Kebohongan yang dirangkai Ratna Sarumpaet berimbas kepada Prabowo Subianto yang beberapa waktu lalu mengakui kalau Ratna dianiaya. Namun setelah Ratna mengakui atas kebohongan tersebut, Prabowo yang merasa telah membohongi publik alhasil melakukan permintaan maaf bung.
Akan tetapi Partai Hanura menilai permintaan maaf saja tidak cukup, seyogyanya yang dilakukan oleh Prabowo menurut Inas Nasrullah selaku Ketua DPP Partai Hanura adalah mundur dari pencapresan.
“Kalau Prabowo jantan karena sudah melakukan tuduhan keji, maka seyogya-nya mundur dari pencapresan dan rakyat Indonesia akan mengenang Prabowo sebagai super negawaran. Keren kan? Hahahaha,” kata Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir dikutip dari Detik.
Inas pun juga mengatakan kalau sekedar minta maaf itu sama saja Prabowo menyamaratakan kelasnya dengan Ratna Sarumpaet. Selain itu pernyataan Prabowo yang tidak merasa bersalah karena menganggap timnya masih belajar sangat tidak masuk akal. Terkait rekam jejaknya yang ikut dalam tiga kali pilpres.
“Apa kata dunia? Mosok Capres yang udah berpengalaman nyapres berkali-kali, kok bisa dikibulin emak-emak rempong sih? Amsyong banget tuh capres! Apes!,” katanya.
Adapun Inas juga menyindir Prabowo dan tim yang mudah termakan kebohongan Ratna. Menurutnya seseorang Mantan Danjen Kopassus seharsnya sudah memiliki intelijen yang mumpuni sehingga kejadian seperti ini tak terjadi di kubu Prabowo.
“Seharusnya bisa mencari informasi yang akurat dan bukan hanya dari bacotnya Fadli Zon. Bisa saja masyarakat menduga bahwa mereka semua berdramatisasi dalam lakon ‘Ratna Sarumpaet Digebukin’ yang dirancang oleh mereka semua,” tutur Inas.
