Spon

Ketika Keliru Mengartikan Passion

Sebut saja namanya Adi. Pria yang kini menginjak usia 35 tahun ini berkesempatan ikut sebuah seminar karir 5 tahun yang lalu. Ketika itu ia terkesima dengan seorang motivator pada acara tersebut yang dengan berapi-api mengatakan bahwa jika ingin sukses maka seseorang harus mengikuti passion dalam dirinya.

Berkaca dari motivasi itu, Adi meninggalkan pekerjaan tetapnya seminggu kemudian. Ia merintis usaha restoran bersama dua kawannya. Alasannya sederhana, ia senang makan dan makanan adalah passion utamanya.

Lima tahun berselang, Adi sudah 5 kali pula buka tutup usaha restorannya. Tak ada satu pun restorannya yang sukses diterima pasar. Modal yang diambilnya dari tabungan selama bekerja sudah semakin menipis. Gambaran kesuksesan yang diharapkannya dari mengikuti passionnya tak kunjung tiba. Apa yang salah?

arti passion

Passion Bukan (Selalu) Soal Cinta

Bisa jadi ini kesalahan utama yang dilakukan pria-pria seperti Adi. Kebanyakan dari kita menerjemahkan passion sebagai hal yang kita senangi dan cintai. Ini adalah pengertian yang keliru.

Cinta atau kesenangan bisa diartikan sebagai sesuatu yang ingin kita lakukan dalam hidup. Coba lihat mereka yang tergabung dalam komunitas indo runner misalnya. Mereka adalah para pecinta olah raga lari. Tapi apa lantas mereka melakukan langkah yang benar seandainya meninggalkan pekerjaan sehari-hari dan memilih menjadi pelari profesional?

Kita bisa punya banyak ragam aktivitas yang kita cintai. Ada yang senang mengkoleksi action figure, ada yang senang renang, modifikasi mobil, bermusik, wisata kuliner, blogging dan sebagainya. Namun hal itu bukanlah passion.

Kesenangan atau kecintaan bisa jadi adalah sesuatu yang kita lakukan untuk membuat hidup kita lebih bersemangat dan berwarna. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk lari dari kebosanan. Nah, jika begitu lantas apa yang disebut passion?

Passion Dan Masalah Pengakuan

Ini perbedaan utama passion dari sekedar cinta biasa. Passion adalah masalah pengakuan. Kita sebagai individu ingin diakui atau dikenal sebagai apa.

Pengakuan ini bukan berarti kita haus menjadi terkenal dan berusaha sekuat tenaga menampilkan diri. Namun pengakuan ini bersifat diri pribadi. Bagaimana kita mengartikan diri kita sendiri.

Kembali ke topik Adi, apakah benar passionnya adalah makanan? Apakah ketika ia bercermin di pagi hari, maka ia melihat seseorang yang terkait dengan makanan?

Coba saja datangi tempat bermain futsal yang bertebaran di kota-kota besar. Perhatikan bagaimana banyak yang begitu serius bermain dan kadang tak kalah bagus dengan pemain profesional di Indonesia. Tapi coba tanyakan, apakah mereka ingin mendapat pengakuan sebagai pemain bola profesional?

Bisa jadi jawabannya tidak. Futsal hanyalah sesuatu yang mereka senangi. Futsal menjadi semacam vitamin dari kebosanan rutinitas hidup belaka.

Passion Itu Tak Sesempit Daun Kelor

Kesalahan paling utama yang sering dilakukan adalah memandang arti passion dari kacamata yang sempit. Pengakuan diri diartikan dengan sebuah kegiatan yang terlalu spesifik. Buntutnya kita jadi tak punya ruang untuk berkembang.

Coba kita tengok, Casey Stoner seorang juara dunia MotoGP. Ia merintis karirnya dari bawah hingga mencapai level tertinggi balap motor MotoGP. Apa berarti passion pemuda asal Australia ini adalah “menjadi seorang pembalap MotoGP”? Ternyata ia berhenti di tahun 2012 ketika ia baru berusia 26 tahun. Kendati telah berhenti ia beberapa kali aktif menjadi pembalap test ride tim honda. Ia pun juga bercita-cita mendirikan sekolah balap.

Atau simak juga Legenda hidup MotoGP Valentino Rossi. Ia sudah 7 kali juara dunia MotoGP. Apa berarti passionnya sekedar “menjadi seorang pembalap MotoGP”? Meski masih aktif sebagai pembalap, Rossi kini sudah punya sekolah balap sendiri. Ia juga mendirikan tim balap miliknya sendiri dikelas lain. Rossi juga tercatat sebagai salah satu pembalap rally mobil yang pernah memenangi beberapa etape. Berulang kali ia pun menjajal mobil F1.

Kedua pembalap itu memberikan kita gambaran bahwa passion tidak lah sesempit yang digambarkan. Alih-alih mematok pengakuan diri sebagai “pembalap MotoGP”, dua orang ini ingin diakui sebagai orang yang terkait dengan dunia balap apapun itu.

Hal yang sama juga dilakukan oleh mereka dibidang yang lain. Contoh di bawah ini adalah gambaran bagaimana para pemilik bisnis dunia meramu keberhasilannya. Mereka tidak terpatok pada pengertian passion yang sempit.

passion dan bisnis

Passion Dan Keseimbangan Hidup

Menggeluti passion tak berarti mencurahkan 100 persen hidup untuk itu. Passion hanyalah bagian kecil dari sendi kehidupan yang banyak. Dengan hanya berkutat dihal yang itu-itu saja, bukan tak mungkin akan menyegerakan rasa bosan.

