Akhirnya terjawab sudah semua teka-teki tentang karir Egy Maulana Vikry. Pemain yang memiliki kelincahan yang tak biasa dari anak seusianya ini akhirnya resmi bakal berlaga di liga utama Polandia. Bukan berlaga di klub junior atau pun sekedar trial, Egy langsung melakoni debutnya di tim utama, yang mana menjadi sasarannya selama ini yaitu menempati sebuah klub dengan durasi bermain lebih lama bukan sebagai penghangat bangku cadangan belaka.
Kini Egy mengemban nomor 10, sebuh nomor sakral di sepakbola. Yang mana menjadi sebuah identitas kalau pemain mengemban nomor 10 adalah pemain yang luar biasa. Egy sendiri baru dapat melakoni debutnya pada tanggal 8 Juli 2018 nanti, dikarenakan ia baru berusia 18 tahun pada bulan Juni. Sedangkan FIFA memiliki peraturan tidak memperbolehkan mengkontrak pemain di bawah umur. Lechia Gdanks bukan lah tim tersohor, melainkan tim medioker yang baru naik ke liga utama Polandia sejak tahun 2008.
Ketika Karir Mulai Dirakit, Biasanya Ada Hal yang Hanya Jadi Pengait Hingga Karir Dapat Menyentuh Langit
Tak perlu muluk-muluk bagi Egy untuk menetukan karirnya ketika banyak klub berdatangan meminati jasanya sebut saja Benfica, Saint Etienne dan Legia Warsawa. Merupakan 3 nama yang paling sering dikaitkan ketika simpang siurnya pelabuhan karir dari Egy. Namun ketika diperkenalkan di Lechia Gdanks, Sabtu lalu (10/3), Egy langsung disodorkan pertanyaan yang menohok dari wartawan Polandia.
“Apakah Lechia Gdanks hanya akan menjadi batu loncatan ke Benfica?”, karena salah satu tim terkuat di Portugal ini dikabarkan menawarkan trial kepada Egy. Namun dengan lugas Egy menjawab pertanyaan tersebut, “Saya belum ada niatan pindah ke klub lain, yang penting saya berada tim ini, bermain sepenuh hati dan memberikan yang terbaik”.
Menjadi Pemain Asia Ketiga yang Berada Di Gdanks
Egy yang telah resmi dikontrak secara profesional oleh Lechia Gdanks, tentu bakal menjadi pusat perhatian masyrakat Indonesia lantaran pemain ini bakal bermain di Eropa yang mengisi tim utama. Lechia Gdanks menjadi tim pertama Egy secara profesional karena sebelumnya pemain ini hanya menempuh pelatihan di Sekolah Olahraga Ragunan yang dikhususkan bagi atlit-atlit berbakat.
Namun Egy bukan orang Asia pertama yang direkrut bung. Lantaran ada dua nama asal Jepang yang sudah pernah berada lebih dulu seperti Tsubasa Nishi (2014-2016) dan Daisuke Matsui (2013). Meskipun begitu Egy tentu saja menjadi pemain pertama asal Asia Tenggara yang berada di Gdanks.
Mengisi Lini Tengah, Merupakan Lini yang Ramai Diminati Sekaligus Pesaing
Lini tengah merupakan lini yang ketat dan juga sarat akan gengsi. Banyak pemain yang terlahir sebagai pangeran sepakbola berawal dari lini tengah, sebut aja Michele Platini, Michael Ballack, Zinedine Zidane sampai Andreas Iniesta. Bukan sembarang pemain yang dapat mengemban lini tengah bung. Karena bakal banyak tekanan yang didapat oleh pemain tengah seperti harus menjemput bola dari pertahan, mengkreasi serangan, menjaga tempo permainan, bahkan menjadi palang pintu serangan sekaligus pertahanan.
Egy sendiri, merupakan pemain yang bisa dibilang offensif atau cenderung menyerang. Untuk mengisi pos tengah Lechia Gdanks tentu saja Egy harus bersaing dengan para pemain lain yang jauh berada di atasnya seperti Milos Krasic, mantan pemain Juventus. Kemudian Romario Balde yang direkrut dari tim reserved Benfica, ada juga Marco PAixao yang tak tergantikan karena mengoleksi 16 gol dari 25 pertandingan.
Tak Semuanya Murni, Ternyata Ada Sisi Menarik Dibalik Nomor Punggung Egy
Memang nyata bung, kalau Egy bakal memakai nomor 10 di Lechia Gdanks yang mana nomor tersebut merupakan nomor Sebastian Mila yang menjabat sebagai kapten tim sekaligus pemain tim nasional Polandia. Pemain berusia 35 tahun tersebut dikabarkan bakal pensiun di akhir musim ini. Selain itu, kepindahan Egy ke Lechia Gdanks ternyata berimbas ke media sosial, sebagaimana diketahui masyrakat Indonesia sangat menggiati kegiatan bersosial lewat jejaring dunia maya.
Sebagai penggila bola sekaligus penggiat sosial media membuat akun Twitter milik Lechia Gdanks melonjak tajam ke angka 60 ribu pengikut semula hanya 23 ribu. Bahkan Instagram pun naik pesat ke angka 92 ribu. Selain itu dilansir dari panditfootball, Lechia Gdanks sedang mengalami masalah finansial adapun pemberian nomor 10 kepada Egy ada kaitan dengan sisi marketing, dengan penjualan jersey Egy lewat Instagram. Hal ini pun diamini dua wartawan asal Polandia yang jadi koresponden pandit. Namun hal ini wajar saja terjadi kan, tak perlu dipusingi atau dikomentari, toh kepindahan Coutinho ke Barca juga langsung diedarkan jerseynya.
Menanti Debut Egy Sekaligus Perkembangannya, Namun Jangan Membebaninya
Jangan terlalu membani Egy dengan harapan yang muluk-muluk, perihal prestasi. Lebih baik kita biarkan Egy untuk mengeksplor diri agar menjadi lebih baik lagi. Tak perlu juga dikomentari dengan nada negatif tentang pemilihan karirnya di Lechia Gdanks, karena Egy masih muda, masih banyak kesempatan dan jam terbang yang dapat diraihnya.
Tak shahih rasanya kalau membani pria 18 tahun dengan harapan 100 juta warga negara Indonesia. lebih baik kita doakan saja yang terbaik Egy di debutnya hingga laga seterusnya agar dapat berkembang dan semakin matang.
