Meskipun jabatan Bung hanya seorang karyawan yang mengumpulkan uang hanya untuk makan dan menyambung hidup untuk satu bulan ke depan. Namun, persoalan harga diri tak bisa dikesampingkan apabila atasan kerap menginjak-injak Bung sebagai seorang bawahan. Tulisan ini tak mengajarkan Bung untuk melawan atasan, melainkan hanya memberikan beberapa saran dan cara untuk menghadapi atasan yang keras, lho.
Jangan kendor Bung, tak perlu pula overthinking apabila atasan bersikap semena-mena. Seperti tak mau tahu apa pun alasan Bung, yang ia tahu hanyalah pekerjaan harus diselesaikan tepat waktu. Bahkan, tak jarang atasan sampai mengeluarkan kata-kata kasar untuk memberikanmu peringatan. Ironisnya lagi, Bung harus lembur tanpa uang lembur. Apakah Bung pernah mengalami ini? Nah kalau begitu, kini Bung tengah membaca tulisan yang tepat, sebab berikut ini adalah kiat-kiat untuk menghadapi atasan yang kerap bertingkah seenaknya.
Fokuskan Pikiran terhadap Pekerjaan, Jangan Sampai Termakan oleh Luka Perasaan
Tanggung jawab Bung sebagai karyawan tentunya adalah menuntaskan pekerjaan yang ditugaskan. Apabila atasan bersikap seenaknya, lupakan dulu sejenak dan fokus untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kerjakan dengan baik sesuai porsi Bung.
Jangan sampai perasaan terbawa dalam ranah pekerjaan, jadilah orang yang high context, dimana permasalahan pribadi tak terseret ke pekerjaan. Tetapi apabila atasan tetap berlaku seenaknya, mungkin Bung bisa bersikap tegas dengan mempertanyakan.
Ikuti Aturan yang Ada, Tetap Tenangkan Diri Bung
Jangan pernah berpikir untuk melakukan kekerasan fisik ataupun non fisik terhadap atasan yang selalu bersikap semena-mena Bung. Ketidaksukaan Bung kepadanya, tak harus membuat Bung melampiaskan emosi. Salah satu cara yang bisa Bung lakukan adalah ikuti aturan berlaku di tempat kerja, seperti jangan pernah datang terlambat. Karena permasalahan kala Bung melanggar beberapa aturan bisa membuka potensi masalah baru. Hindarilah masalah yang dapat membuat karir Bung rusak.
Lagi pula kalau Bung berhasil melampiaskan emosi secara fisik kepada atasan, yang ditakutkan adalah munculnya rekomendasi Bung sebagai karyawan yang buruk ke beberapa perusahaan. Hingga Bung sulit mendapatkan pekerjaan baru apabila resign.
Curahkan Perasaan pada Pihak Personalia Perihal Atasan Bung yang Belaku Seenaknya
Salah satu langkah yang mungkin bisa Bung tempuh apabila atasan bersikap kurang mengenakkan adalah berkonsultasi dengan pihak personalia. Lewat personalia Bung bisa menyampaikan keluh kesah sekaligus rasa kecewa terhadap atasan yang semena-mena.
Sebagai karyawan, Bung memiliki hak untuk menyampaikan keluhan tersebut, tentunya didukung dengan kinerja Bung yang memang baik. Tetapi apabila jalan yang ditempuh sedikit sulit, bisa Bung adukan kepada serikat pekerja.
Lebih Laki, Kalau Bung Sampaikan Langsung pada Atasan, Agar Dirinya Tahu apa yang Bung Keluhkan
Apabila memungkinkan, seperti ada rapat tahunan, evaluasi atau berbagai kegiatan discussion semacamnya, Bung bicarakan langsung mengenai perlakuannya. Utarakan di momen yang tepat, jangan sampai mengganggu pekerjaan Bung dan atasan. Bangun komunikasi yang baik dengan atasan, sampaikan bahwa Bung ingin bekerja dengan seoptimal mungkin. Maka dari itu, Bung bisa meminta pada atasan untuk menumbuhkan iklim yang baik bagi para pekerja supaya hasil yang dicapai maksimal.
Kalau Sudah Tidak Ada Perubahan, Resign-lah, Mungkin Itu yang Bung Butuhkan
Atasan yang baik tak selalu memarahi bawahannya, apalagi bersikap seenaknya sampai melukai perasaan. Untuk itu, kalau upaya seperti di atas tidak membantu. Lebih baik Bung ambil langkah untuk resign, daripada Bung tersiksa dengan nuansa pekerjaan yang selalu diselimuti emosi dan dibawah tekanan. Siapa tahu memang itu sebenarnya solusi terbaik yang Bung butuhkan. Jangan takut tak dapat pekerjaan, karena rezeki tak bakal ke mana. Percayalah.
