Pertemanan yang terjalin lewat obrolan dan saling menghabiskan malam memang menyenangkan. Namun seiring bertambahnya usia, hal tersebut mulai terasa langka dikala kesibukan bekerja mulai melucuti waktu satu per satu. Sibuknya pekerjaan mulai digempur dengan deadline sampai lelahnya begitu terasa setiap pekan. Membuat Sabtu dan Minggu Bung hanya terpakai untuk beristirahat.
Kedisplinan aturan kantor hingga jarak yang ditempuh dari rumah, membuat Bung harus selektif memilih hari untuk bertemu teman. Dulunya Bung bisa bertemu hampir setiap minggu, sekarang untuk menyapa saja harus berpikir terlebih dahulu karena takut mengganggu. Lama kelamaan Bung tidak menyadari kalau teman yang dulu dilabeli sahabat sejati, satu per satu mulai pergi.
Tetap Menjaga Komunikasi Meskipun Hanya Sekedar Chat Basa-basi
Kerja yang sibuk seharusnya tidak dapat membuat pertemanan Bung harus berakhir buruk, dalam artian sudah tak lagi saling mengenali. Walaupun Bung tidak memaksakan untuk bertemu, akan tetapi Bung bisa menjaga komunikasi agar persahabatan tetap terjaga dengan rapi. Hingga cap sombong pun tidak dilontarkan teman-teman Bung yang dulu jadi saksi kala hidup bujang dan mengganggur.
Menjaga komunikasi bisa berawal dari menanyakan kabar Bung. Meskipun terkesan aneh dan janggal, Bung bisa membungkus pesannya lewat candaan, hingga respon teman pun pasti jadi cair dan tidak kaku. Atau Bung bisa memantau aktivitas kesehariannya lewat media sosial, agar pada saat bertemu Bung bisa mengobrol dengan padu.
Tak Sengaja Berpapasan Bisa Dimanfaatkan Untuk Mengobrol Dadakan
Usahakan apabila Bung berpapasan dengan teman untuk tidak buru-buru pergi. Manfaatkan momen singkat tersebut untuk membuat hubungan yang tadinya renggang untuk erat kembali. Apa lagi melihat jadwal kerja yang kian padat, tentu Bung harus berpikir kalau untuk bertemu kembali pasti susah untuk menyamakan hari. Semisal bertemu di satu acara yang sama, atau ada meeting dengan klien yang kebetulan dengan kantornya bisa mengajaknya melipir ke kafe atau bermain di kantin. Toh, itu semua demi aroma persahabatan yang dapat bersua kembali.
Coba Bung Mentraktir Dengan Embel-Embel Sebagai Bentuk Pencapaian Karir
Memang Bung sedang tidak naik jabatan dan sedang dalam kondisi krisis uang. Tetapi mentraktir teman tak harus di kafe atau restoran kenamaan. Sekedar makan di pinggir jalan atau membelikan secangkir kopi di kedai sederhana bisa membuat teman bahagia. Karena yang penting kan bukan apa pemberiannya, tetapi quality time-nya.
Dengan bertingkah seolah-olah seperti itu, pasti teman dapat menghargai dan bisa membuat hubungan kembali seru seperti dahulu. Coba Bung bayangkan, dahulu ketika saling bertukar cerita konyol yang ditemani segelas es teh manis sepulang kuliah atau semasa SMA, betapa konyol dan serunya kan?
Ketika Sempat Bertemu, Coba Ceritakan Keluh Kesah Pekerjaan Bung, Siapa Tahu Teman Bung Memahaminya
Setiap orang memang membutuhkan pekerjaan untuk menambal kebutuhan yang kian meningkat. Ketika Bung bercerita soal keluh kesah pekerjaan, teman pun bakal paham kenapa sekarang Bung timbul tenggelam bagaikan ombak di lautan barat daya. Karena bisa saja teman Bung juga mengalami hal yang sama. Tapi Bung tenang saja, sebab kesibukanmu tak dijadikan alasan baginya untuk tidak berteman lagi. Karena persahabatan itu saling mengerti satu sama lain lewat sebuah kondisi.
Persahabatan Adalah Liburan, Rangkailah Jadwal Agar Rencana Dapat Terkawal
Melihat banyaknya long weekend yang tersedia dalam beberapa bulan ke depan. Bung bisa merencanakan secara dadakan dengan mengajak teman untuk liburan (dibaca: travelling). Dengan dimatangkan jauh-jauh hari, liburan bersama teman-teman Bung pasti bisa terwujud. Karena setiap orang yang penat bekerja pasti menginginkan waktu refreshing untuk meremajakan diri dengan berlibur ke sana ke mari. Cobalah Bung ajak temanmu, siapa tahu dia merindukan kisah konyolmu dulu waktu bertingkah lucu saat berlibur di Pulau Seribu. Jadi bertemu teman bukan lagi sekedar omongan angin lalu.
