Lebih Tahu

Merambah Industri Film Dewasa, Bermula dari Jeruji Penjara

Beralih pekerjaan atau profesi biasanya bermula dari sebuah tekanan yang tak bisa dibendung. Seperti yang dialami seorang perempuan asal Australia, Isabelle Deltore, yang rela menggadaikan pekerjaanya sebagai sipir penjara untuk bertransformasi sebagai bintang film dewasa. Ketimpangan akan dua sisi itu, membuat Bung keheranan, bukan?

Dari segi karir, jalan yang diambil Deltore bukanlah suatu blunder besar. Melainkan, ia berhasil merubah hidupnya menjadi seperti yang dinginkannya.

Kesuksesan itu terlihat dari torehan yang dicapai, dengan memenangkan dua kali gelar Miss Bugil (dibaca : telanjang) Dunia di tahun 2015 dan 2018, yang didapatkannya setelah ia bekerja sebagai penari telanjang di bar bernama Spearmint Rhino, kemudian ia menjajaki karir sebagai bintang film dewasa.

Kerap Dijadikan “Obyek” di Tempat Kerja Membuatnya Menyerah Jadi Sipir Penjara

Berada di penjara tekeras di Australia, membuat Deltore kerap mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan. Terutama dari narapidana, lantaran ia kerap dijadikan ‘obyek’ di tempatnya bekerja. Perlakuan tersebut membuatnya muak sehingga Deltore menyerah dengan apa yang dilakukannya.

“Aku gila, sebagai seorang sipir, di penjara remaja dan kemudian di penjara dengan penjagaan maksimum selama lima tahun. Aku juga menjadi tentara cadangan,” cerita Isabelle Deltore kepada News.com.au.

Diam-diam Menjadi Penari Telanjang Demi Mendapatkan Uang Tambahan

Pilihan karir yang dipilih Deltore tentu saja membuat dirinya mempertanyakan karir keputusannya kini. Namun, alasan kuat yang menjadikannya berpindah karena dirinya kerap dijadikan ‘obyek’ dan mendapatkan beberapa kekerasan.

Dalam suatu waktu ia pun memutuskan untuk mendapatkan uang tambahan dengan diam-diam menjadi penari telanjang. Ironisnya, gaji rutin yang diterima selama dua minggu di penjara ternyata sama dengan yang didapatnya sebagai penari telanjang dalam satu malam. Itu sebabnya ia tak ragu untuk keluar dari pekerjaanya sebagai sipir penjara.

Keterampilan Sebagai Sipir Berimbas Terhadap Karir Barunya yang Ditekuninya

Pernah bekerja sebagai sipir penjara ternyata memberikan keuntungan tersendiri bagi dirinya. Keterampilan yang didapatkan seperti ketegasan dan kemampuan mengontrol ternyata berguna untuk perjalanan karir barunya. Membuatnya menjadi salah bintang yang sangat diperhitungkan. Terbukti dari dua keberhasilannya meraih gelar Miss Bugil Dunia.

Perjuangannya Bukan Hanya Bermodalkan Keberanian untuk Telanjang

Kalau Bung pikir Deltore mendapatkan Miss Bugil Dunia lantaran kemolekan tubuhnya dan keberaniannya tampil tanpa sehelai kain, Bung telah salah besar. Perempuan ini mengaku sebagai seseorang yang sangat terinci, yang menempatkan segalanya hingga mencapai tujuannya. Seperti halnya kala ia rela latihan selama 30 jam per minggu demi memenangkan Miss Bugil Dunia. Latihan mulai dari kelas dansa, koreografi, sampai pembuatan kostum dilakoninya tanpa ada rasa lelah.

“Saat aku ingin memenangkan Miss Bugil Dunia, ia berusaha selama dua bulan. Ia mempelajari berputar di udara dengan pelatih dari sirkus Cirque du Soleil,” kata Isabelle.

Mantan Rekan Kerjanya Tak Kecewa Dengan Pilihannya

Perubahan drastis dalam karir yang dilakukannya, membuat Deltore lebih banyak di kenal orang. Menjalani 5 tahun dalam industri dewasa, membuat namanya semakin terangkat. Tidak hanya sebagai penari telanjang, ia juga merupakan model erotis dan bintang film di salah satu website dewasa. Sampai suatu ketika, mantan rekan manjernya-nya, mengunjungi Deltore, ia pun mengungkapkan perasaannya yang merasa senang melihat Deltore telah berhasil menemukan karir yang membuatnya gembira.

 

Hal inilah yang dialami oleh Isabelle Deltore dari Melbourne, Australia.

