Health

Ketika Bung Dilarang Nona Untuk Mengepuskan Tembakau Yang Sudah Mengikat Di Tangan

Banyak hal yang lalu-lalang ketika si nona meminta Bung untuk berhenti merokok. Bung yang kerap menjadikan tembakau sebagai bahan pelampiasan kebosanan sampai buntunya ide sewaktu kerja. Pasti berucap dalam hati “Kalau berhenti merokok tak semudah itu!”. Namun karena Bung sudah menjalin hubungan dengan si nona yang didasari rasa sayang, Bung pun akhirnya coba memikirkan matang-matang soal berhenti merokok.

Merokok memang tidak baik bagi kesehatan. Si nona pun mengingatkan Bung karena mungkin ia takut menjanda kala menikah nanti Bung finish hidup terlebih dahulu. Selain itu pengeluaran pun jadi lebih hemat kala merokok tidak menjadi aktivitas yang Bung sering lakukan. Meskipun balik lagi, butuh waktu untuk membuat Bung berhenti dari aktivitas yang satu ini.

Bung Coba Menawar Saat Nona Menyuruh Belajar Berhenti Untuk Merokok, Ini Serius Lho Bukan Kelakar

Sebenarnya tidak ada pembelaan yang tepat untuk Bung yang perokok. Namun Bung bisa bilang kalau merokok itu bukan sekedar gaya-gayaan. Karena merokok dapat membuat pikiran Bung jadi plong, ide di kepala pun kian lancar. Bung yang disuruh berhenti pun meminta penawaran agar dikasih waktu untuk berhenti. Meskipun rasa-rasanya sulit dijalani.

Sampai Bung Memberikan Penawaran Balik, Kalau Bung Tak Akan Merokok Kala Sedang Berduaan Dengan Si Nona Saja. Apakah Itu Baik?

Tidak ada alasan lagi bagi si nona saat Bung diberikan waktu untuk berkontemplasi, sembari mencoba berhenti merokok untuk saat ini sampai nanti. Bung yang tahu kalau badan ini sudah candu sulit untuk berhenti. Bahkan mulut terasa masam hingga rela beli rokok ‘ketengan’ (dibaca: satuan) demi memuaskan gejolak rasa di dalam mulut.

Hingga ide cemerlang pun hadir kala Bung memberikan penawaran bahwa selama berduaan Bung tak akan kepas-kepuskan tembakau dengan kacau. Tapi Bung bakal merokok apabila sedang sendiri atau bersama dengan teman. Entah si nona akan menjawab apa, yang jelas Bung coba selamatkan kepentingan.

Bung Mencoba Untuk Berhenti Tetapi Meminta Si Nona Bersabar, Karena Ini Tidak Mudah

Bung menyadari kalau keinginansi si nona untuk Bung berhenti semakin meradang dan tak ada solusi bersahabat atas semua ini, terkecuali untuk berhenti. Bung pun mengatakan bahwa sedang mencoba untuk berhenti tetapi meminta si nona untuk bersabar. Karena Bung sudah menjadi pecandu tembakau sehingga untuk berhenti pun sulit tak bisa instan. Sebagai awalan Bung bakal mengurangi jumlah rokok yang dihisap per hari, dari sebungkus ke setengah bungkus sampai tidak sama sekali.

Ketika Tekad Sudah Bulat, Godaan Yang Datang Semakin Banyak Dan Melekat

Bung sudah bertekad bulat untuk lepas sahabat karib yakni tembakau. Namun layaknya seorang yang sedang hijrah, godaan pun datang dan menggoda. Lantas apakah Bung diam saja? Tentu tidak kan? Pada mulanya Bung yang melawan. Tetapi tiba-tiba terdiam kala teman datang menawarkan rokok yang menjadi ritual keeratan di antara teman. Bahkan Bung langsung diberikan secara cuma-cuma tanpa bayar, alias tinggal isap saja. Sampai pada akhirnya tekat bulat pun runtuh karena Bung luluh oleh sahabat karib (dibaca: tembakau) yang tiba-tiba datang menjemput dengan senyum manis.

Bung Butuh Motivasi Untuk Berhenti, Bukan Diteriaki Tiap Hari

Nona yang kerap kali vokal soal stop merokok membuat Bung gusar. Lantaran Bung sudah berjuang sekuat tenaga untuk berhenti, teman datang menyodorkan rokok pun Bung tolak, sampai pada akhirnya Bung tak kuat menahan rasa yang bergejolak. Hingga tembakau kembali menyerang diri. Bung pun meminta si nona untuk memotivasi, bukannya meneriaki Bung setiap hari.

Saat Bung sedang berjuang menahan rasa masam di mulut, terlontar secara random mengapa si nona tidak menerima Bung apa adanya? Namun Bung juga harus menyadari kalau si nona sedang berusaha untuk mengubah diri Bung jadi lebih baik dan terhindar dari segala macam penyakit.

Bung dan si nona harus saling percaya dan mengingatkan agar rencana stop merokok pun dapat berjalan. Setiap laki-laki terkadang ada rasa menyesal kenapa bisa merokok sebanyak ini, tetapi ketika sadar sudah menjadi pecandu rasa tersebut ternyata hanya sebatas halusinasi. Sampai pada akhirnya Bung hanya bisa menikmati sambil menengok ke bungkus dan berkata, “Masih ada sisa dua batang lagi.”

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top