Secara tidak langsung media berita olahraga kenamaan asal Vietnam, Bongda.com berikan contoh kepada Indonesia tentang tata cara naturalisasi pemain. Tanggapan pun diutarakan melihat kesuksesan negara dapat berprestasi di level klub dan tim nasional tanpa kehadiran pemain naturalisasi. Apalagi dari tahun ke tahun pemain naturalisasi di Indonesia hampir menyamai Filipina.
Lewat medianya, yakni Bongda.com, ia tak menampik kalau Vietnam banyak melakukan naturalisasi di Asia pada tahun 2011 silam. Namun Vietnam mulai mengurangi pengggunaan pemain asing serta naturalisasi sejak musim 2015 dan fokus kepada grassroot yakni genjot pembinaan pemain muda yang ada.
Apalagi, federasi sepakbola Vietnam di tahun 2010 sudah menetapkan regulasi 3 pemain asing dan 1 pemain naturalisasi. Tapi tidak laku bung, sampai ada 6 tim di liga tertinggi di Vietnam tidak menggunakan pemain naturalisasi. Di sisi lain lain Vietnam banyak menaturalisasi pemain asing yang berprestasi di V-League, seperti Huynh Kesley (tops skor National Championship 2005), De Merlo (4 kali top skor V-League dan pencetak gol tertinggi ketiga dalam sejarah V-League), dan Hoang Vu Samson (top skor sepanjang masa V-League).
Krisis di Vietnam ternyata jadi pintu pembuka kesuksesan sepakbola Vietnam dengan menaruh kepercayaan lebih kepada pemain lokal. Keberuntungan di dapat dan para pemain loka bersinar dari liga sampai tim nasional. Buktinya gelar juara Piala AFF 2007 dan 2018 berhasil di raih.
Keseriusan mereka menggenjot pemain muda lewat pengembangan akademi di tahun 2007, dengan tidak memaksimalkan kehebatan pemain naturalisasi sebagai senjata utama. Justru uang lebih dialirkan untuk akademi yang benar-benar berkualitas guna melahirkan bakat muda yang jadi pilar tim nasional.