‘Gerah’ sebagai sipir penjara, Isabelle beralih profesi menjadi bintang film porno.

Bahkan belum lama ini, wanita berparas cantik itu merebut gelar Miss Bugil Dunia 2018.

Gelar tersebut pernah dimenangkan pula olehnya pada 2015.

Ajang Miss Bugil Dunia didapatnya setelah ia bekerja sebagai penari telanjang, kemudian bekerja sebagai bintang film porno.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Baik

Karena Jadi Hartawan Lebih Manjur Gaet Nona Dibanding Cuma Modal Rayuan

Sudah bukan lagi zamannya kaum hawa “Termakan” gombal rayuan, kini perempuan lebih sadar bahwa cinta itu sesungguhnya butuh modal bukan hanya gombal. Bukan mengkalsifikasikan bahwa perempuan mata duitan, melainka tamparan bagi laki-laki yang kerap merasa semua bisa didapat hanya modal bujuk halus bersangkar rayu. Kini laki-laki harus jadi sosok yang berarti dengan memiliki harta yang banyak dan itu cara yang tepat untuk mendapatkan hati si Nona.

Berbicara soal cinta memang terlalu absurd kalau tak ada upaya untuk hidup se-rumah dan membangun keluarga. Tapi membangun keluarga juga konyol kalau tak memiliki modal dan biaya. Apa cuma itu? tidak bung, kalau cinta harus memiliki rasa tanggung jawab, kesiapan untuk memiliki pasangan, mantap untuk menetap dan iklhas menerika keadaan. Kalau sudah memiliki itu semua barulah layak disebut cinta.

Kalau Saling Cinta dan Bung Ingin Bahagiakan Si Nona, Menikah Jadi Jawabannya

Eitss, kamu di situ tidak bilang secara penuh kalau menikah jadi pangkal kebahagiaan dalam berpasangan. Kami juga paham bahwasanya kerikil dalam rumah tangga lebih tajam, dibanding masa-masa berpacaran. Tapi kalau bung ingin bahagiakan si nona, bukan dengan kata-kata manis diselingi pujian dan membuat si Nona nggak kesepian. Namun jadikan ia pasangan yang diajak membangun dalam ruamh tangga. Sebelum ada di tahap itu, bung harus siapkan segalanya dengan penuh pemikiran matang.

Jangan Terlalu Banyak Gombal, Karena Kata-Kata Manis Tak Layak Dijual

Kosa kata dalam merayu tidak perlu diperbanyak karena tidak ada guna. Menjual rayuan kepada si nona adalah hal sia-sia. Bahkan baginya, bung tidak ada bedanya dengan pedagang asongan atau tukang kayu pinggir jalan yang biasa merayu demi dagangan laku. Jadi kalau benar-benar serius dengan pasangan jangan mengumbar cinta, karena cinta tidak mudah seperti saat diucapkan.

Tumbuh Sebagai Sosok Tegas, Siap Menikahi atau Menyudahi

Dalam menghadapi pasangan bung hanya dihadapkan dua pilihan, antara siap menikahi atau belum siap maka sudahi (dengan kondisi nona sudah siap dipinang). Konon si nona adalah sosok yang baik dan mengerti akan keputusan bijak yang dipilih oleh pasangannya. Rasa sedih pasti ada apabila disudahi, tapi nona sudah dewasa, rasa sedih itu akan terobati kala ia mengetahui bahwa memaksakan seseorang untuk menikah adalah hal yang menyulitkan bagi kedua sisi.

Berada di Posisi Siap dan Tidak Siap, Adalah Posisi yang Tak Bertanggung Jawab

Bung tahukah kalian kenapa si nona kerap kesal dengan laki-laki jaman sekarang? salah satu dari sekian jawaban adalah karena laki-laki sangat plin-plan dan tidak ada rasa tanggung jawab. Tanggung jawabnya berada di ambang antara siap dan tidak. Ia tidak tahu akan menghargai perasaan orang lain saat berada di posisi penuh tanya seperti si Nona. Pertanyaan “ini dia serius nggak ya?”, “Dia mainin aku ya?” , sudah ratusan kali melintas di kepala tanpa ada jawaban pasti.

