Tujuan hidup memang sulit untuk dicari kalau tidak ditelusuri. Banyaknya opsi kehidupan semakin membuat seseorang mencari mana jalan yang menjadi jati dirinya atau istilah kerennya, “ini gua banget!”. Saat itu juga, bung bakal dihadapkan dengan kegiatan yang mungkin bisa bung labeli sebagai passion. Tapi apakah semudah itu untuk mengecap bahwa kegiatan tersebut adalah passion?
Bagi Gofar Hilman atau yang dikenal dengan akun instagramnya @pergijauh dan akun youtube Gofar Hilman, pencarian soal passion justru berbeda. Ia lebih suka mengenal arti proses dalam hidup dari pada mencari apa itu passion bagi dirinya sendiri. Mungkin, hal ini bisa juga berlaku kepada anda bung.
Bagi sosok pria nyentrik dan kerap dibanjiri pomade di rambutnya ini, passion di zaman sekarang tak lebih menjadi dalih bagi seseorang untuk berpindah-pindah hobby atau pekerjaan. Lantaran makna yang tersemat di kata tersebut sudah bias sehingga dijadikan seseorang sebagai alibi mantap, saat enggan melakoninya lagi.
“Ketika lo semakin mencari passion lo apa, maka lo akan semakin nggak tau tujuan lo di mana. Gua pribadi adalah orang yang sangat menghargai proses dari pada passion,” ujarnya.
Passion sendiri menjadi ungkapan yang dikultuskan di era sekarang. Banyak istilah bahkan beribu jargon yang mencatut kata passion guna memotivasi. Contohnya saja seperti ungkapan “passion is everything”, yang akrab dilihat dan kerap disimak secara samar-samar di balik layar gawai saat membuka media sosial.
Sayangnya konsep passion jadi terlalu disederhanakan menjadi “bekerja lewat hobby yang dibayar”. Sosial media jadi corong utama kekeliruan ini. Mudahnya muncul sosok idola baru di era sosmed kemudian menstimulus orang lain untuk bercita-cita menjadi si idola tersebut. Banyak misalnya anak-anak sekarang yang banting stir mengatakan ingin menjadi “youtuber” ketika ditanya cita-citanya ingin menjadi apa.
Padahal, menurut pria yang berprofesi sebagai penyiar dan MC ini sesungguhnya para idola itu tidak sesederhana dan semudah itu bisa mendapatkan uang dari hobby-nya. Ada faktor usaha dan banyak keberuntungan serta anugrah Tuhan didalamnya. Sayangnya karena dibutakan oleh istilah passion membuat seseorang sukar lepas dari kungkungan tersebut.
“Zaman sekarang anak generasi Y dan Z ini selalu mendewakan passion. Kayak gua pengen kerja yang enak atau hobby yang dibayar, nah nggak semua orang bisa dapat anugerah kaya gitu (hobby yang dibayar). Siapa tau passion lo adalah seorang karyawan? cuma lo ga tau aja,” kata Gofar.
Lebih lanjut lagi, Gofar pun mengutarakan hal yang menjadi polemik di kalangan generasi Y dan Z saat ini dikala menerima pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya. Mereka menjadi lekas enggan dan menolak mengerjakan hal lainnya hanya karena tak sesuai passion.
Padahal, menurutnya bisa jadi di bidang yang semula tak disenangi itulah ladang bagi seseorang untuk menggali passion. Dalam artian menggali diri secara pribadi lewat hal yang belum pernah dilakukan.
“Contoh, Indy Barends, dulu di Hard Rock dia adalah marketing tiba-tiba suatu hari si Meuthia Kasim salah satu penyiar di Hard Rock FM menawarkan ‘Indy coba lo siaran deh’ , akhirnya dia dipaksa untuk siaran meskipun sempat menolak. Lo bayangin nggak kalau Indy barends dulu menolak siaran? mungkin dia nggak kaya sekarang, bisa jadi MC, Presenter segala macem dengan gaji hampir selangit!” ungkapnya.
Ada kalanya sesuatu yang terjadi di dalam hidup mesti dicoba, siapa tau kehidupan bung dapat berubah 180 derajat seperti Indy Barends saat mengiyakan tawaran dari Meuthia Kasim. Yang mana bagi Gofar hal itu merupakan bukti nyata bahwa proses itu adalah segalanya.
Gofar tak sekedar omong kosong. Karena Tantangan macam ini juga pernah menghinggapi kehidupan Gofar. Saat dirinya mencoba menjadi MC di acara formal yang pada mulanya sempat tak bakal diambil olehnya. Lantaran menjadi MC di acara pensi dan sejenisnya sudah merupakan dunia nyaman baginya.
“Dulu gua anti banget karena gua fikir ini (dibaca : MC Formal) bukan gua banget. Cuma gua ngerasa tertantang aja skill gua, ibaratnya “wah, berarti skill lo di sini doang dong” akhirnya gua mencoba tantangan itu, tapi seru juga meskipun pada awalnya gua deg-deg’an,” celoteh Gofar.
Bahkan belum lama ini Gofar mendapat tawaran yang lebih “aneh” lagi. Ketika youtuber lain mendapatkan tawaran dari perusahaan smartphone, travel atau perusahaan sejenis yang terkesan modern. Gofar malah mendapatkan tawaran untuk mengendorse toren air di channel youtubenya. Namun, bukan Gofar Hilman kalau tidak mengiyakan, sampai akhirnya ia menggarap dengan konsep bermain petak umpet. Lantaran dapat menggambarkan pesan dari produk si Torrent itu sendiri.
“Gua sih mikrinya ini mereka khilaf atau gimana sih haha (pada saat menawarkan). Selain itu banyak banget nawarin ke orang lain dan pada nolak. Seperti ada dua youtuber yang menolak dengan alasan bukan segmennya dia. Dan menurut gua nggak seperti itu juga sih. Karena menurut gua hal ini seperti tantangan,” katanya.
Jadi Bung jangan terlalu kaku untuk urusan passion. Bagaimana kita tahu apa yang sebetulnya kita senangi dan cintai kalau kita juga tak berani mencoba hal-hal baru. Setidaknya menurut Gofar dari pada membuang energi, mencari dan berusaha keras mencari passion itu apa, lebih baik hargai proses yang ada dan nikmati, dan hasilnya dapat bung raih sendiri. Sekarang bung bagaimana? Apakah sudah menentukan antara menggali passion atau menikmati proses?
