Kisah

Emanuel Eboue, Bek Sayap Yang Tak Lagi Terbang

Entah kesialan apa yang menimpa mantan bintang Arsenal dan Galatasaray, Emanuel Eboue, Kehidupan glamor yang sudah akrab dengan dirinya tiba-tiba menghilang. Bermula dari hukuman FIFA kepadanya lantaran tak membayar hutang kepada mantan agennya. Hal itu merubah hidup Eboue 180 derajat. Ia menjadi orang yang sangat kekurangan. Padahal semasa berseragam Arsenal dan Galatasaray, gaji berseri tujuh digit menjadi pemasukan Eboue setiap bulan.

Sederetan kasus yang menimpa dirinya membuatnya jadi hidup luntang-lantung bak tunawisma. Rumah kesayangannya di London Utara, harus disita di pengadilan. Terkadang ia masih tinggal di rumahnya walaupun rasa takut ada ketika polisi datang dan menyuruhnya keluar. Untungnya ia masih memiliki teman Lomana LuaLua, mantan pemain Newcastle United, yang bersedia disinggahi rumahnya. Karena takut untuk merepotkan teman, Eboue pun mengakui kalau ia tidur di atas lantai. Kasihan sekali ya bung.

Kembali Merumput Di Liga Inggris Hanyalah Mimpi, Karena Sunderland Memutus Kontrak Dalam Waktu 22 Hari

Sumber : Dailymail.com

Setelah masa kontraknya habis dengan Galatasaray. Pada pertengahan tahun 2016 ia pun mendapatkan pinangan dari tim liga Inggris, Sunderland. Namun naas, tim yang memiliki julukan The Black Cats ini memutus masa kontrak yang baru berumur 22 hari, lantaran FIFA melarang pemain berkebangsaan Pantai Gading tersebut merumput di lapangan hijau karena tidak membayar hutang kepada Agennya, Sebastian Boisseau.

Kasus hutang Eboue dengan agen telah terjadi 4 tahun lalu. Eboue seharusnya membayarkan sejumlah uang (yang tak diungkapkan nominalnya) pada bulan juli 2013. Tapi pada September 2014 ia malah terkenda denda sebesar 21,650 poundsterling karena gagal memenuhi tuntutan. Karena dirundung hutang membuat Eboue dikenakan sanksi 1 tahun tak boleh aktif di dunia sepakbola.

Ditinggal Orang-Orang Tercinta Menjadi Sebuah Rangakaian Cerita. Padahal Raga Tak Mampu Lagi Menopang Jiwa

Sumber : Dailymail.com

Kesabaran Eboue tidak hanya diuji lewat karirnya di lapangan hijau, pada saat kondisi terpuruk skenario kehidupan membuat dirinya ditinggal orang tercinta. Pemain berusia 34 tahun ini harus merelakan ditinggal kakek, saudara dan istrinya. Sang kakek, Amadou Bertin, harus meninggalkanya lebih dulu karena penyakit kanker yang menderanya. Tidak jauh dari kepergian sang kakek, N” Dri Serge, saudara dari Eboue juga meninggal.

Masa berkabung yang dialami Eboue tak habis di situ saja. Kehilangan orang yang tercinta di saat karirnya yang kelam membuatnya kian tenggelam. Seharusnya ada orang yang memberikan suntikan support kepadanya agar ia bisa menata jiwa. Tak jauh dari kepergian kakek dan saudaranya, malah petaka yang ada, ketika sang istri  menggugat cerai. Keterpurukan kehidupan Eboue membuatnya kian nelangsa.

Aku Hanya Ingin Penyembuhan Dan Rasa Sayang. Bukan Perceraian Dan Kemiskinan

Sumber : Dailymail.com

Salah satu faktor yang membuat Eboue menjadi terpuruk adalah perceraian. Sang istri, Aurelie Bertrand, menggugat percaraian lewat pengadilan disaat tubuhnya sedang terbaring lemas di rumah sakit. Keputusan pengadilan pun bersikap tidak adil bagi Ebou. Karena semua aset pribadi jatuh ke tangan sang istri. Jatuh aset ke tangan sang istri membuat Eboue tak lagi memiliki harta. Bahkan ketiga anak hasil jalinan kasih Eboue dan Aurelie pun tidak diperkenankan bertemu dengannya, membuat dirinya semakin sengsara.