Klise, Kata “Aku Padamu” Akan Kalah Dengan “Aku Melamarmu”

Ini merupakan istilah yang kerap jadi meme di sosial media. Intinya, yang basa-basi dan hanya modal janji bakal kalah dengan yang pasti. Sejujurnya geli sih, tapi itu benar terjadi. Alasan yang cuma menawarkan janji karena belum siap mulai dari mental dan finansial. Maka dari itu perbanyak skill pertinggi karir (meskipun kami tahu itu tak gampang kok bung). Bukan dengan asah skill gombal sana-sini.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Baik

Tinder Ditolak, Instagram Bertindak

Saat memanutuskan bermain Tinder untuk mencari jodoh, sesungguhnya tidak memperbesar peluang seseorang dari sendirian jadi berduaan loh. Peluang untuk mendapat pasangan tetap tergantung dengan ketampanan, modal dan seberapa besar dewi fortuna memihak kalian. Tinder, hanyalah sebuah wadah untuk orang yang merasa kemungkinan kecil untuk berkenalan secara langsung karena beragam faktor. Saat ada Tinder, kalian hanya tinggal berharap dia bermain Tinder juga agar dapat berekenalan.

Di tahun 2015, angin segar untuk para pemain Tinder , membuat mereka tidak lagi lelah mencari kepribadian seperti apa orang tersebut karena fitur baru menggabungkan akun Instagram ke dalam Tinder. Hal ini memudahkan bagi seseorang untuk meyakini bahwa akun ini real tidak “bodong”. Jadi usaha dalam swipe ke kanan tak sia-sia. Meskipun ujung-ujungnya  ditolak karena tidak begitu menarik.

Lucunya, penolakan yang terjadi di Tinder dianggap kesalah pahaman oleh beberapa pengguna Tinder, dengan percaya diri, ia pindah ke Instagram, mencari akunnya dan mengirim DM dengan konteks menggoda. Hal ini disebut dengan istilah “Tindstagramming”.

Ditolak Itu Berkaitan Harga Diri dan Menyerempet Tantangan Diri

Harga diri memang hal tinggi bagi laki-laki sampai nggak liat realita secara pasti! inilah yang terjadi di Tinder, kala pengguna di swipe kiri, ia merasa adalah suatu penghinaan sekaligus menantang untuk mendapatkan si Nona (yang menolak atau mengacuhkan). Alhasil Tinder ditolak, Instagram bertindak, dengan segenap kekuata menelusuri di Instagram, kemudian mengutaikan kata-kata mesra menjadi senjata yang dilakukan olehnya. Hal semacam ini sangat akrab dengan ego, karena ia merasa sosok yang tidak layak ditolak.

Jadi Laki-laki Sadar Diri! Aplikasi Kencan Adalah Jawaban Ketertarikan

Awalnya saya menghubungkan Instagram ke Tinder agar orang bisa langsung mendapat gambaran saya seperti apa, dan saya tidak harus menulis esai di profile. Ini semacam cara untuk mengatakan: ‘Ini lho, kehidupan saya kayak begini,” ujar salah satu perempuan yang bermain Tinder bernama Lizzie dilansir Vice.

Memahami posisi perempuan seperti Lizzie sebenarnya mudah, ngomong-ngomong ia sering menemukan DM yang isinya “Hi, aku nemuin kamu lewat Tinder, apa kabar? Nongkrong yuk?”, risih nggak sih? nah balik lagi bung, kenapa kami bilang mudah untuk memahami perempuan seperti Lizzie.  Karena sejatinya yang ia lakukan hanya menambah informasi ketika ia membangun obrolan dengan seseorang di Tinder yang ia mau. Alhasil obrolan pun terbangun dengan mudah tanpa perlu basa-basi bertanya. Tapi justru ada saja laki-laki kerasa kepala yang menganggap Lizzie hanya sok jual mahal di Tinder dan bisa didekati lewat Instagram. Apakah sebodoh itu kalian?

Lagian Bung, Kalau di Tinder Saja Tidak Match Kenapa PD Kirim Pesan di Instagram? Situ Pangeran?

Lizzie bukan perempuan satu-satunya yang mengalami hal semacam ini, dibelahan negara lain ada pula yang mengalami bahkan sama persis sepertinya, ia adalah Josie yang berdomisili di London. Baginya hal itu menyebalkan, di mana sebagai pengguna ia harus menyesuaikan keinginan para laki-laki dan tidak bisa menggunakan aplikasi kencan sesuai keinginannya. Bahkan laki-laki yang nggak tau diri itu banyak yang keras kepala dan suka melanggar aturan main. Lah aturan main seperti apa? simple bung, buat apa fitur swipe kanan atau kiri segala, kalau ujung-ujungnya bisa ngobrol juga! alias Tinder ga bisa lewat, masih ada Instagram yang terbuka

Ini nyebelin banget. Saya selalu berusaha bersikap jelas ke orang dan tidak basa-basi, tapi kalau hal seperti ini terus terjadi berartimereka gak pernah dengerin,” ujarnya.

