Mendapatkan Bentuk Simbolis Sebuah Patung Memang Bikin Tersanjung, Tapi Apa Jadinya Kalau Seperti Ini…

Michael Essien bisa dibilang salah satu pemain tersukses yang berkarir di dunia sepakbola dari negara Ghana. Selain Essien, ada juga nama Kevin Prince Boateng dan Asamoah Gyan. Belum lama ini Essien mendapatkan suatu bentuk simbolis untuk menghormati karirnya.

Ya memang ia belum pensiun, bahkan pemain ini masih berstatus pemain dari klub liga Indonesia, Persib Bandung. Namun untuk memberikan sebuah penghormatan tak ada salahnya kan bung?

Alhasil, dibuatlah sebuah patung Essien yang mengenakkan seragam The Blues, Chelsea. Di mana sang pemain mendapatkan ketenaran. Total 5 trophy dari berbagai ajang direngkuhnya bersama Chelsea, mulai dari trophy liga Inggris sama piala champions pernah diangkat oleh pemain yang berusia 35 tahun.

Patung Essien yang sedang bergaya menendang bola yang dibuat di kota Kumasi, Ghana, tersebut malah menjadi bahan ejekan. Terkait tekstur patung yang tidak bagus. Bahkan gaya menendang bolanya sekali pun agak terlihat konyol. Karena sekilas seperti pemain pincang. Bahan olokan ini pun otomatis bersumber di sosial media sampai-sampai jurnalis olahraga Ghana pun mengutarakan kalimat sanjungan lewat akun twitter pribadinya, meskin patung “gagal” tersebut terlihat berbeda dengan aslinya. Namun bung, selain Essien ada juga pesepakbola yang memiliki nasib sama seperti dirinya dalam soal patung.

Sanjungan Tinggi Lewat Sebuah Patung Untuk Alexis Sanchez

Sumber : Telegraph.uk

Sebuah bentuk patung mengerikan tidak hanya milik Essien saja. Ada pula patung dari Alexis Sanchez. Pemain asal Chili yang sekarang membela Arsenal juga disematkan sebuah patung sebagai bentuk simbolis atas kesuksesannya membawa Chili menjuarai Copa America setelah mengalahkan Argentina lewat babak adu penalti.

Tapi patung tersebut tidak terlihat seperti patung dirinya. Karena bentuknya yang kurang proporsional. Entah siapa yang memahatnya. Yang jelas patung tersebut tidak begitu menarik untuk dipandang mungkin bagi Sanchez sekali pun. Tapi atensi masyarakat Chili untuk melihat dan berfoto di patung tersebut bisa dibilang cukup antusias bung. Bahkan disekitaran patung, terdapat logo klub yang pernah dibela Sanchez dan replika trophy Copa America.

Apalah Arti Sebuah Patung Kalau Kepalanya Buntung

Sumber : Telegraph.uk

Sedangkan di kota Doula, Kamerun. Terdapat salah satu striker yang pernah meraih pendapatan tertinggi ketika membela Anzi Makchahkala, salah satu klub di liga Rusia. Sebagai pesepakbola yang sukses secara karir indivdu dan juga bagi tim nasional Kamerun, Eto’o juga diberikan sebuah penghargaan.

Sebuah patung berbalut baju tim nasional Kamerun dikenakan. Sayang patung yang kurang baik dibentuk itu pun tidak dapat terawat dengan baik. Bagian kepala tersebut menghilang entah ke mana dan sekarang ditutupi oleh kain hitam.

Pelatih Kawakan Yang Menjadi Buah Bibir Media, Malah Dikira Dokter Gila

Sumber : Telegraph.uk

Tidak hanya dari ranah pemain saja yang dibuatkan sebuah patung. Dari segi kepelatihan, nama Sven Goran Erickson juga mendapatkan suatu penghormatan dengan dibuatnya sebuah patung. Dibangun pada tahun 2002 di Swedia, patung tersebut dibangun atas dasar penghargaan kepadanya karena telah mewakili nama swedia di pentas sepakbola.

Namun patung tersebut dibilang lebih mirip dengan ilmuan gila yang sedang menggendong sebuah bayi. Kasian sekali ya bung Erickson dibalik kesuksesannya menjadi pelatih di klub Eropa malah mendapatkan sebuah patung yang tidak jelas sampai dibilang ilmuan gila.

Patung Maradona Dijalan Seperti Bahan Lawakan

Sumber : 101greatgoals.com

Seorang legenda sudah pasti memiliki sebuah patung bukan lah hal yang luar biasa. Diego Armando Maradona, seorang pemain yang dijuluki si tangan tuhan dan sukses mengantar Argentina menjadi juara piala dunia di tahun 1986. Mendapatkan sebuah penghargaan yang bisa dibilang cukup mengecawakan.

