“Laki-laki itu tulang punggung keluarga”
Begitu kita sering ditanamkan sedari kecil. Jadi wajar kaau kemudian kita kerap banting tulang guna menghidupi keluarga. Tak ada yang salah dengaan hal itu. Karena kata orang, kualitas laki-laki itu dinilai dari bagaimana kualitas anak istrinya.
Namun yang tak boleh kita lupa. Dalam kalimat tadi, selain “tulang punggung” juga ada kata “keluarga”. Yup, menjadi tulang punggung keluarga. Jadi rasanya aneh bukan kalau kita sibuk menjadi tulang punggung sementara keluarga diabaikan.
Dan bekerja keras mungkin menjadi salah satu bukti bahwa kita adalah laki-laki yang juga selalu ingin yang terbaik untuk keluarga, akan tetapi sudahkah kita bisa membagi waktu dengan baik antara bekerja dan keluarga?
Tak Hanya Lelah Untuk Bekerja Kita Juga Harus Membagi Lelah Untuk Keluarga
Memberikan sumbangsih waktu, tenaga dan pikiran adalah sesuatu yang lumrah kita lakukan saat bekerja, akibatnya kelelahan yang kita dapat dari bekerja kadang membuat kita lupa bahwa hal yang sama juga diperlukan oleh mereka yang selalu setia menunggu dirumah. Hal ini memang terdengar masuk akal dan pantas menjadi alasan yang kuat untuk bisa terhindar dari kewajiban-kewajiban yang memang harus kita lakukan demi keluarga. Akan tetapi laki-laki dewasa yang baik selalu bisa menyembunyikan semua rasa lelahnya demi membahagiakan mereka yang dianggap penting. Mendahulukan segala kepentingan yang memang menjadi kebutuhan keluarga dengan tindakan-tidakan tepat yang resikonya juga sudah dipikirkan dengan matang. Ini baru namanya idaman bro !
Ego Mungkin Sering Membuat Kita Nyaman Berlama-lama Bekerja Tapi Coba Tanyakan Mereka Yang Di rumah Apa Betah Ditinggal Lama-lama?
Siapapun itu orangnya pasti memiliki ego dalam diri masing-masing dan hal yang sama juga berlaku bagi kita sebagai laki-laki, keputusan yang salah dalam mengendalikan ego seringnya malah berujung dengan hasil yang tidak baik. Padahal matang dalam usia harusnya menjadikan kita bisa lebih bijak dalam mengendalikan emosi yang kadang memang kerap tidak dapat dikontrol dengan baik. Dilain sisi jam bekerja yang terlalu nyaman selalu menyita separuh waktu yang kita punya akibatnya tak ada lagi waktu yang bisa kita manfaatkan dengan mereka yang ada dirumah. Mungkin kesibukan ini dapat dipahami tapi pernah kah kita bayangkan bagaimana rasanya jadi mereka yang selalu ditinggal dengan waktu lama dirumah ? Tentu ini terasa tidak adil bukan?
Kita Tulang Punggung Keluarga Atau Tulang Punggung Perusahaan?
Loyalitas pada tempat kerja mungkin adalah hal penting yang akan menunjang karir untuk lebih baik lagi, kesetiaan dan produktifitas kita dalam bekerja adalah sesuatu yang akan sangat diperhatikan oleh perusahaan. Tapi kenyataanya tak hanya perusahaan tempat kita bekerja mereka yang disebut keluarga juga membutuhkan sosok kita, karena biar bagaimanapun seorang laki-laki kelak akan menjadi kepala keluarga. Kita dituntut untuk tetap bisa berlaku seimbang untuk dua kepentingan yang memang berpengaruh besar dalam hidup dan karir kita pastinya.
Karena Akhirnya Semua Prestasi dan Kesuksesan Akan Sia-sia Jika Kita Tidak Mampu Membagi Waktu Dengan Baik Antara Pekerjaan Dan Keluarga
Hasil dari semua upaya yang kita lakukan untuk bekerja dengan baik mungkin bisa mendekspripsikan segala hal baik yang sudah kita dapatkan, tapi pada akhirnya semua itu tidak akan terasa berarti ketika kita hanya terfokus pada usaha untuk tetap bisa mengembangkan dan memikirkan diri sendiri saja. Mau atau tidak kita tetap harus tahu bahwa kenyataanya tak hanya perlu sukses dalam berkarir kita juga harus bisa sukses mengatur waktu untuk keluarga. Ini adalah dua hal yang saling berhubungan dan berkesinambungan yang jika salah satunya tidak seimbang akan memberikan dampak bagi yang lain.
Karena pada akhirnya semua usaha dan kerja keras yang sudah kita lakukan hanya akan berarti jika kita juga bisa mengatur waktu dengan baik untuk segala sesuatu dalam hidup, termaksud untuk pekerjaan dan keluarga.

Nofantoro
June 12, 2017 at 6:59 am
Benar juga ya, kita tidak bisa mengabaikan keluarga dengan alasan untuk masa depan mereka, karena yang kita miliki adalah masa sekarang, selagi masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan keluarga, harus pandai-pandai menyisihkan waktu untuk mereka.