Instalasi bambu terpasang di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia sebagai wujud karya seni. Berbicara soal bambu Bung, beberapa waktu lalu kata tersebut menjadi hal yang sensitif untuk dibicarakan. Bermula dari pemasangan bendera peserta Asian Games dengan menggunakan tiang bambu di Jakarta Utara, yang mengundang komentar warganet secara pedas. Alhasil tiang bambu yang berikatkan bendera itu dicopot, namun atas instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akhirnya tiang tersebut terpasang kembali.
“Mereka yang hanya memencet tombol-tombol meremehkan bambu bambu yang ditegakkan oleh warga,” komentar Anies, karena pemasangan tiang bambu diinisiasi oleh warga sekitar. Sehingga ia pun membuat memo kepada masyarakat luas kalau tiang bambu tersebut dapat dijadikan inspirasi.
Balik ke soal instalasi bambu, pemasangan ini diklaim oleh bapak Gubernur dipasang di tanah paling mahal di Indonesia. Karya buatan Joko Avianto tersebut menurut Anies sebagai perwujudan bahwa harga bambu yang relatif murah bisa diubah bentuk menjadi karya seni yang mahal.
“Kami ingin tunjukkan di tanah yang paling mahal di Indonesia, Bundaran HI, di situ dipasang instalasi dengan material paling murah di Indonesia,” ujarnya.
“Biasanya kita menyaksikan bambu posisinya lurus, ini sekarang ditekuk-tekuk sampai bentuknya seperti bunga matahari. Harapannya, ini jadi inspirasi ke seluruh Indonesia bahwa bambu itu bisa dipakai untuk begitu banyak ekspresi seni,” imbuh Anis Baswedan dikutip dari Kompas.
Lewat pemasangan instalasi bambu tersebut, Anies berujar bahwa tidak ada niatan untuk menyindir cemoohan atas tiang bambu beberapa waktu lalu. Lebih lanjut ia mengatakan, kalau dirinya memang pengagum karya seni dengan material yang sederhana.
“Anda bisa melihat rumah saya begitu, semuanya material biasa saja, tapi kami mengundang orang-orang terampil, yang diperlukan adalah kreativitas, rasa hormat, rasa sayang, dan dari situ akan muncul karya-karya kreatif seperti ini,” pungkas Anies.
