Kiprah perjalanan pesepakbola memang tak bisa ditebak alurnya, terkadang ia akan menjadi seseorang yang mendapat sorotan hingga digadang-gadang bakal jadi calon bintang. Ekspetasi yang besar hadir kepada dirinya akhirnya mampu membuatnya mendapatkan tempat di klub-klub besar, bisa sukses dengan cara itu? bisa, namun tak menutup juga ada yang meredup setelahnya.
Meredupnya pemain akhirnya membuat mereka tak lagi menjadi hal yang besar. Terutama dari segi skill, label sebagai wonderkid pun bisa hilang alhasil ia hanya dikenang sebagai pemain bintang gagal atau si bintang yang tak bercahaya. Dulu kita mengenal ada pemain yang mendapat tempat itu semua seperti Marko Marin, Ryan Babel sampai Diego Ribas. Mereka bertiga pernah berjaya, tetapi hanya sesaat saja dan tidak lama.
Usia Tak Lagi Muda, Forlan Masih Luar Biasa Meskipun Bermain Di Kancah Asia
Sebenarnya pemain asal Uruguay ini memiliki impian untuk pensiun di Penarol bung, klub pertama yang ia jajaki saat menjadi pemain sepakbola. Nama Diego Forlan sebenarnya tidak bagus-bagus amat, dan juga tidak jelek. Ia selalu tampil di bawah bayang-bayang namun menjanjikan.
Tak bersinar di Manchester United, ia pindah ke Villareal dan Atletico Madrid, lewat dua klub asal Spanyol Forlan seperti menemukan kembali nafasnya saat bermain bola. Namun kepindahannya ke Inter Milan membuatnya seperti hilang di makan Zaman.
Alhasil ia berkelana ke liga-liga di Asia. Sekarang Forlan bermain bersama Kitchee, klub asal Hongkong di usianya yang akan memasuki kepala empat.
Setelah Tampil Ganas di Barcelona, Kini Penampilannya Kian Kandas
Dulu ia terkenal menjadi trio ganas di Barcelona sebelum munculnya era Messi seperti sekarang. Tubuhnya pun tak besar dan kecepatannya sangat mengerikan lawan. Tampil trio dengan co-patriot macam Ronaldinho dan Samuel Eto’o, nama Ludovic Giuly sangat harum, apalagi di musim 2005/06 ia membawa Barelona juara La Liga sekaligus Liga Champions.
Di puncak performana ia pun sempat mengalami turunnya performa. Sehingga ia pindah untuk mendapatkan kembali kematangannya di AS Roma, Paris Saint-Germain, AS Monaco hingga Lorient, tapi tetap saja nama Giuly tak lagi wangi seperti di Barcelona sebelum era Lionel Messi.
Dari Setan Merah ke Persebaya, Sampai Kasta Kelima Liga di Eropa
Perjalanan karir Eric Djemba-Djemba memang terbilang absurd, transisi dari klub besar ke medioker sampai antah berantah sangat jelas apabila dilihat dari rekam jejaknya. Kehidupannya yang glamor saat membela Manchester United harus ditinggal saat ia pindah ke Aston Villa.
Kemudian mencoba peruntungan di beberapa klub negara lain seperti Qatar, Denmark, Israel, Serbia, Skotlandia, India, Indonesia, sampai ke kasta kelima di Swiss dengan bermain di FC Vallorbe-Ballaigues sejak tahun 2016. Padahal ia merupakan salah satu pemain yang berkontribusi banyak bagi Kamerun saat menjuarai Piala Afrika tahun 2002.
Dari London ke Asia, Malouda Tak Lagi Bertaji Seperti Dulu Kala
Masa keemasan Florent Malouda saat dirinya menjadi winger di Chelsea, ia ditakuti dan menjadi ancaman bagi barisan lini belakang. Konsistensi dan performanya yang matang membuatnya menjuarai gelaran Premier League, Piala FA sampai Liga Champions.
Malouda pun termakan usia, alhasil ia tak lagi mampu menyaingi para talenta muda di liga-liga Eropa dan hijrah ke klub Mesir, Wadi Degla dan Klub India di DelFC Differdange 03 hi Dynamos. Setelah merasakan panasnya Liga Super India, Malouda kembali ke Eropa dengan bermain di FC Differdange 03 di Belanda.
Namun usia yang sudah memasuki 38 tahun membuatnya bertahan hanya 5 bulan, sebelum akhirnya memutuskan pensiun dari persepakbolaan.
Berkiprah di Amerika, Namun di Kasta Keduanya, Apakah Ia Harus Pensiun?
Joe Cole mengatakan kalau ia memiliki hobi memancing. Joe Cole pun kurang mendapatkan angin segar ketika bermain sepakbola terutama di laga debutnya bersama Liverpool yang hanya bertahan 45 menit karena diganjar kartu merah.
Masa suramnya memang bersama Liverpool dengan dipinjamkan ke beberapa klub medioker seperti Lille, West Ham klub pertamanya, Aston Villa dan Conventry City.
Padahal banyak hal simpang siur terkait dirinya yang bakal gantung sepatu, sekarang ia pergi ke Amerika untuk melanjutkan karirnya namun tidak seperti kebanyakan pemain yang pindah ke klub MLS, justru Joe Cole pindah ke klub NASL atau Divisi Dua AS di Tampa Bay Rowdies.