Tenang, Ini Bukan Masalah Tinder Tapi Laki-laki yang Percaya Diri Tingkat Tinggi

Yap, ini bukan masalah Tinder, tapi masalah laki-laki. Kalau dari beberapa kasus di atas memang terlihat laki-laki ada sisi positifnya dengan memiliki percaya diri yang tinggi. Selain itu, kami yakin ia menganggap kalau ia berasumsi para perempuan tersebut jarang aktif di Tinder jadi tidak dibalas. Apalagi ada beberapa kasus yang ditemukan, ada laki-laki yang bersifat melecehkan dengan mengirim foto organ vital! gila, kan?

Lagi pula dari sekian banyak perempuan di Tinder yang seliweran, kalau ia tidak merespon anggap saja ia tidak tertarik. Jangan memaksakan apa yang tidak didapatkan, toh kalau kalian dapat kami rasa hubungan akan cepat bosan karena itu semua dikejar dengan rasa penasaran. Penasaran terlampiaskan, rasa cinta pun akan padam.

Tindstagramming dan Polemik Stalking yang Tidak Disukai

Tindstagramming isitilah keren ini paling banyak dilakukan oleh laki-laki. Para kaum hawa saja untuk follow akun Instagram atau mengajak ngobrol lawan jenis lewat platform lain selalu minta izin. Bahkan bagi Lizzie, ini adalah polemik laki-laki yang tak bisa dipungkiri.

Ini emang masalah gender lelaki. Perempuan tidak pernah ngotot stalking gitu. Apa emang lelaki tidak bisa menghargai batas pribadi perempuan tidak peduli apapun platformnya? Mereka selalu ingin dilihat atau didengar,” ungkapnya.

Pada intinya kalau bung ingin dipandang lebih harus perbaiki kelakuan semacam ini (apabila seperti ini) sekaligus stop menghabisi waktu dan emosi perempuan. Lagi pula secara umum orang tidak suka di-stalking. Apalagi kalau mereka secara terbuka sudah menunjukkan rasa tidak tertarik. Kalau ngotot menghubungi mereka, berarti kalian sudah melakukan pelecehan.

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Undangan Bukber Makin Sedikit? Tanda Kalau Usia Senja Pertemanan Tak Lagi Erat Seperti Tongkrongan SMA

Masa muda seperti SMA dan kuliah saat bulan puasa, pasti akan ada banyak undangan buka bersama. Kalau boleh dirunut dimulai dari teman SD, SMP, SMA , Geng SMA, Geng Bimbel bahkan sampai kelas masing-masing pun kalau boleh mengajak, pasti akan mengajak buat buka bersama.

Heboh banget kan? Bisa dibilang saat dulu banyaknya ajakan yang masuk lewat notifikasi handphone pasti terheran-heran, karena bukber bertajuk reuni tak kunjung habis. Mengeluh pun bukan karena merasa tak ada waktu, tapi tak ada uang karena setiap minggu bisa ada dua kali ajakan! Haha  Namun setelah 7 atau 10 tahun berselang apa yang bung rasakan sekarang?

Seketika undangan bukber mulai menghilang, yang tadinya bisa seminggu sekali sekarang malah tak ada sama sekali bahkan sampai menjelang lebaran sekalipun.  Ini normal apalagi bagi bung yang sudah menginjak usia 25 ke atas atau 30-an.

Fenomena makin tua, teman makin sedikit itu nyata. Maka dari itu orang tua pernah berkata, “jaga hubungan erat dengan saudaramu, karena kalau kamu kesusahan temanmu tak ada yang membantu”. Hmm, kalau dipikir-pikir nggak sepenuhnya benar juga sih, namun mungkin maksud orang tua dulu adalah karena tali pertemanan tak seerat persaudaraan maka harus dijaga sedemikian eratnya.

Fenomena Makin Tua Makin Sedikit Teman Adalah Nyata

Mau tidak mau, keseruan kalian sudah dibilang usai dan tidak dapat diulang kecuali untuk dikenang. Setidaknya hal itu lah yang membuat masa-masa muda bung penuh warna. Kini teman-teman bung pasti sudah memiliki kesibukan bukan hanya berkutat di kerjaan, tapi juga keluarga. Mengurus anak, istri sampai tak terfikirkan untuk sejenak kembali karena waktu juga kian sempit, kan? boro-boro ketemu teman, ketemu istri dan anak masih bangun saat pulang kerja saja sudah syukur.

Jadi jangan heran kenapa pertemanan kalian mulai berkurang, paling yang sekarang masih intens bertemu ada sekitar tiga sampai lima orang. Bisa dibilang ini seleksi alam, tapi tak pantas juga menjustifikasi kalau mereka lupa dengan kalian, karena kenyataan mereka masih ingat dan ingin bertemu, namun prioritas keluarga dan kerja jadi hal nomor satu yang tak dapat diganggu.

