Keliru kalau menganggap selfie itu baru ada di era sekarang. Pasalnya swafoto pertama yang tercatat dalam sejarah sudah dilakukan sejak tahun 1839. Ketika itu Robert Cornelius mengambil gambar selfie pertamanya di depan toko lampu milik keluarganya di Philadelphia, Amerika Serikat. Pada saat itu dia menggunakan kamera analog primitif merek Daguerreotype yang diciptakan oleh orang Perancis, Louis Daguerre.
Karena tak ada shutter release jarak jauh pada kamera itu, Robert harus berlari cepat di depan peralatan setelah melepas penutup pada lensa kameranya. Dia membutuhkan waktu antara 3-15 menit untuk memegang kamera, dan memastikan ada cukup cahaya untuk membuat foto yang baik. Hingga saat ini foto itu masih tersimpan di Perpustakaan Kongres di Washington DC.
Tapi meskipun Selfie yang pertama tercatat sejarah itu dilakukan oleh laki-laki, aksi swafoto itu malah dipandang rendah oleh lawan jenis. Setidaknya ini ditunjukan oleh beberapa hasil penetilian. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh situs kencan Zoosk. Dari 40 juta penggunanya, disebarkan survey terhadap 4000 foto laki-laki. Hasilnya? Hanya 10 persen perempuan yang menyatakan tertarik dengan foto yang diambil dengan metode selfie. Kenapa demikian?
Menampilkan Wajahmu Setiap Saat Tak Membuat Nona Terpikat
Pernah ada istilah yang cukup dibicarakan di sosial media soal selfie, yakni “ganteng dikit, cekrek”. Ya itu adalah istilah satir bagi laki-laki yang suka selfie. Mereka yang terlalu percaya diri dengan kualitas wajahnya. Setiap saat, mereka berfoto ria.
Tak salah memang untuk berswafoto, namun tak harus pula bung melakukan selfie setiap hari. Karena nona justru merasakan hal yang aneh ketika pria suka selfie. Apalagi isi sosial medianya hanya berkutat pada foto tentang dirinya. Foto selfie yang terlalu mendominasi memperlihatkan minimnya perhatian bung pada dunia lain selain diri sendiri.
Sebetulnya Nona Jadi Tertarik Berhubungan Serius Kalau Bung Sedikit Misterius
Pria misterius memang lebih memikat. Karena mengundang sejuta rasa penasaran, yang rasa-rasanya perempuan ingin menyelami kehidupannya. Bahkan dalam film-film mulai dari era klasik macam Rebel Without a Cause, tokoh utamanya digemari karena sifatnya yang misterius dan pemberontak.
Apabila bung menjadi karakter yang misterius bukan tak mungkin justru membuat nona penasaran. Sehingga nona bertanya-tanya dalam dirinya, seperti apakah bung sebenarnya. Karena menjadi misterus mungkin bisa membuat nona ingin mengajak bung untuk berhubungan serius. Lebih baik menjadi yang dikagumi, dari pada sibuk mencari atensi dengan selfie.
Karena Dunia Ini Bukan Hanya Soal Selfie Saja, Lebih Baik Berusaha Membuka Jendela Dunia
Dunia ini terlalu luas. Luasnya dunia ini tidak mungkin hanya berpatok tentang dirimu saja bung. Terlebih lagi ketika nona iseng buka sosial media dan hanya menemukan foto selfie di mana-mana. Bagi perempuan, laki-laki yang suka selfie lebih kepada orang yang menyombongkan diri, dan terkesan pamer. Ketika menyadari bahwa memiliki paras wajah yang ganteng. Membuat dirinya selalu berlaku selfie.
Kesombongan seperti itu, akan membuat nona enggan menaruh hatinya kepada anda bung. Jangankah menoleh, melirik saja mungin tidak terlaksana. Lebih baik mengeskplore diri, lebih berkembang dengan membuka jendela dunia. Karena laki-laki yang pintar justru disukai para wanita.
Dan Penelitian Menyebut, Pria Gemar Selfie Cenderung Psikopat
Penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University, juga menemukan, laki-laki pencinta selfie lebih mungkin menunjukkan tanda-tanda menjadi narsis, impulsif, dan menampilkan karakteristik antisosial lainnya seperti kurangnya empati. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences itu melibatkan 800 pria berusia antara 18 sampai 40 tahun.
Para peneliti tersebut menemukan, mengunggah foto diri sendiri lebih dikaitkan dengan menjadi narsis dan psikopat. Jesse Fox, penulis utama studi ini dan asisten profesor komunikasi di Ohio State, mengatakan tidak mengherankan bahwa pria yang mem-posting banyak foto selfie akan menghabiskan lebih banyak waktu menyunting foto mereka. Ini menandakan mereka lebih narsis.
Gagah Tidak Terpancarkan Lewat Hasil Foto Bung
Pernahkah bung melihat beberapa pria yang suka selfie? Maksud kami bukan melihat fotonya. Tapi melihat proses pengambilan gambarnya. Kalau belum pernah menyaksikan secara langsung, coba saja bayangkan dalam pikiran.
Tak ada angin tak ada hujan, laki-laki berbadan tegap mengeluarkan hapenya dan menyalakan kamera depan. Sejurus kemudian menebar senyum tertahan lalu “cekrek”. Setehal itu membuka sosial media, mengupload foto tersebut dengan caption yang ala-ala. C’mon bung, dimana gagahnya laki-laki dalam proses itu?
Mau gagah? Bangun lewat sikap bung! Tunjukan dengan kerja keras. Dan biar orang lain yang mengambil foto bung dan menguploadnya ke sosial media dengan caption kekaguman mereka.