“Perceraian itu membunuhku. Saya tidak senang dengan hukum di Inggris karena sangat bias. Saya ingin Tuhan membantu saya dalam masalah ini. Saya ingin mengatakan bahwa apa yang hakim ini lakukan tidak adil,” ujar Eboue dilansir Panditfootball.

Aku Malu Dengan Kondisiku. Identitasku Harus Kututupi Apalagi Wajahku

Sumber : Dailymail.com

Kondisi sengsara membuat dirinya makin merana. Roda kehidupan berputar terlalu cepat dan skenario hidupnya pun, nggak bagus-bagus amat. Kecintaanya kepada Arsenal ternyata masih berbekas padahal telah dua kali berganti seragam. Pada saat laga Arsenal menjamu Everton bulan Maret 2017. Eboue ingin sekali menyaksikan mantan timnya berjuang. Namun sayang, ia tidak memiliki akses ke stadion dan setelah difikir berkunjung ke Emirates pun bukan ide yang bagus. Menonton di rumah lewat layar kaca pun tak disarankan. Karena layanan sky sport sudah tidak ada lantaran tak dapat membayar iuran bulanan.

Saking cintanya kepada Arsenal, melipir ke sebuah pub menjadi pilihan. Ia menyaksikan pertandingan disela-sela fans Arsenal. Saking malu akan kondisi yang dialami, ia tidak mau identitasnya diketahui dengan menutupi wajahnya dengan sebuah topi.

Masalah Datang, Kematian Menjelang. Akankah Bunuh Diri Menjadi Pilihan?

Sumber : Dailymail.com

Kondisi yang ditempa Eboue, bukanlah kondisi yang biasa. Permasalahan yang bertubi-tubi  dapat dipastikan menyerang psikologi dan kepribadian. Memang hal ini tak dapat diwajarkan, tapi bunuh diri tak ayal bakal menjadi sebuah pilihan. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini Eboue mengatakan kalau ia mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup.

“Saya ingin Tuhan menolong saya. Hanya dia yang bisa membantu saya menghilangkan pikiran ini(bunuh diri). Kondisi ini sangat menyakitkan,” kata Eboue, dikutip dari Dailymail.

Pernyataan Eboue yang ingin mengakhiri hidup direspon cepat oleh Arsenal dan Galatasaray. Paham akan kondisi pemain yang sekarang jatuh miskin dan tak punya harta. Galatasaray menawarkan Eboue menjadi asisten pelatih di U-14 Galatasaray. Rasa iba Fatih Terim melihat mantan pemainnya. Sedangkan Arsenal masih ingin mengeksplore tentang apa yang mesti dilakukan untuk membantu mantan bek sayap The Gunners. Kondisi Eboue tak bisa dibiarkan, pertolongan akan membuatnya bangkit dari keterpurukan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Saudara Sekota Manchester Yang Sukses Buat Arsenal Gemetar Dan Juga Baper

Kemenangan 3-0 tanpa balas menjadikan Manchester City keluar sebagai juara Piala Liga Inggris 2018 atau Carabao Cup. Apa lagi yang mau dilihat dari Arsenal Bung? Entah kutukan atau memang Wenger mesti segera menyingkir dari Emirates stadium karena performanya yang tak kunjung menjanjikan dari musim ke musim. Atau memang Manchester City dibawah asuhan Pep Guardiola sedang matang-matangnya membangun dinasti Tiki-taka di tanah Britania Raya.

