Liga Champions seolah-olah sudah menjadi liga domestik bagi Real Madrid. Setelah pada akhir pekan lalu tim ini kembali menang di partai final ketiga berturut-turut selama tiga tahun belakangan. Jalan terjal memang dialami oleh tim ibu kota Spanyol ini, deretan juara dan klub top di kelasnya menjadi lawan berat yang harus dijalani mulai dari Paris Saint Germain, Juventus, sampai Bayern Munchen. Ketiga klub tersebut merupakan jagoan di liganya masing-masing.
Madrid sendiri dibilang tampil buruk di liganya sendiri. Dominasi Barcelona semakin kuat, bahkan tim asuhan Zidane harus berada di posisi ketiga di bawah rival sekota Atletico Madrid. Sedangkan dari Liverpool, tim ini menjadi buah bibir berkat penampilan Mohamed Salah yang apik hingga membawa Liverpool ke partai final. Namun sayang ketidakberuntungan dalam laga tersebut membuat klub yang sangat bernafsu memiliki gelar ke-6 Liga Champions ini harus tersungkur dengan skor 3-1.
Dibalik pertandingan yang penuh dengan perjuangan tiap pemain. Ada pula cerita, mulai dari yang sedih sampai yang menorehkan prestasi. Bung mau tahu apa saja? Simak saja di bawah ini!
Salah Keluar Lapangan, Menjadi Petaka Pertama Bagi Liverpool
Petaka adalah ketika pemain bintang lebih dulu keluar lapangan karena cidera. Di menit ke-30, Sergio Ramos coba menghadang Mohamed Salah yang sedang asyik menggiring bola. Bola memang berhasil terhalau, namun Salah harus tersungkur hingga membuatnya mendapatkan cidera dislokasi bahu. Ramos, dianggap aktor oleh jutaan pasang mata maupun netizen karena lewat tayangan lambat terlihat lengannya menjepit tangan Salah dan menjatuhkannya. Namun bek solid sekaligus kapten Madrid memberikan statement kalau ia tak merasa bersalah karena itu semua tidak sengaja.
Blundernya Penjaga Gawang Menjadi Petaka Kedua Bangau Merah
Dari semua pemain yang berlaga dalam laga final kali ini hanya, Loris Karius saja yang merasakan kesedihan mendalam akan kekalahan timnya karena blunder yang ia lakukan membuat Madrid mengamankan gelarnya. Bahkan lewat unggahan di media sosialnya, pemain ini pun berucap kalau tidak bisa tidur semalaman dan berharap kalau waktu bisa diputar kembali, sayangnya hal tersebut tidak mungkin, kan? Ia pun kembali meminta maaf kepada fans, staf, dan seluruh pemain.
Sejatinya blunder yang dilakukan Karius memang membuat banyak orang bersimpati. Namun, dua mantan pemain yang telah gantung sepatu memberikan prediksi serius akan Karius. Menurut Oliver Kahn dan Steven Gerrard, karir Karius bakal berat setelah ia melakukan blunder tersebut. Bahkan Kahn menambahkan, “Malam seperti itu bisa merusak karier pemain,” tuturnya bersimpati dikutip dari Omnisport.
Ronaldo Menjadi Pemain Pertama yang Mengoleksi Lima Trophy
Dalam laga final tersebut, Cristiano Ronaldo memang tidak tampil begitu apik. Peluang yang didapatkan sangat minim dan tak mampu dimaksimalkan. Beruntung pemain lain mampu menutup performanya yang kurang baik tersebut. Kemenangan melawan Liverpool, membuat dirinya menjadi pemain pertama yang memenangkan trophy Liga Champions sebanyak 5 kali. Bahkan trophy yang dikolesinya sejajar dengan Liverpool, Barcelona, dan Bayern Munchen yang juga baru mengoleksi trophy yang sama. Nama Ronaldo memang selalu mencetak rekor dan memberikan kejutan di sepak bola.
Gol Salto Gareth Bale Menyelamatkan Madrid dari Kebuntuan
Jarang tampil di musim ini, membuat nama Gareth Bale mulai luput dari perhatian. Cedera yang dialaminya membuat posnya mulai diisi oleh orang lain. Lucas Vasquez lebih dipercaya Zidane untuk mengisi dan membuat nama Gareth Bale kian tersingkir. Namun Zidane memiliki strategi lain di laga final.
Isco yang dari awal dimainkan guna menyokong Karim Benzema dan Ronaldo, digantikan oleh Gareth Bale yang tampil baik malam itu. Menit ke-64 dan menit ke-83 Bale berhasil mencatatkan namanya di papan skor. Gol kedua yang dihasilkannya pun merupakan salah satu gol indah yang dicetak di Liga Champions. Tendangan salto itu pun mengundang decak kagum lantaran dicetak dalam laga sengit sekelas final Liga Champions.
Real Madrid Dikerubungi Banyak Gelar Trophy Eropa
Total 13 trophy kuping besar sudah bersarang di markasnya, membuat Real Madrid menjadi klub tersukses dalam ajang Liga Champions. Kedigdayaan Real Madrid ternyata sudah dimulai sejak tahun 1955 sampai 1960 di mana tim yang menjadikan warna putih sebagai warna kebesaran ini menang 5 kali berturut-turut. Kemudian pada musim 1965/1966, 1997/1998, 1999/2000, 2001/2002, dan 2013/2014. Setelah itu dari tahun 2016 sampai 2018, tim ini seolah-olah memang diuntungkan oleh sejarah, namun mau bagaimana lagi Bung, karena memang nyatanya tim ini merupakan tim terkuat pada masa itu dan masa sekarang. Jadi wajar apabila mereka menang.
