Kantor Konsulat Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Denpasar menjadi sasaran aksi demo terkait kaum muslim, Uighur. Disela-sa aksi demo tersebut Konsul Jendral RRT, Gou Haodong meraakan perlu memberikan penjelasan. Ia menegaskan kalau tidak ada isu mengenai kaum muslim Uighur yang memicu kemarahan umat muslim tanah air termasuk di Bali adalah tidak benar.
“Rakyat Indonesia, termasuk saudara-saudari Muslim, punya rasa keadilan yang kuat, hal itu tentu bagus. Di dunia sekarang ini, rasa keadilan justru sangat berharga. Akan tetapi peristiwa yang terjadi sekarang dan di Jakarta pada Jumat lalu, sangat menyedihkan hati saya,” ujarnya saat memberikan keterangan pers dilansir Detik.
Gou juga menjelaskan kalau Tiongkok adalah negara multisuku dan multiagama. Undang-undang dasar pun menjamin hak-hak kebebasan beragama dan kepercayaan warga negara Tiongkok. Otomatis pemerintah juga memberikan perlindungan kepada setiap warga negara, termasuk Muslim suku Uighur di Xinjiang untuk menjalankan ibadah mereka secara bebas.
Adapun isu-isu yang tidak menyenangkan seperti Tiongkok merusak masjid sampai menganiaya kaum Muslim dan melarang kegiatan agam merupakan pemberitaan negatif dari media massa barat menurut Gou. Termasuk pemberitaan adanya dugaan pelanggaran HAM dan penahanan 2 juta umat muslim Uighur, semua itu tidak benar.
“Anda (Muslim di Indonesia) telah ditipu orang. Rumor yang sangat mengerikan itu adalah kebohongan, adalah perbuatan fitnah, dan malah bukan fakta,” imbuhnya.
Gou menjelaskan di Xinjiang terdapat 10 suku bangsa, 14 juta penduduk yang mayoritas umat Islam, serta 24.400 masjid yang kemungkinan lebih banyak bila dibandingkan jumlah masjid per kapita di Indonesia.
