Banyak pengurus di jajaran Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) satu per satu tertangkap oleh satgas khusus anti mafia bola. Yang paling menggemparkan ketika Ketua Umum PSSI, Joko Driyono ditahan polisi beberapa hari lalu. Salah satu sosok yang sangat lama berkecimpung di dunia persepakbolaan Indonesia. Dengan tertangkapnya Joko Driyono, Gusti Randa selaku Anggota Komite Eksekutif (Exco) bidang hukum diberi penugasan untuk menjalani organisasi sehari-hari dengan menggantikan posisi-nya sebagai Ketua Umum PSSI.
Meskipun begitu banyak pihak yang heran, karena masih ada Iwan Budianto yang secara hierarki berada di posisi Wakil Ketua Umum. Di lain hal Gusti tidak berkomentar banyak karena ia hanya menjalankan kewenangan Joko dengan menerima dan mencoba menjalankan amanat sebaik mungkin.
Sedangkan Kongres Luar Biasa atau KLB bung, akan dijalankan pada Agustus mendatang untuk memilih kembali ketua umum PSSI. Agar berlangsung kredibel dan legitimate, ia meminta semua pihak untuk mematuhi peraturan.
“Jangan ada lagi utak-atik aturan sehingga orang baru bisa begitu saja masuk memimpin PSSI seperti di masa lalu,” katanya.
Gusti sendiri mengatakan kalau ia tidak punya ambisi kuat untuk menjadi ketua umum PSSI. Alasanya karena kerja di PSSI itu ketat dari segi waktu dan ini organisasi yang tidak memiliki banyak duit. Alhasil kalau ingin mencalonkan diri atau menjadi ketua umum PSSI harus memiliki banyak uang.
“Ibaratnya di PSSI itu kerja 36 jam sehari, dan harus punya duit karena organisasi ini tidak banyak menerima duit dari APBN,” kata Gusti.
Ia juga menambahkan kalau jadi pengurus PSSI itu banyak merugi. Selain waktu yang tersita, ia dan para pengurus juga tidak mendapat gaji seperti yang dikatakan oleh banyak orang. Dilansir dari Detik, ia pun mengatakan bakal mengelola kantor pengacara dan rumah produksi seandainya tidak lagi jadi pengurus PSSI.
“Jadi kalau ada yang bilang korupsi, apa yang dikorupsi karena aktivitas PSSI kebanyakan tak dibiayai APBN,” kata dia tegas.