Kembali ke soal laga final yang dilakukan di stadion kebanggaan masyarakat Inggris yakni Wembley Stadium, Arsenal harus bertekuk lutut kala Sergio Kun Aguero, Vincent Kompany, dan David Silva membungkam jala yang dikawal oleh Peter Cech. Arsenal seperti tanpa perlawanan, bahkan bisa dibilang tak kuasa untuk melawan. Hal ini tentu menjadikan Arsenal pesakitan, karena bisa dipastikan tahun ini nihil gelar, ya kan Bung? Wahai The Gunners di mana pun kau berada, tidakkah kau selalu menjadi bahan olokan diantara teman-temanmu?

Wenger Kelabakan, Sampai Memarahai Wasit Soal Waktu Tambahan

Sumber : ESPN.com

Aduh, Bung pasti bingung juga bukan kenapa kekalahan Arsenal yang sudah tidak dapat dielakkan. Tetapi pelatih Arsenal ini masih saja mencari alasan dengan menyalahkan wasit yang tak adil memberikan waktu tambahan. Padahal secara logika apa bisa mengejar ketertinggalan hanya dengan mengandalkan waktu tambahan? Mungkin Wenger terinspirasi kala Manchester United yang berhasil mencetak dua gol dalam tempo waktu 3 menit kala menghadapi Bayern Munchen di final Liga Champions tahun 1999.

“Ketika saya bilang, ‘Mengapa Anda tidak memberikan lebih banyak waktu?’ dia (wasit) membalas, ‘Mengapa Anda menginginkan waktu tambahan lebih banyak?’. “Saya katakan padanya, ‘Ini bukan kewenangan Anda untuk menilai, atau soal berapa lama waktunya dan apakah Anda menginginkannya atau tidak. Berikan waktu tambahan yang normal’.” ujar Wenger dikutip dari Goal.

Ketika Mereka Yang Tertinggal Tak Rela Untuk Mengejar, Apakah Arsenal Mulai Bebal?

Sumber : ESPN.com

Ini adalah hal mendasar yang terjadi pada olahraga yang kompetitif seperti sepak bola, di mana setiap ketinggalan hanya bisa dikejar dengan usaha yang dua kali lipat dari sebelumnya. Misalkan Bung lomba lari, ketika tertinggal, otomatis Bung pun harus lari lebih cepat untuk mengejarnya. Namun hal itu sangat kontras dengan pemandangan  pada laga Final Carabao Cup, apa lagi setelah Vincent Kompany menggandakan keunggulan The Citizen jadi 2-0.

Arsenal bukanya terpecut untuk tampil lebih garang ibarat sebuah kuda yang dipecut penunggangnya. Yang ada Arsenal malah bersantai dengan berjalan. Mungkin itu menjadi pertanda kalau mereka sedang memutar otak untuk melesat ke pertahanan City, atau ini bagian dari strategi usang pelatih asal Perancis. Pemandangan mustahil seperti itu pun memancing Gary Neville yang gregetan kala menjadi komentator seperti dilansir The Guardian.

“Aaron Ramsey berjalan. Mereka berjalan.  Xhaka berjalan.  Ozil berjalan. Di Wembley tidak boleh berjalan. Kalian tertinggal 2-0. Lari!” tegas Neville pada menit ke-64.

Tampil Di Partai Puncak Ternyata Tak Selalu Mulus, Anggap Saja Ini Kutukan Mahluk Halus

Sumber : ESPN.com

Arsenal sudah 8 kali melakoni laga final Piala Liga Inggris, namun hanya 2 kali berhasil menjadi juara. Juara terakhir pun diraih pada tahun di mana pentolan band Grunge, Nirvana, Kurt Cobain meninggal karena bunuh diri. Kala skuad London menumbangkan Sheffield Wednesday dengan skor 2-1. Tentu partai yang digelar minggu malam menjadi kesialan. Apa lagi Arsenal sering dicibir fans sebagai klub yang besar tapi urung juara. Dengan kekalahan itu, tentu semakin menjadi-jadi cibiran para fans. Ditambah lagi dengan penampilan Arsenal yang seperti tak bertaji saat partai puncak, yang biasanya sarat emosi, taktik, dan juga gengsi.