Usia Di Bawah 25 Adalah Hal Paling Tepat Menjalin Pertemanan Seluas-luasnya

Berbeda dengan usia 26 sampai seterusnya, usia 25 dianggap periode semarak. Lingkaran sosial bisa dibilang berada di titik terbaik. Bung bisa jalan-jalan, nongkrong bahkan sekedar mengobrol banyak orang bisa dilakukan.

Alasannya waktu sangatlah fleksibel di saat itu. Kesibukan bung paling hanyalah kuliah dan sedang menyusun skripsi, kan? atau yang kuliahnya cepat, bisa jadi usia tersebut sudah bekerja namun belum memiliki tanggungan apa-apa.

Perihal nikah dan semacamnya, masih hanya sebuah topik dari satu tongkrongan ke tongkrongan lain. Jadi jangan kaget saat usia selepas 25 kok nuansa pertemanan agak berbeda. Satu hal yang bisa bung lakukan hanya menyesuaikan.

Selepas Usia 25 Teman yang Bung Kenal Mulai Tak Lagi Intens Keberadaanya

Dilansir dari Tirto, usia selepas 25 adalah usia di mana lingkaran pertemanan mulai menyusut. Waktu jadi sebuah hal yang berharga, dan tak lagi fleksibel dan spesial seperti dulu. Kendalanya bukan hanya memiliki keluarga, mereka yang belum menikah pun bisa aja mempermasalahkan waktu karena masalah kerja.

Waktu seolah jadi bagian yang berharga, mulai memikirkan kondisi dibanding relasi, “Daripada nongkrong, mending tidur deh, badan lagi capek banget”. Alhasil pertemanan pun makin lama bakal terkikis, mereka mulai mengeluh akan pertemuan karena merasa sabtu minggu tidak cukup untuk beristirahat.

Belum lagi mereka yang bekerja di start-up atau media yang masih berkutat pekerjaan di akhir pekan dan jangan tanya soal lemburan. Di sisi lain pertemanan sudah tak lagi fleksibel seperti dulu, mau bertemu pun ada rasa ragu karena takut canggung atau tak “enak” seperti dulu. Kalau bung masih menyanggah, coba saja hitung berapa jumlah teman bung sekarang dibanding dulu?

Namun Bung Bisa Berbahagia, Karena Perempuan Lebih Cepat Kehilangan Teman Dibanding Laki-laki

Di satu sisi kita sebagai laki-laki bisa berbahagia sedikit karena usia pertemanan kita dibilang masih leih panjang dibanding si Nona. Lewat seuah makalah yang bertajuk “Sex Differences inSocial Focus Across the Life Cycle in Humans”, peneliti dari Univesitas Aalto Finlandia di Universitas Oxford Inggris mengumpulkan datar dari 3 juta pemilik gawai dan mengidentifikasi dalam pola komunikasi yang terekam.

Dan salah satu hasilnya adalah perempuan kehilangan teman leih cepat dibanding laki-laki. Selain itu rata-rata perempuan berusia 25 tahun menghubungi sekitar 17,5 orang per bulan sedangkan laki-laki 19 orang per bulan. Tapi hal ini kemudian berbalik saat memasuki fase usia 30-an lho.

Karena di usia tersebut laki-laki jadi kelompok yang kehilangan teman secara drastis. Pada usia 39, rata-rata mereka hanya menghubungi 12 orang, sementara perempuan masih berkomunikasi dengan 15 orang setiap bulan.

Pertemanan Di Usia Dewasa Juga Berbeda Saat Bung Masih Muda

Usia dewasa memang membawa seseorang untuk berbeda dalam berbagai hal, termasuk pertemanan. Semakin bertambah umur, maka seseorang cenderung memilih teman berdasarkan tingkat ‘Manfaat’. Orang-orang yang dianggap tidak menguntungkan akal tereliminasi dari lingkar pertemanan.

Bisa jadi bung berada di posisi yang mengeliminasi atau tereliminasi tanpa disadari. Yang jelas saat menemukan sosok teman yang tepat maka yang lain pun bakal dihairaukan.

Begitu Anda menemukan orang yang tepat, Anda tidak akan tertarik pada yang lain,” kata Robin Dunbar, profesor psikologi evolusi dari Universitas Oxford seperti ditulis oleh CNN.

Setelah menghitung jumlah kawan saat masih muda dan sekarang, berapa banyak yang bertahan?

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top