Masa depan memang harus ditata dengan baik lewat sebuah usaha yang kerap menarik syaraf dan otot karena terlalu lelah, sampai bekerja hingga tak kenal waktu. Wajar saja sampai ngotot, kalau janji soal bonus di depan mata apabila pekerjaan selesai tanpa melewati batas waktu yang ditentukan. Alhasil Bung pun bakal bekerja mati-matian sampai lupa ada hal lain yang seharusnya tak bisa Bung tinggalkan, kesehatan misalnya. Lantaran Bung bekerja tak mengenal waktu makan dan istirahat sehingga kondisi badan terabaikan begitu saja.
Memang perjuangan mereka yang bekerja dengan giat sampai lupa waktu beristirahat terbayarkan dengan pencapaian karir, bonus tinggi, sampai menjadi anak kesayangan perusahaan. Sehingga mimpi pun dapat dikejar dengan kerja kerasnya. Tapi, apakah lantas bahagia? Kalau itu belum tentu. Karena proses menikmati hasil itu yang seharusnya tak terlewatkan saat Bung sedang bekerja mati-matian untuk mendapatkannya. Tetapi kalau menikmatinya saja tidak bisa. Mau dikata apa?
Kesehatan Diabaikan Lantaran Pekerjaan Dianggap Hal yang Teramat Penting untuk Dilakukan
Terlalu lama bekerja dan selalu menguras tenaga membuat Bung lupa akan hal yang seharusnya. Sejatinya manusia itu bukanlah robot, butuh istirahat, makan yang teratur, dan santai sejenak. Membiarkan tubuh bekerja terlalu lama tanpa ada asupan makanan yang masuk ke tubuh Bung, bisa membuat Bung mudah lelah dengan segala aktivitas yang telah direncanakan.
Lagi pula memaksakan tubuh bekerja tanpa ada tenaga, hanya akan membuat pekerjaan akan berantakan. Oleh karena itu, alangkah baiknya Bung menyisihkan waktu untuk makan dan kembali bekerja setelah tubuh diisi tenaga.
Kerja Keras Bagai Kuda, Hingga Lupa Mana Siang dan Malam
Fatal apabila tidak memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk beristirahat. Mungkin Bung memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk bekerja sehingga waktu tidur selalu terabaikan begitu saja. Namun, hal itu tak serta-merta membuat tubuh juga bersemangat dan dapat mengabaikan waktu istirahatnya.
Justru agar terus tetap bekerja dengan fit dan baik, tubuh Bung harus beristirahat secukupnya. Apabila tidak, dapat dipastikan tubuh bakal terhempas dan jatuh sakit bukan lagi hal yang tak mungkin terjadi.
Keluarga Menjadi Motivasi, Tetapi Berjumpa Dengan Istri Tak Pernah Terjadi
Keluarga tak bisa dipungkiri menjadi suatu pangkal motivasi kepala keluarga hingga bisa bekerja begitu kerasnya. Sampai waktu senggangnya hanya terpakai buat tidur saja. Tetapi kalau keluarga menjadi motivasi tanpa pernah menatapnya barang sekali, apakah itu yang dinamakan motivasi, Bung?
Tak ada makan malam bersama keluarga, sarapan bahkan sampai akhir pekan karena setiap harinya aktivitas Bung hanyalah bekerja. Alhasil, keluarga pun seperti tak mengenal sosok ayahnya. Bahkan sekedar untuk bepergian di malam hari bersama istri dan anak saja sudah tak lagi bisa terlaksana karena Bung terlalu lelah sehingga ingin beristirahat saja.
Berbagi dan Menabung Bisa Membuat Kerja Keras Bung Semakin Beresensi
Bersyukur adalah suatu bentuk sikap yang sudah sepatutnya Bung lakukan saat menerima berbagai rezeki. Memang, kalau Bung tak giat berusaha, tidak akan bisa Bung mendapatkan semua hal begitu saja. Tetapi semua ini sudah diatur Tuhan dengan sedemikian rupa. Tanpa mendiskreditkan orang lain, Bung bisa berbagi hasil jerih payah terhadap orang yang kurang beruntung.
Tentu masih banyak orang yang tak bisa mendapatkan hal yang Bung nikmati selama ini karena nasib dan alur kehidupan yang dijalani setiap orang berbeda, dan mereka adalah contoh bagian pahitnya. Jangan lupa bersiap-siap untuk menatap masa depan dengan menyisihkan sebagian uang untuk ditabung dan berinvestasi. Karena tidak ada yang abadi di dunia, lebih baik bersiaplah sebaik mungkin.
Akan Jauh Lebih Baik Jika Bung Menjadi Manusia yang Gemar Bersosialisasi
Gemar bersosialisasi dapat menjadi guru, penyemangat, hingga proses bersyukur atas apa yang Bung dapati selama ini. Dari bersosialisasi Bung dapat belajar bahwa banyak orang di luar sana yang belum beruntung hidupnya. Untuk makan saja, mereka harus rela bekerja begitu kerasnya. Jadikan setiap cerita yang terungkap dari obrolan Bung dan teman sebagai bentuk penyemangat serta syukur akan apa yang Bung dapat.
Oleh karena itu, jangan sampai kesibukan bekerja membuat Bung enggan bersosialisasi dengan teman dan rekan. Karena mereka lah yang ada di saat Bung tertawa, menangis, atau melakukan hal konyol yang mungkin sulit terulang namun akan selalu dikenang di setiap pertemuan.