Manchester City Kini Sejajar Dengan Saudara Sekotanya, Dan Juga Chelsea

Sumber : ESPN.com

Kemenangan melawan Arsenal menjadi gelar ke-5 bagi Citizen dalam merengkuh piala liga. Berbeda dengan Arsenal dari 8 partai puncak yang dijalani hanya menang 2 kali, City lebih beruntung karena dari 6 partai puncak hanya sekali jadi runner-up. Oleh karena itu, Manchester City sekarang sejajar dengan Manchester United, Chelsea dan juga Aston Villa.

Adapun tim tersukses dalam gelaran yang dimulai pada tahun  1961 adalah Liverpool dengan 8 kali juara. Sejajarnya City dengan beberapa klub tersukses membuat tim ini bakal memiliki kans besar di pagelaran Piala Liga di tahun-tahun selanjutnya. Dan jangan harap bakal mudah menangani City sebagai tim yang punya sejarah manis di Piala Liga Inggris yang bergengsi.

Pep Guardiola Kian Bangga Dengan Anak Asuhnya, Membuktikan Dirinya Sebagai Pelatih Elite Di Eropa

Sumber : ESPN.com

Pep Guardiola sebagai pelatih memang piawai, terlihat dari beberapa tim yang diasuhnya selalu tampil ganas di setiap kompetisi. Meskipun banyak yang mencibir kalau Pep berhasil lantaran berada di tim besar, memiliki banyak uang, sehingga fasilitas yang diperlukan oleh mantan pemain Barcelona ini terpenuhi. Tak hanya sampai disitu, kala membawa Barcelona sebagai klub yang superior di musim 2008-2009, banyak juga kalangan yang menyebutkan ia hanya beruntung karena memiliki Messi di Barcelona.

Namun, meracik pemain bintang dengan ego besar tidak mudah Bung. Lihat pelatih macam Rafael Benitez kala gagal menukangi Real Madrid atau David Moyes ketika mengepalai Manchester United. Kedua pelatih tersebut adalah contoh kalau memiliki skuad bintang tak membuat kerja pelatih lantas jadi gampang. Kini, Pep sedang membuktikan. Cobalah Bung tengok papan klasemen Liga Inggris sekarang, di mana Manchester City berada di puncak tanpa terganggu dengan tim-tim yang ada di bawahnya. Dengan torehan 72 point, sukar untuk tim lain yang baru mengumpulkan 50 point dapat mengejarnya. Kedigdayaan Pep di City sedang berlangsung dan dimulai saat ia berhasil keluar sebagai juara Piala Liga. Kita tunggu saja Bung taktik jitu dari pelatih berkepala pelontos ini.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Haruskah The Professor Bertahan Di Arsenal?

Mungkin Bung sudah bosan mendengar kabar simpang siur Arsene Wenger yang katanya mau didepak dari Arsenal namun tak kunjung juga dilakukan oleh manajemen The Gunners. Padahal beberapa prestasi yang ditorehkan Wenger tidak begitu membanggakan, hanya trofi-trofi kecil saja yang mampu dikumpulkan oleh pelatih berkebangsaan Perancis ini. Pemberitaan kabar pemecatan dirinya juga bukan terjadi kali ini saja, namun sudah terjadi beberapa tahun belakangan.

Torehan manis Arsenal hanya terjadi di tahun 2004, saat mereka menjadi jawara Liga Inggris. Setelah itu, tim asuhan Wenger hanya mampu menduduki peringkat 4 di beberapa pagelaran liga terbaik sejagad Eropa tersebut. Tak pelak, jargon “May The Fourth Be With You” muncul untuk meledek Arsenal yang merupakan plesetan dari jargon film Sci-Fi ternama, Star Wars.

