Sebelum membahas lebih lanjut, pertama-tama apakah bung memiliki teman perempuan yang berjalan secara normal? Tanpa ada perasaan yang mencuat di antara kalian berdua? konon hubungan pertemanan beda gender pasti melibatkan perasaan, barang secuil saja itu menjadi bukti kalau pertemanan tidak bisa berjalan secara murni. Meskipun banyak yang tak setuju akan hal ini, tetapi nyatanya memang demikian.
Kecocokan sebagai teman bicara, saling mengerti dan mampu berbagi kasih menjadi tinjauan setiap laki-laki dan perempuan untuk memikirkan, apakah benar ia teman namun kenapa terlintas sebuah perasaan. Bisa berulang-ulang kali rasa seperti ini datang dan mampir di setiap orang. Belum lagi fisik yang menarik bisa menjadi sebuah alasan terbesar kenapa bung bisa tertarik dengan si nona.
Adapun intensitas waktu karena sering bertemu atau kerap dijadikan teman ngobrol membuat dua insan ini saling muncul perasaan. Lantas apakah bisa bung dan si nona hanya berteman?
95 Persen Masyarakat Indonesia Pernah Jatuh Cinta Dengan Temannya
Dilansir dari Tirto, yang menyatakan bahwa 95,9 persen masyarakat menyatakan pernah jatuh cinta terhadap teman lawan jenisnya. meskipun banyak juga yang menyatakan kalau hubungan laki-laki dan perempuan dapat terbentuk murni sebagai laksana pertemanan. Hal ini terlihat dari 76,12 persen masyarakat yang menyatakan hal tersebut.
Lewat survei tersebut saja bung dapat beranggapan, bahwa memiliki kadar kemurnian dalam suatu relasi tanpa adanya embel-embel cinta di dalamnya sangat tidak mungkin. Toh penelitian yang dilakukan Tirto tersebut sudah menjawab semua keresahan atau rasa sok tau dari sebagian orang. Intinya selalu ada benih-benih cinta dalam relasi, pasti bung juga pernah kan?
Hubungan Antar Teman Menghasilkan Dua Istilah Bagi Setiap Insan
Penggambaran kondisi yang tepat dari relasi dua jenis kelamin berbeda ini adalah friend zone dan friend with benefit. Di situs Psychology Today, Friend zone dikatakan sebagai keadaan di mana ekspetasi satu pihak tidak dihiraukan oleh pihak lainnya. Menurut Jeremy Nicholson M.S.W., Ph.D, istilah Friend Zone sendiri masih disalah artikan oleh beberapa orang. Sederhananya kondisi ini adalah salah seoarang yang terjebak dalam ruang lingkup pertemanan sedangkan ia memiliki perasaan berlebihan. Sayang sih, tapi sayang sebagai teman.
Ada lagi Friend with benefit, bahwa setiap hubungan pertemanan dilandaskan pencarian keuntungan sebanyak-banyaknya dari lawan jenis, yang secara umum dalam aktivitas seksual. Dua istilah tersebut biasanya terjadi dalam relasi pertemanan. Baik friend zone atau friend with benefit adalah dua buah sisi buruk kalau pertemanan terbawa perasaan. Terkecuali friend with benefit karena biasanya dijalani karena ada kesepakatan dua orang.
Terjebak Dalam Kungkungan Pertemanan, Kejujuran Membuat Relasi Terbubarkan
Memang pahit untuk mengalami kondisi ini, terutama dalam skala friend zone, di mana kebaikan, ketulusan sampai bentuk perhatian yang dicurahkan dengan tujuan merubah perasaan teman, malah dianggap sebagai bagian dari relasi pertemanan.
Oleh karena itu terjebak dalam kungkungan pertemanan membuat beberapa pihak merasa sebal. Belum lagi mereka yang coba bersikap jujur dan mengutarakan perasaan, malah tiba-tiba merusak hubungan yang terjalin. Alhasil malah berfikiran , sebaiknya tak usah diungkapkan saja.
Teman Lama Menjadi Kriteria FWB yang Sempurna Loh
Masih dikutip dari laman yang sama, konon kalau teman yang sudah lama dikenal adalah pasangan yang paling banyak dipilih oleh masyarakat menjalani hubungan friend with benefit. Lalau bagaimana dengan teman baru? ya nasibnya sih hampir sama, tapi kalau berbicara soal kenyamanan ya pasti ke teman lama.
FWB kerap dijalani seseorang karena dianggap menguntungkan, karena tidak ada kewajiban dan tuntutan dari pasangan, sampai soal kecemburuan bukan menjadi masalah yang perlu dipusingkan. Meskipun begitu masih banyak yang menganggap FWB sangat merugikan, apalagi kalau baper muncul dalam hubungan FWB,
Tapi Teman Saya Cakep Dan Saya Bisa Tuh Berteman Saja
Sebenarnya dari pendataan yang terjabarkan di atas, yang hampir mencapai 100% bahwa setiap orang pernah jatuh cinta terhadap temannya, membuat persahabatan antara dua gender ini sulit. Bahkan apabila pertemanan itu bersifat kelompok, seperti yang ke mana-mana kalian bermain pasti selalu ber-4 atau ber-6, tidak membuat kadar perasaan itu hilang.
Meskipun tidak berarti tidak bisa berteman, namun menurut kami pertemanan antara dua itugender sulit dilakukan. Berteman, ya pasti bisa jawabannya. Tapi apakah murni atau tidak? itu yang sulit ditelaah bung!
Tapi saya punya tuh teman cantik, dan kami cuma berteman ujar Bung begitu. Ya, kami khan menyatakan, laki-laki dan perempuan bisa berteman saja kalau salah satunya jelek. Kalau teman Bung memang cantik, itu artinya Bung yang…
