Usia bisa membedakan sikap Bung dalam berpacaran. Makin bertambahnya usia, semakin terlihat bakal ada perbedaan, Seperti Bung yang mungkin sekarang berusia 28 tahun, pasti bakal berbeda dengan yang dulu saat berusia 18 tahun. Perubahan tersebut biasanya mengarah secara drastis, meskipun balik lagi hanya Bung sendiri yang dapat merasakannya. Bagaimana Bung berekasi pada suatu konflik atau masalah keuangan.
10 tahun berlalu memang waktu yang cukup lama, tetapi tak berasa. Dalam berpacaran mungkin bisa saja ada seseorang yang sudah terlampau usia kepala tiga namun gaya pacarannya masih seperti anak remaja. Dan hal tersebut sebenarnya agak mengerikan, karena berlaku tak sesuai dengan usia. Lantas bagaimana bedanya gaya pacaran antara yang dewasa dan remaja? Simak di bawah ini Bung.
Pertama, Dari Cara Memandang Pasangan Idaman
Kalau berbicara soal pasangan idaman berarti tak jauh-jauh dari soal selera. Memang selera setiap orang berbeda-beda, Bung. Tetapi semuanya dapat disamaratakan lewat usianya, lho. Kalau Bung masih bersifat remaja pastinya menginginkan si nona yang cantik, tinggi bak model yang selalu berada di catwalk.
Sah-sah saja sebenarnya kalau Bung menginginkan yang cantik. Hingga saat sudah dewasa, Bung mulai memikirkan banyak faktor lainya seperti mengerti Bung apa adanya, calon istri yang baik, pintar memasak, menjadi Bung. Karena pada dasarnya kriteria wanita idaman dapat dilihat perbedaanya dari segi usia.
Saat Memilih Film Untuk Kencan dengan Si Nona
Saat berbicara soal film, mungkin film yang identik dengan para remaja adalah segala jenis film yang hype yang sedang ditonton oleh banyak orang. Selain itu film drama dan horor juga menjadi favorit agar si nona selalu mendekap kepada Bung saat adegan mesra dan juga menegangkan. Alhasil, Bung pun selalu mencari dua film dengan genre seperti itu.
Sedangkan di usia dewasa, Bung mungkin bakal memilih film yang based on true story, biografi, atau action sekalipun. Unsur dan konten film sudah menjadi perhatian Bung saat memasuki usia dewasa. Lantaran Bung ingin terlihat berwawasan, karena nampak pintar menjadi momen yang menyenangkan.
Dalam Hal Memilih Pasangan Agar Terpandang Dalam Ruang Lingkup Pertemanan
Tak bisa dipungkiri, ketika Bung mencari pasangan pasti adalah sosok perempuan yang dapat menopang diri Bung di mata pertemanan. Status sosial Bung pun bakal naik, karena bisa memamerkan siapa dirinya dan seperti apa rupanya kepada teman-teman Bung. Cantik dan punya body semampai menjadi dua pilihan yang Bung idam-idamkan agar teman Bung dapat iri dan memandangmu sebagai pria handal karena dapat menaklukkanya.
Itu saat remaja, sedangkan saat dewasa Bung mencari sosok yang bisa membawa pengaruh positif bagi Bung. Sosok yang Bung anggap dapat menjadi parthner yang baik apabila dijadikan istri, dapat men-support di segala situasi. Meskipun rupanya tidak begitu cantik, Bung rela mendapatkannya secara mati-matian karena Bung pikir si nona it’s worth it.
Pandangan Orangtua Pun Berbeda Saat Bung Remaja dan Dewasa
Tak semua anak remaja mendapatkan izin dari orangtuanya untuk berpacaran, lantaran pendidikan harus diutamakan. Ditakutkan kalau Bung berpacaran akan menggangu sekolah, selain itu ketakutan akan pergaulan bebas juga menjadi fokus utama.
Berbeda saat sudah dewasa dan matang, orangtua malah bertanya di mana sosok spesial yang bakal menemani Bung, bahkan meminta Bung untuk memperkenalkan kepada mereka Bung. Dibalik Bung sudah memiliki atau belum, yang jelas sosok tersebut dirindukan orangtuamu karena sudah tidak sabar melihat Bung membangun rumah tangga dan mereka ingin menggendong cucu seketika.
Menyikapi Soal Kencan atau Malam Mingguan
Saat remaja dan mempunyai sosok wanita sebagai kekasih. Pasti si nona bakal bertanya-tanya pada Bung, kemanakah Bung hendak mengajaknya saat malam Minggu nanti. Si nona bakal berpikir malam minggu adalah waktu wajib untuk keluar dan berpacaran, Bung pun juga bersikap begitu meskipun tak setingkat si nona yang memandangnya sebagai sesuatu yang wajib, karena bisa jadi Bung memiliki teman yang kerap hang-out di malam tersebut.
Maka akan berbeda saat kedewasaan sudah melekat. Fokus Bung bisa beralih ke ranah kerja. Lembur dan target harus diselesaikan sehingga akhir pekan pun tak lepas dari pekerjaan. Si nona pun mengerti, karena Bung melakukan ini demi masa depan dengannya.