Patung terkait dirinya tersebut di bangun di sekitaran jalan La Boca, Buenos Aires, Argentina. Di mana jalan tersebut merupakan jalan yang dipenuhi para turis untuk berbelanja. Tapi ada satu patung Maradona yang dibuat asal-asalan berada di daerah pelatarannya.

Dari Bandara Sampai Sebuah Patung, Walaupun Mukanya Terlihat Murung

Sumber : Telegraph.uk

Ronaldo menjadi seseorang yang berjasa bagi Portugal, sampai-sampai namanya pun sempat disematkan sebagai nama Bandara. Alhasil, Ronaldo merasa tersanjung dengan pemberian nama bandara tersebut yang memakai namanya. Terlebih lagi pemain kelas dunia ini juga mengantarkan Portugal menjadi jawara piala Eropa di tahun 2016.

Tidak hanya sebuah bandara saja yang diberikan tapi patung berbentuk wajah pun diberikan kepada CR7, julukan dari Ronaldo. Tapi sayang, patung wajahnya sama sekali tidak mirip bahkan terlihat sebagai senyuman yang mengerikan. Patung tersebut berada di satu lokasi bandara kota Madeira yang bernama Aeroporto Internacional da Madeira, Cristiano Ronaldo.

Related Items:headline, olahraga, sepak bola

Click to comment

Lebih Tahu

Richarlison, Tumbuh di Lingkungan Penjahat Namun Karir Melesat Hebat

Brasil tidak pernah miskin talenta si kulit bundar, setiap tahun pasti tumbuh satu per satu bintang baru salah satunya adalah Richarlison. Pemain kelahiran 10 Mei 1997 ini memang istimewa, karena tidak butuh waktu lama untuk dirinya dikenal dunia. Karirnya terbilang instan, bagaimana tidak, Richarlison hanya membutuhkan dua tahun untuk membuatnya melangkah dari tim Divisi II Brasil tuk menuju Liga Inggris.

“Bermain di Premier League merupakan mimpiku sejak kecil. Dan saya masih harus membiasakan diri melihat namaku tercetak di papan skor,” ujarnya

Bahkan saat dirinya bermain untuk Everton, perfoma pun tak surut, justru ia tampil dengan gemilang dengan mencetak gol di setiap pertandingan. Sejauh ini ia layak disebut sebagai bintang brasil, apalagi usianya yang masih terbilang muda yakni 21 tahun. Lantas karir Richarlison yang gemilang seperti sekarang terjadi bukan karena didukung fasilitas yang megah, tapi dibangun dari cerita merana ala rakyat jelata.

Kampung Halaman Kelam, Jadi Pengedar Narkoba Sudah Biasa Didengar

Richarlison seperti kami bilang tidak berasal dari lingkungan yang mapan dengan memiliki support system yang baik. Villa Rubia, kampung halaman yang terletak di Nova Venecia dikenal sebagai salah satu penghasil minyak di Brasil.

Tempat tersebut menjadi tempat di mana ia tumbuh dewasa. Ironisnya tidak semua rekan sebayanya beruntung seperti ia yang sedang menjajaki karir sebagai pesepakbola. Rekannya ada yang bekerja sebagai kuli tambang dan pengendar narkoba, sebuah potret kelam dalam hal mencari nafkah.

“Banyak teman sekampung saya terjerumus narkoba, sebagian besar dari mereka masuk penjara. Saya kadang masih berbicara dengan mereka, tapi saya beruntung karena tidak terjerumus hal serupa,” kata Richarlison kepada FourFourTwo 2018 lalu.

Keluarganya pun juga bukan dari keluarga yang baik-baik, di mana orang tuanya bercerai saat ia memasuki usia tujuh tahun. Richar pun pernah hidup dengan ayahnya lalu menetap dengan ibunya di usianya yang ke-10 tahun.

Sebelum Jadi Pemain Bola, Ia Mati-Matian Menghidupi Kelurga

“Saya terpaksa harus menjual permen dan es krim di jalanan dan bekerja di lapangan untuk membantu kedua orang tua. Saya melakukan itu sebab semua orang melakukan apapun agar mereka bisa mewujudkan mimpi menjadi pesepak bola,” kata Richarlison.

Tingga bersama ibunda di Aguia Branca yang tak jauh dengan Nova Venecia, membuat kehidupan Richarlison semakin sulit. Apalagi ia harus membantu menafkahi empat orang adik, maka pekerjaan apapun dilakoni. Di sela-sela kehidupan yang berjalan miris, hanya sepakbola yang dijdikan hiburan.