Pendukung pun banyak yang kecewa atas kepemimpinan Arsene Wenger sehingga mereka melakukan long march sebagai bentuk kekecewaan dan keinginan Wenger untuk keluar. Wenger telah berada di Arsenal sejak tahun 1996, yang mana ia menjadi pelatih terlama yang mendampingi tim di Liga Inggris setelah Sir Alex Ferguson, dalam masa baktinya Wenger telah menyumbangkan 17 tropi kepada Arsenal, 3 diantaranya adalah trofi Liga

Gagal Memberikan Prestasi Nyata Selama 13 Tahun

Sumber : Talksport.uk

Setelah mendobrak Liga Inggris dengan menjadi juara tanpa terkalahkan dalam satu musim, membuat nama Arsene Wenger menjadi naik ke permukaan. Keharuman namanya kala menukangi Thiery Henry, Robert Pires, Patrick Viera, Dennis Bergkamp dan Ashley Cole, menjadikan ia memperoleh gelar “The Professor”. Setelah masa tersebut, nama Arsenal kian meredup, tak ada regenerasi terbaik membuat nama Arsenal kian terbenam.

Selama 13 tahun Arsenal tidak pernah mencicipi lagi manisnya trofi Liga Inggris, hanya puas menjuarai Piala FA. Tentu bukan menjadi torehan terbaik untuk tim besar. Namun, nama Arsene Wenger tetap tak tergeserkan. Padahal kalau menengok ke tim-tim besar lainnya saja nama-nama seperti Roy Hodgson, Brendan Rodgers, Louis Van Gaal dan Jose Mourinho, semuanya terdepak kala tidak bisa memberikan gelar.

Tidak Dapat Mengolah Talenta Terbaik Yang Dimiliki

Sumber : Standart.co.uk

Arsenal selalu memiliki talenta terbaik setiap musim, namun tidak dapat dikelola dengan matang oleh Wenger. Padahal ada beberapa nama yang memiliki skill mumpuni dan daya juang tinggi. Seperti nama Cesc Fabregas misalnya yang pernah berjuang bersama tim muda Arsenal sekaligus seniornya. Memang ia memiliki banyak peran ketika di Arsenal. Namun pada masa emasnya, Arsenal justru melepasnya begitu saja ke tim Barcelona.

Selain itu pada era 2000-an Arsenal pernah menolak Zlatan Ibhrahimovic. Dulu Arsenal memang memiliki scout talent handal yang kerjanya memantau beberapa nama pemain yang bersinar. Salah satu yang dibidik adalah Zlatan, lantaran ditawari trial terlebih dahulu justru membuat Zlatan tidak tertarik. Tak dapat mengakomodasi beberapa talenta terbaik yang dimiliki membuat Arsene Wenger kerap tidak dapat menjaga kedalaman skuadnya.

Wenger Jago Menghemat Keuangan

Sumber : Telegraph.co.uk

Memang ini menjadi salah satu keahlian Wenger sehingga ia dapat disenangi manajemen karena mampu menghemat keuangan klub. Cara menghemat yang dilakukan Arsene Wenger adalah dengan menjual dan membelanjakan pemain yang berimbas kepada skuadnya sendiri.

Di jendela transfer musim dingin saja Arsenal telah melepas Theo Walcott ke Everton dan Alex Oxlade Chamberlain ke Liverpool, serta kabar terhangat adalah melego bintang Chili, Alexis Sanchez, menuju Manchester United dengan opsi dituker Mkhitaryan. Itu merupakan hal sulit, tidak hanya bagi Arsenal tapi bagi Mikhitaryan yang mesti berkostum Arsenal. Sedangkan Alexis bangga dengan jersey nomor 7-nya di Setan Merah, iya merayakannya dengan  selfie.

Hal ini sudah dilakukan oleh Wenger sejak dulu seperti membeli Nicolas Anelka dari PSG pada tahun 1997 sebesar 500 ribu Poundsterling dan menjualnya 23,5 juta poundsterling beberapa tahun kemudian ke Real Madrid. Padahal Anelka digadang-gadang menjadi pemain emas di Arsenal. Hemat pangkal kaya nampaknya menjadi motivasi bagi Wenger untuk selalu menghemat.

