Sudah menjadi rahasia umum kalau menikah butuh biaya yang tak sedikit kan Bung? Banyak yang mematok kapan mereka harus menikah dengan memperhitungkan pengeluaran dan waktu untuk mengumpulkan biaya tersebut. Sebelum lebih jauh membicarakan kehidupan setelah pernikahan. Menjelang pernikahan pun masih banyak yang kebingungan dan kelimpungan mencari cara untuk bisa menabung sambil diselimuti kebutuhan dan keinginan. Terlebih lagi jika bekerja sebagai karyawan yang gajinya sebatas lewat di jemari.
Bagi laki-laki, mungkin Bung juga melihat mahar pernikahan menjelma bak momok seram yang menghalangi untuk melangkah. Takut tak dihargai dalam arti tidak disetujui, adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi sebelum janur kuning berdiri. Tapi menikah cepat meski gaji 3 juta bukan lagi sebuah mimpi, apabila Bung bisa melakukan beberapa tips ini.
Dalam Pernikahan Harus Sama-sama Berjuang, Bung Ajak Calon Pasangan Untuk Segera Membuat Tabungan
Membuat tabungan pernikahan sebenarnya klasik dan juga klise. Banyak yang membuat dengan gembar-gembor janji tapi sulit untuk menjalani. Karena menabung bukan soal janji tapi cara me-manage diri dan juga komitmen rutin yang mau tidak mau harus dijalani Bung. Jadikanlah menabung ini menjadi sebuah kewajiban tanpa rasa toleransi.
Cara ini memang jitu asal dijalani dari hati. Ajaklah si nona untuk membuat tabungan pernikahan. Supaya Bung tak terasa terbebani seolah-olah berjuang sendiri. Taruhlah tabungan tersebut di rumah dan jangan disentuh sama sekali agar tidak terkuras untuk belanja. Lebih bagusnya lagi kalau Bung memasukannya ke dalam deposito pada jangka waktu tertentu.
Bung Harus Bisa Menyisihkan Sebagian Uang Pemasukan Tanpa Peduli Seberapa Besar Kebutuhan Dan Keinginan
Menyisihkan sebagian gaji satu dari sekian langkah tepat yang dapat dilakukan. Pemasukan cuma 3 jutaan dapat menikah bukan isapan jempol belaka. Dalam waktu 3-4 tahun saja sudah dapat mengumpulkan banyak uang tanpa harus mengorek-ngorek uang kebutuhan. Bung harus mengajak pasangan untuk melakukan cara ini. Supaya Bung dan si nona saling termotivasi !
Dengan menyisihkan 15 sampai 30% dari gaji Bung dan calon pasangan. Dalam waktu dua tahun Bung bisa mendapatkan uang pada kisaran 43 juta. Jadi kalau Bung melakukannya dalam waktu 3 sampai 4 tahun rasanya sangat memungkinkan untuk menikah di gedung. Tak perlu repot-repot melakukan resepsi di rumah yang menyibukkan keluarga. Gimana Bung?
Urusan Perut Di Kantor Bisa Bung Kondisikan Dan Soal Kencan Coba Ajak Si Nona Pindah Haluan
Jangan terlalu banyak pengeluaran untuk hal-hal yang tidak terlalu penting Bung. Kalau bisa disiasati dengan hal lain, lebih baik Bung melakukannya. Karena hal tersebut dapat membantu Bung dalam me-manage keuangan. Sehingga keinginan untuk mengambil tabungan buat menambal kehidupan tak akan terjadi. Seperti membawa bekal makan ketika bekerja atau mengurangi malam minggu di kafe atau mall.
Bukannya ingin mengurangi kesenangan, makanan di kantin kantor memang banyak yang menggoda selera. Apa lagi ketika aromanya yang melewati hidung. Namun, alangkah baiknya Bung membawa bekal makanan dari rumah karena lebih hemat. Ketika malam minggu menjelang, pacaran tak harus di luar. Cobalah sekali-sekali melakukannya di rumah, sekedar mengobrol atau movie marathon pasti tak jauh beda dengan berkencan di luar.
Menikahlah Sesuai Kemampuan Jangan Mudah Termakan Gengsi. Kalau Bung Emosi, Nanti Bisa Keki
Kalau kepalang gengsi, memang susah Bung. Ingin menikah dengan kemauan ini dan itu tak terlaksana kalau budget pernikahan standar saja. Lebih baik Bung realistis dengan menikahi calon pasangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Alhasil, jalan inilah yang paling benar nantinya.
Gengsi ingin menikah gedung berkelas lengkap dengan home band, dengan katering standar hotel bintang lima. Mungkin ada dibayangan Bung ataupun si nona. Tapi hal seperti itu harus dikesampingkan. Karena pernikahan adalah hal yang sakral Bung, bukan ajang gengsi.
Carilah Jalan Pintas Yang Pas Apabila Tabungan Terasa Kurang
Kalau Bung merasa dengan sistem nabung seperti itu dapat memenuhi pernikahan tapi tidak dengan bulan madunya, Bung dapat mencari kerjaan sampingan. Uang dari hasil kerja sampingan itu nantinya dapat dipakai untuk menyuplai pernikahan atau buat berangkat bulan madu. Pernikahan dan bulan madu adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Terlepas dari budaya atau keharusan, tapi bulan madu memang worth it untuk dijalankan.
Kalau hasil tabungan rasanya masih kurang, ya kerja sampingan adalah jawaban. Dengan bekerja seperti buka warung atau jualan barang dengan sistem online, pasti dapat menambah pemasukan. Alhasil Bung tak perlu mengikut campurkan orang tua untuk berkontribusi dalam pernikahan. Sebab doa restu dan keikhlasan orangtua saja sudah menjadi kado terindah kan Bung?
