Membayangkan dua sosok Jokowi dan Prabowo bersatu sebenarnya bukan sesuatu yang mustahil. Jika mencoba menelisik ke belakang, Jokowi dan Prabowo bukanlah dua orang yang saling bermusuhan atau berselisih paham. Coba ingat lagi, saat Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Cagub dan Cawagub DKI Jakarta. Prabowo pun merupakan sosok dibelakang yang terbukti mendukung secara setia untuk memajukan pria sederhanan asal kota Solo tersebut.
Namun, perselisihan paham dan pendapat antara kawan lama ini mencuat saat Pilpres 2014 bung. Semenjak itu dua kubu yang pro terhadap idolanya masing-masing, saling serang, tebar isu bahkan sampai tidak mengenal satu sama lain. Bisa saja bung juga mengalami fase ini bukan?
Dibalik perselihan paham dan pendapat antara Jokowi dan Prabowo yang mengakar sampai ke bawah. Rekonsiliasi dua kubu ini sebenarnya bisa terjadi guna menatap Pilpres 2019 nanti. Apabila Jokowi dan Prabowo bersatu padu nampaknya perselihan bakal mereda dan tidak ada lagi tebar menebar hoax di sosial media, bahkan sampai unfriend dan unfollow antar teman. Ketika banyak yang mengatakan hal ini sulit, ada beberapa fakta di mana dua sosok ini bersahabat baik dan tidak mungkin untuk tidak bersatu kembali.
Prabowo Mengusung Jokowi Menjadi Orang Nomor Satu di DKI
Napak tilas kembali ke tahun 2012 saat pemilihan orang satu di Jakarta digelar. Demi memajukan DKI Jakarta, Prabowo pun mengusung sosok yang terkenal kepimimpinannya lewat gaya blusukan. Jokowi merupakan sosok yang dikagumi oleh Prabowo. Menurut penuturannya sosok sederhana yang dicerminkan Jokowi menggugahnya terlebih lagi beliau adalah orang yang bersih. Saking kepincutnya, Prabowo pun yang berusaha yakinkan Megawati bahwa Jokowi siap jadi pendukung PDI-P.
“Kalau itu memang benar. Itu saya undang Pak Jokowi ke Jakarta. Waktu itu kita memang mencari pemimpin yang bersih dan baru untuk mengatasi Jakarta. Kita merasakan waktu itu di Jakarta menjadi kota yang gagal, macet, banjir. Harus ada strategi besar untuk mengatasi Jakarta,” kata Prabowo seperti dikutip dari Majalah Detik edisi 122.
Sama-sama Berkoalisi Dari Partai yang Sama
Satu hal yang memungkinkan kenapa Prabowo dan Jokowi dapat bersatu adalah kedua pasangan ini sama-sama pernah didukung dari partai yang sama. Yakni PDI-P dan Gerindra, kedua partai ini memiliki hubungan baik. Pecahnya terjadi setelah pilgub yang digelar di tahun 2012 lantaran Prabowo dianggap sebagai sosok yang mendulang ketenaran dari hal yang tidak dikerjakan oleh PDI-P. Apalagi elektabilitas terkait namanya semakin naik yang saat itu ingin mencalonkan sebagai Presiden. Namun, Prabowo membantah lantaran ia mengatakan kalau dirinya lah yang mengusung Jokowi sebagai calon gubernur di Jakarta.
Prabowo Pernah Meminta Orsap Partai Gerindra Untuk Mendukung Jokowi
Saking solidnya dengan Jokowi, Prabowo tidak hanya memaksimalkan dirinya saja guna mendukung Jokowi dikala itu yang sedang menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Guna memaksimalkan dukungannya Prabowo sampai memintar oraganisasi sayapnya, yakni Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) untuk mendukung Jokowi. Seperti kata mantan anggota DPR, H. Asnawi Mardani yang menyatakan kalau dukungan diberikan karena Jokowi merupakan orang yang tepat untuk menjadi orang nomor satu di DKI berkat kejelian Prabowo melihat potensi.
Sempat Disandingkan Sebagai Presiden dan Wakil Presiden
Prabowo memang menjadi sosok yang sangat obsesi untuk menjadi orang nomor satu di negri ini. Apalagi terlihat dari beberapa strategi dan manuver politik yang dilakukannya. Melihat kepopuleran Jokowi lewat kepemimpinannya di Jakarta dalam dua tahun, membuat PDI-P siap menyongsong namanya sebagai presiden.
Adapun spekulasi saat itu adalah nama Jokowi dan Prabowo bakal disatukan guna menantap Indonesia lebih baik. Namun sedari awal Prabowo yang ingin menjadi presiden, saat dicalonkan menjadi wakil presiden nampaknya tidak membuat melunak. Terlebih lagi di tahun 2009 Prabowo pernah dicalonkan bersama Megawati dari PDI-P sebagai cawapres dan wapres.
Nampaknya obsesi menjadi presiden adalah tujuan, justru sekali presiden tetap presiden sehingga duet maut Jokowi Prabowo pun tak pernah terjadi yang ada malah duel maut.
Akankah Terwujud atau Hanya Khayalan Belaka?
Ini bukan sekedar utopis ria yang dibayangkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Terlebih, bagi masyarakat yang gelisah melihat perseteruan dua kubu, yang makin lama makin memuakkan dan dibutakan oleh fanatisme. Namun melihat kondisi dua sosok ini lewat napak tilas beberapa tahun ke belakang. Sebenarny ada kemungkinan untuk bersatu. Keuntungan yang didapat dari bersatunya Prabowo dan Jokowi adalah tidak ada lagi yang berantem secara vokal lewat sosial media. Yang menjadi persamalahnnya adalah siapa yang mengalah mau jadi presiden atau wakli presiden.
