akibat Kanker Rongga Mulut dengan Deteksi Dini Lesi Pra Kanker yang digelar di D’Lab Menteng pada Kamis, 13 Desember 2018 menyatakan kalau 40 persen kanker mulut diawali oleh lesi pra kanker yang ditandai dengan perubahan warna.
“Tanda-tanda awal kanker mulut dikenali dengn adanya perubahan warna, tekstur, luka yang tidak sembuh-sembuh lebih dari satu bulan. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita kanker rongga mulut karena tidak ada rasanya sakit dan tidak mengetahui tanda-tandanya,” ucap Drg, Rahmi Amtha.
Sedangkan Drg. Rahmi Amtha menjelaskan kalau rokok yang mengadung berbagai macam zat di setiap batangnya ternyata memiliki kadar berbahaya yang mampu membangkitkan sel kanker. Namun beliau menjelaskan kalau kadar yang berbahaya tersebut adalah tar bukan nikotin.
“Kita tahu kalau rokok itu mengandung Tar yang bersifat karsinogenik dan zat tersebut memicu terjadinya perubahan sel,” ujarnya.
Maka dari itu bung, menggalakkan hidup sehat dan meninggalkan kebiasan buruk sudah secara klise dipaparkan untuk menghindari bung terhindar dari macam penyakit. Lantas apakah seseorang yang berhenti merokok atau mengonsumsi alkohol akan terhindar dari kanker mulut? jawabannya tidak bung.
“Kalau seseorang yang berhenti, tentu dia akan terlepas dari paparan bahan-bahan Karsinogenik, seharusnya tidak berisiko terkena kanker mulut bung. Namun kanker mulut itu disebabkan oleh multifaktor. Ini sama saja dengan pernyataan bahwa saya merokok tidak terkena kanker mulut. Tetapi beberapa faktor-faktor lain bisa bermodulasi,” ujar Drg Rahmi.
Penyakit kanker mulut memang bisa disebabkan karena multi faktor, rokok dan alkohol hanya segelintir faktor penyebabnya. Sedangkan faktor lainya adalah Bahan penyedap, zat pewarna, radiasi pengion, iritasi kronik, pengawet makan dan virus. Sedangkan di sisi lain pengunaan rokok elektrik juga belum dikategorikan lebih sehat menurut Drg. Rahmi.
“Sementara ini seseorang menyatakan kalau rokok elektrik itu beda dengan rokok konvensional, padahal di dalamnya sama-sama mengandung nikotin cair. Kemudian waktu menghisap dengan mengunakan elektrik kadar nikotin dan tar yang terbakar atau terkandungnya itu lebih tinggi dari rokok konvensional. Jadi harus dikaji lagi,” ungkapnya lebih jelas lagi.
Kanker mulut adalah suatu penyakit yang berbahaya namun masih bisa dicegah dan disembuhkan. Untuk itu Ikatan Spesialis Mulut melakukan edukasi dan sosialisasi yang lebih banyak lagi. Salah satunya dengan gerakan SaMuRi (Periksa Mulut Sendiri).
“Melalui gerakan ini masyarakat akan diajarkan bagaimana melakukan pemeriksaan mulut secara mandiri dan juga menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik,” imbuhnya.
