Masa iya laki-laki baca novel?
Mungkin pertanyaan itu muncul di kepalamu ketika seseorang menyodorkan sebuah novel untuk di baca. Tak salah memang, karena mayoritas laki-laki tidak membaca buku fiksi macam novel itu. Bahkan di amerika serikat yang kultur membacanya lebih tinggi dibanding Indonesia, fakta ini juga tak terbantahkan.
Agensi Federal Amerika Serikat yang berfokus pada urusan seni dan budaya, The National Endowment for the Arts pernah merilis survey mengenai hal ini. Ditemukan bahwa, laki-laki yang membaca novel hanya 38 persen dari total populasi laki-laki yang membaca buku. Angka ini berbanding terbalik dengan perempuan.
Mari sejenak lupakan angka-angka tersebut. Karena sesungguhnya tak ada yang salah bagi laki-laki jika membaca novel. Dan Novel tak melulu picisan macam yang kita pikirkan. Bahkan beberapa novel menjadi bagian dari sejarah perubahan.
Di Indonesia, novel-novel karya Pramoedya Ananta Toer misalnya, pernah dicekal dan dilarang edar karena dinilai sebagai ancaman bagi pemerintah. Atau misalnya novel-novel klasik Layar Terkembang, Siti Nurbaya dan Salah Asuhan yang dianggap sebagai penentu tonggak kebangkitan nasionalisme dan feminisme di tanah air.
Ya, novel memang punya kekuatan sebesar itu. Begitu pun efeknya terhadap diri kita.
Kemampuan Nalar Akan Disempurnakan Justru Ketika Membaca Buku novel
Ada hal yang tidak bisa kita dapatkan ketika membaca buku non fiksi, namun akan selalu bisa didapatkan ketika membaca buku fiksi. Buku-buku, non fiksi memberikan kita banyak pengetahuan, namun semua didasarkan pada apa yang saat ini ada dan berlaku di masyarakat. Hasilnya kita akan terkungkung pada pola pikir yang itu-itu saja.
Sementara Novel dengan segala imajinasinya menawarkan ruang untuk berspekulasi dengan sangat baik untuk kita tentang berbagai hal, seperti kepercayaan, norma, dan pengalaman bermain dalam konteks sosial. Hal itu memberi wawasan yang membantu kita untuk bekerja melampaui logika. Hal ini membuat kemampuan kita berpikir out of the box lebih terasah ketika di dunia nyata.
Membaca Buku novel Adalah Salah Satu Cara Ampuh Meredakan Stres yang Bisa Berakibat Buruk Untuk Kinerja dalam Bekerja
Sebagian besar orang berpikir jika cara ampuh mereka untuk meredakan stres yang mereka alami adalah dengan mendengarkan musik, berjalan-jalan, menikmati secangkir teh, ataupun olah raga. Tetapi ternyata menurut sebuah studi dari University of sussex membaca sebuah novel meredakan stres dibandingkan aktifitas lainnya.
Seorang neuropsikolog kognitif David Lewis, mengatakan bawa membaca dapat mengurangi tingkat stres hingga 65%. Temuannya ini menyebut hanya dengan membaca selama enam menit sudah bisa menurunkan detak jantung dan mengurangi ketegangan pada otot. Hal ini terjadi karena k etika sudah ‘tenggelam’ dalam sebuah novel, seseorang dapat melepaskan diri dari kekhawatiran dan tekanan dunia sehari-harinya.
Buku novel Dapat Membantu kita Menemukan Jati Diri dan Juga Kekuatan
Kekuatan cerita serta tokoh yang memiliki karakter yang kuat dijelaskan secara detail dalam sebuah novel. Hal ini memunculkan kekuatan secara tidak langsung di alam bawah sadar untuk menemukan jati dirimu melalui banyak hal yang dialami banyak tokoh serta banyak kejadian yang mereka alami di dalam cerita novel. Imajinasi kita juga akan membantu kita menemukan serta berpikir seperti apa diri kita sebenarnya.
Dalam Dunia Kerja kita Membutuhkan Rasa Empati yang Tinggi, Buku novel Akan Membantu kita Mendapatkannya
Ketika kita membaca sebuah buku novel, kita akan dihanyutkan oleh pengalaman tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita melalui berbagai macam kejadian yang dialami. Dan ketika kita membayangkan situasi yang mereka alami, secara tidak langsung akan membawa kita larut dan membuat kita lebih bisa berempati terhadap orang-orang di dalam dunia nyata.
Penelitian yang dilakukan oleh Raymond Mar, seorang psikolog di York University di Kanada menyebut bahwa dengan membaca novel kita sering memiliki pemikiran dan emosi yang konsisten dengan alur cerita. Dengan merefleksikan interaksi sosial masa lalu atau membayangkan interaksi masa depan.
Pengalaman yang kita miliki dalam kehidupan akan membentuk pemahaman kita tentang dunia. Hal Begitu juga ketika kita membaca novel. Membayangkan pengalaman dari cerita novel naratif cenderung membentuk atau mengubah kita menjadi orang yang memiliki rasa empati terhadap apa yang dialami oleh orang lain.
Kemampuan kita Dalam Memecahkan Masalah yang Kompleks akan Terasah dengan Membaca Buku novel
Ketika kita ingin memecahkan masalah, yang dibutuhkan sering kali bukan hanya keahlian soal bidang masalah tersebut. Namun, yang tak kalah pentingnya adalah pemahaman dan intuisi tentang situasi sekitar kita.
Menurut sebuah studi dari Universitynof Toronto, orang yang membaca novel akan mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang situasi dan orang lain. Karena ketika membaca novel, seiring berjalannya cerita kita akan melulu menebak-nebak jalan akhir dari jalan ceritanya. Disinilah intuisi kita akan terasah di kehidupan nyata sehari-hari.
Jadi lain kali, jika ada yang menawarkan buku novel untuk dibaca, jangan ditolak ya bro.
