Menjadi lelaki sejati tak melulu soal janji, seberapa besar ia dapat menepatinya tak perlu dijadikan parameter kesejatian lelaki. Sejati memiliki arti murni dan tulen. Ketika berbicara soal sejatinya laki-laki, berarti menyinggung soal ketulenan dan juga merujuk kepada sifat.
Mungkin boleh saja kalimat laki-laki harus menepati janji dipakai sesama kaum adam untuk membuktikan seberapa kuat ia dapat memegang janji. Namun, Bung juga harus paham jika yang namanya lelaki sejati juga berbicara soal sifat yang berada di dalam diri.
Seberapa besar Bung dapat menata diri menjadi pria seutuhnya dan sebenarnya adalah kunci menjadi laki-laki sejati. Bung, ketahuilah bahwa sikap laki-laki sejati itu lebih luas dan tidak kompleks selama Bung dapat mengembangkannya di dalam diri.
Putus Asa Bukanlah Pilihan, Tetapi Hanya Sebuah Opsi Yang Ditawarkan Dan Menjadi Pelarian Atas Kegagalan
Di jaman serba cepat ini, dengan segala tekanan dan tuntutan terkadang membuat rasa putus asa selalu membayangi diri. Kegagalan yang dialami, mengakibatkan mood dalam diri tak bisa bangkit. Sehingga butuh waktu menyendiri untuk sekedar berkontemplasi.
Namun putus asa tidak dapat dibenarkan, meskipun itu menjadi salah satu pilihan. Sebagai laki-laki sejati, buanglah semua rasa sakit hati karena urung meraih mimpi, jangan pula putus asa apabila gagal. Teruslah bangkit dan kejar semua impian. Jangan sampai berputus asa menjadi pilihan utama dalam hidup, karena itu hanyalah sebuah kebodohan.
Tumbuh Menjadi Dewasa Memang Tidak Menyenangkan, Tapi Itu Sudah Menjadi Kewajiban
Tengoklah keadaan sekitar, di mana semua hal yang Bung kenal tiba-tiba telah berubah. Seperti rumah, kondisi jalan sampai kawan. Ya, Bung sudah menua dan menjadi dewasa karena seketika lingkungan sudah berubah tanpa disadari. Janganlah Bung menjadi pribadi yang tidak mawas diri dan tak bisa dewasa. Dewasa memang membosankan karena penuh tanggung jawab bukan hiburan. Namun untuk menjadi laki-laki sejati, Bung tentu tak bisa berkelit dari hal ini.
Sebagai lelaki yang seutuhnya, Bung akan menjadi kepala keluarga. Membesarkan anak-anak, menjadi tumpuan dalam kehidupan. Dan tak mungkin kalau Bung hanya bersikap santai bak di pantas. Karena dewasa terkadang tak kenal umur, meski secara usia memang terlihat dewasa.
Keluarga Adalah Salah Satu Hal Kenapa Bung Dapat Hidup Hingga Hari Ini
Bung pun paham bahwa yang membesarkan Bung adalah lingkungan keluarga yang memberikan sandang, pangan, papan, dan edukasi. Bung jelas tak bisa memiliki sikap acuh dengan tidak memperhatikan hal itu, terlebih Bung bukan anak kecil lagi.
Tingkatkanlah rasa kepedulian kepada keluarga, bahkan banyak sumber yang menyebutkan bahwa mafia-mafia di luar sana mencintai keluarganya sehingga identitasnya disembunyikan. Meski begitu, Bung tentu tak harus menjadi mafia, tetapi hal positif tersebut harus dijalani sebagai tanda terima kasih karena telah tumbuh sebagai lelaki yang tak lupa diri.
Menjadi Palang Pintu Ekonomi Untuk Keluarga, Meskipun Raga Tak Lagi Kuasa
Tak ada yang menyebutkan bahwa menjadi tumpuan keluarga adalah hal yang menyenangkan Bung. Karena demi menghidupi orang yang dikasihi, harus merelakan waktu untuk bekerja demi lancarnya roda ekonomi.
Rasa sakit yang dialami dan tingkat stres tak tertandingi pasti akan terobati melihat senyum dan tawa keluarga yang dikasihi. Bahkan rasa lelah dalam diri dapat dibagi dengan bercerita kepada seorang istri atau pun orangtua di rumah yang selalu menanti.
Komitmen Kepada Diri Sendiri Lebih Sulit Dijalani Daripada Sebuah Janji Yang Dibeberkan Setiap Hari
Komitmen memang tak mudah dijalani, tak hanya berbicara soal janji kepada orang lain, tapi juga pada diri sendiri. Janji selalu ada untuk keluarga, selalu bisa menafkahi entah apa pun pekerjaanya. Tetapi janji dengan diri sendiri tidaklah semudah memberikan janji kepada orang lain, karena ini merupakan tanggung jawab yang sulit dijalani.
Apabila Bung tak menjalani juga tidak ada yang merugi. Tak ada yang terbebani. Tetapi Bung harus mengetahui bahwa komitmen dengan diri sendiri adalah salah satu sifat lelaki sejati. Karena kembali lagi, lelaki sejati tidak hanya soal menepati janji. Tapi bagaimana Bung bisa menjalani, bahkan meski peluh belum kembali kering.