Berkat Pemandu Bakat Talenta Richarlison Terasah Sedemikian Hebat

Salah satu sosok yang mungkin membuat Richarlison berhutang budi adalah Renato Velasco yang melihat keajaiban dari dirinya saat usia 16 tahun. Pebisnis, Pemandu bakat sekaligus Agen sepakbola ini secara jujur menyaksikan potensi Richarlison dalam beberapa kali latih tanding. Sejak saat itu, ia yang tadinya bergabung dengan akademi lokal, Real Noroeste hijrah ke America Mieneiro.

“Saya akan membantumu karena kamu punya potensi,” ungkap Velasco, yang hingga kini menjadi agen.

Belum genap 12 bulan ia berada di akademi, Richarlison langsung dirpomosikan ke skuat senior. Setahun berikutnya, tepat pada tahun 2015 klub tangguh Brasil Fluminense lansgung meminangnya. Dua musim gemilang, mengantarkan ia mulai merambah liga Inggris yang diawali berssama Watford. Sebelum pindah ke Evertor dengan banderol harga sebesar 45 juta euro.

Tak Rela Dibilang Instan Karena Semua Adalah Bagian dari Usaha dan Proses

Hanya membutuhkan 5 tahun bekerja sama dengan Velasco, Richarlison disulap langsung jadi pemain bintang. Dan hanya membutuhkan dua tahun untuk melangkah hebat dari Ateletico Mineiro sampai ke Everton. Tak ayal label pemain instan mengarah kepadanya.

“Jika yang dibicarakan karier profesional, barangkali ya (instan). Di akademi saya bahkan hanya main 11 pertandingan sebelum masuk ke skuat inti. Tapi ada proses panjang yang tak bisa saya jelaskan. Saya rasa itu adalah kerja keras, konsistensi, keyakinan, dan kekuatan mental untuk melewati cobaan berat,” tuturnya.

Komitmen Richarlison adalah penolakan, yakni menolak menyerah dan putus asa. Semua orang melihat dari sisi berlawanan, yakni di mana ia berhasil ke merantau ke beberapa klub besar. Namun, jauh sebelum itu Richarlison adalah orang yang kerap gagal. Bahkan secara jujur ia telah berulangkali menjalani trial dan seluruhnya gagal.

“Saya tidak punya jari yang cukup untuk menghitung siapa saja yang menolak saya. Di titik itu saya nyaris menyerah dan berhenti dari sepakbola,”

Paling Dinantikan, Membawa Brasil Menuju Juara

Meskipun bersinar di klub, sebagaimana yang namanya pemain sepakbola pasti menginginkan berada di skuat utama tim nasional. Membawa nama negara harum di kancah internasional adalah hal yang membanggakan bahkan layak disebut pahlawan olahraga. Namun itu semua tak terwujud kalau pemain tak masuk dalam daftar skuad tim utama.

Nah, hal ini juga terjadi kepada Richarlison di mana tayangan di televisi pada tanggal 17 Mei 2019 lalu sedang mengumumkan daftar pemain untuk Copa America 2019. Keluarga besar Richarlison menyimak dengan seksama di ruang tamu, kondisi semakin hening ketika pemain yang disebutkan sudah berada di urutan paling akhir.

Kemudian Tite, Pelatih Brasil menyebut namanya sebagai pemain ke-19 dan nama yang disebut adalah Richarlison de Andrade, sontak keluarga lompat kegirangan dan langsung memberi selamat kepada Richarlison yang mengenakan seragam basket Lakers.

Kailani Johnson, Perempuan Pertama Indonesia yang Turut Serta di Liga Selancar Dunia

Bali kembali terpilih jadi tuan rumah Liga Selancar Dunia atau World Surf League (WSL) tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun yang jadi pembeda kali ini adalah turut serta peselancar wanita bernama Kailani Johnson, sekaligus menjadi peselancar perempuan pertama asal Indonesia yang berhasil lolos Liga Selancar Dunia.

Perempuan berusia 17 tahun kelahiran 15 Maret 2002 ini memang memiliki bakat dalam berselancar. Pada tahun lalu saja, ia memegang peringkat pertama untuk Women’s qualifying series 2018. Pencapaiannya didapat atas dedikasi. Kai, panggilan akrabanya, mengaku sering berselancar setiap akhir pekan. Saking serius dijalur ini, perjalanan pendidikan ditempuh secara online dari Amerika lantaran banyaknya kompetesi selancar.

“Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya ingat 11 tahun yang lalu, melamun mewakili Indonesia dengan berkompetisi dalam acara-acara kejuaraan selancar dunia. Saya juga melihat kesempatan ini untuk menginspirasi para wanita Indonesia,” kata Kailani.