Tak berarti setiap keputusan dalam hidup harus berkaitan erat dengan passion yang kita miliki. Ada unsur sosial, keluarga, perkawanan, waktu, hobi, kecintaan lain dan beragam hal lain yang menggerakan keputusan kita dari hari ke harinya.

Malah bukan tak mungkin kesempatan meraih kesuksesan menggeluti passion justru datang ketika kita sedang menjalankan kegiatan lain yang sama sekali tak berhubungan. Bisa jadi kawan yang kita temui untuk sekedar menghabiskan kopi sore justru orang yang kemudian menjadi bisnis partner passion kita.

Passion Bukan (Satu-Satunya) Bahan Baku Kesuksesaan

Sukses itu tidak hanya dibangun dari passion belaka. Ada unsur-unsur yang lainnya. Mulai dari kerja keras, networking, manajemen yang baik dan sebagainya. Passion hanyalah sebuah pencetus awal. Masih banyak hal yang perlu dilengkapi jika ingin meraih sebuah kesuksesan.

Sering kali juga kita melupakan unsur waktu. Passion adalah sebuah istilah yang lekat dengan kerangka waktu. Kita harus tahu kapan kita harus berhenti dan mencoba yang lain. Segila apapun Valentino Rossi dengan balap mobil F1, ia tahu bahwa tak mungkin baginya bisa bergabung dengan arena balap itu diusianya yang kini sudah menginjak 35 tahun.

Sebagaimana juga passion, kegagalan adalah bagian yang akan menghiasi perjalanan kehidupan. Kita masih ingat bagaimana Purdi E Chandra pengusaha sukses, motivator dan pendiri Enterpreneur University justru menyatakan diri pailit. Robert Kiyosaki yang buat sebagian pelaku MLM dan bisnis dianggap setengah dewa, justru bisnis utamanya Rich Dad Global LLC dinyatakan bangkrut.

Jadi pahami passion dan bersiap untuk kesuksesan dan kegalalan!

13 Comments

13 Comments

  1. dobelden

    September 10, 2014 at 7:00 am

    Sangat mengena nih, hampir salah langkah dengan mengutamakan passion dlm arti sempit

    Makasih mamen…

    #barutahu purdi e chandra bangkrut

  2. Qolbun Hadi

    February 23, 2015 at 8:55 am

    maksih mas tipsnya, sangat bermanfaat

  3. Yus

    July 25, 2015 at 5:49 pm

    Banyak motivator yg menyarankan u/ berbisnis sesuai passionnya,,, sampai sekarang saya masih bingung bagaimana menemukan passion saya yg sebenarnya

  4. Syspro

    July 25, 2015 at 9:51 pm

    Bagus banget.. Sangat mncerahkn.
    Lgsg sy bookmark situs ini krn sy suka banget

  5. Rian Priyanto

    November 8, 2015 at 5:56 pm

    Dari dulu saya hanya mendengar kata passion sepintas saja. Tidak pernah saya pahami apa artinya passion.
    Iseng saya cari di google dan setelah membaca artikel ini sangat menginspirasi. Terimakasih

  6. Reeza Daulay

    November 30, 2015 at 11:48 pm

    gue lagi otw nyari passion yg sebenarnya bagi gue, wish me luck! nice post men 🙂

  7. Ya'ti Zuyyina

    January 20, 2016 at 7:08 pm

    Sebenernya lagi bingung passion itu apa?? Saya sedang mencoba mendaftar beberapa organisasi di kampus, tapi setiap formulir selalu ada kata-kata, “apa PASSION mu?”
    Entahlah, tapi postingan anda cukup memberi penjelasan bagi saya. Nice Post. 🙂

  8. juliestate

    August 13, 2016 at 4:28 pm

    Maaf Pak, tp artikel anda seolah menjelaskan bahwa passion itu sama dengan hobi. Klo menurut saya itu sangat berbeda. Passion jauh lebih dahsyat dari itu. Bukan sekedar hal yg bs mewarnai hidup.

    • Imam

      August 18, 2017 at 7:24 am

      yah kesannya artikel ini seperti itu..

  9. Agus Tedi

    October 27, 2016 at 7:28 am

    Banyak motivator menyarankan untuk bisnis sesuai passion, tapi motivator sendiri tidak pandai berbisnis. Ini sangat disayangkan. Dan cuma bisa ngomong ikuti passion. Menurut saya passion itu bukan hanya kecintaan pada sesuatu yang bersifat hobi. Tapi tanggung jawab pada keluarga juga passion. Itulah yang membuat kita menjadi semangat bekerja di pagi hari. Intinya passion itu gairah. Jadi apa yang membuat anda bergairah. so, berfikir luas lah. Thanks admin. goosted.blogspot[dot]com

  10. Imam

    August 18, 2017 at 7:02 am

    saya kurang sependapat dengan beberapa pernyataan dari artikel ini, menurut saya akan lebih mudah menemukan suatu peluang ketika kita menjalani passion kita. saran saya coba penulis artikel dan teman2 yang membaca artikel ini untuk menonton video ini https://www.ted.com/talks/black_my_journey_to_yo_yo_mastery dan membaca blog ini https://www.zenius.net/blog/3984/rumus-memilih-jurusan-kuliah mungkin bisa menjadi masukan, tapi saya menghargai atas keberanian penulis dalam memandang passion dari sudut pandang yang lebih luas, nice article 🙂

  11. Pingback: Passion itu apa? - ayunovanti

  12. andrie riyanto

    July 4, 2018 at 3:32 pm

    Saya selaku pencari passion untuk diri saya sendiri,menjadi lebih banyak informasi tetapi didalam artikel ini saya menemukan kebingungan, dikarenakan pendapat penulis terhadap passion.

Leave a Reply

Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top