Kandidat Pengganti The Professor

Sumber : Standart.uk

Kandidat pelatih pengganti secara otomatis dimunculkan untuk menggantikan Arsene Wenger yang kerap gagal membawa pulang piala Liga Inggris. Terlebih lagi fans juga sudah mendesak agar manajemen cepat-cepat mendepak Wenger yang sudah terlalu lama menjabat sebagai pelatih. Beberapa nama yang muncul adalah Carlo Ancelotti,  Joachim Low, Patrick Vierra sampai Mikel Arteta.

Mikel Arteta yang pernah menjadi kapten Arsenal sekarang sedang menimba ilmu di Manchester City sebagai asisten dari Pep Guardiola. Bisa saja ada kesempatan bagi pemain yang pensiun di tahun 2016 ini untuk menunjukan tajinya sebagai pelatih selain beberapa nama yang menjadi kandidat.

Mendapatkan Jaminan Aman Dari Pemilik Saham

Sumber : Standart.co.uk

Alasan Arsene Wenger tidak segera didepak mungkin saja karena dirinya disenangi oleh sang pemiliki Arsenal itu benar apa adanya. Padahal tidak pernah membawa pulang trofi bergengsi, namun kinerja yang ditunjukan Wenger justru disenangi oleh Stan Kroenke, yakni sang pemegang saham mayoritas dari Arsenal. Bahkan bagi Kroenke Arsenal selalu masuk dalam empat besar selama 20 musim adalah prestasi.  Tidak ada klub Liga Inggris lain yang berprestasi seperti The Gunners, tambah Kroenke.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Lebih Tahu

Nasib Winger Yang Terpinggirkan Sebelumnya Diandalkan

Nama pemain sayap asal Brazil yang memperkuat PSG, Lucas Moura, dikabarkan akan segera angkat kaki menuju Liga Inggris. Sempat ada beberapa klub yang tertarik dengan jasa pemain yang baru berusia 25 tahun ini. Langkahnya untuk meninggalkan tim ibu kota Perancis tersebut lantaran jarang diturunkan pelatih Unai Emery. Padahal pemain ini memiliki skill yang mumpuni untuk menyisir setiap sisi sayap pertahanan lawan.

Namun begitulah Bung persaingan skuad inti tim besar. Apa lagi tim seperti PSG, memang mendapat suntikan dana besar dari orang Timur Tengah, Nasser AL-Khelaifi. Otomatis dana terus mengucur untuk membeli semua pemain terbaik yang ada di muka bumi agar dapat mendominasi setiap kejuaraan. Mungkin Lucas merasa sudah tidak dapat lagi bersaing, atau masuk dalam skema permainan PSG yang sekarang. Jadi langkah yang terbaik diambil adalah hijrah, daripada hanya menjadi pemain penghangat kursi cadangan.

Lucas Tak Betah Menjadi Penghuni Bangku Cadangan

Sumber : Timeincap.com

Tim yang disuntik dana besar atau istilahnya sugar daddy, pasti gampang untuk membeli pemain. Tergantung pemain tersebut mau pindah atau tidak. Neymar dan Kylian Mbappe adalah dua pemain dengan harga paling tinggi di dunia sekarang, namun Mbappe masih dalam masa pinjaman tergantung dari AS Monaco, kalau kesepakatan tercapai maka akan jadi permain termahal kedua.

Apa lagi kondisi lini tengah yang sekarang dihuni oleh Di Maria, Julian Draxler dan Christopher Nkunku, makin membuat Lucas Moura panas. Ya, panas menduduki bangku cadangan! Sebagai pemain yang berbakat, pindah menjadi langkah terbaik yang bisa dilakukan Lucas. Bukannya kurang loyalitas, tapi jika situasinya begitu terus bisa mematikan kariernya.

Meski 16 Trophy Sudah Disumbangkan, Tak Membuat Namanya Anteng Di Skuad Utama

Sumber : Primaradio.co

Selama 6 musim Lucas Moura berseragam PSG, total sudah ada 16 trophy yang bersarang di lemari LA Parisiens, termasuk 4 trophy Ligue 1. Sumbangsih Moura nampaknya tidak begitu berpengaruh. Mungkin juga dia tidak dianggap sebagai salah satu pemain yang berkontribusi banyak untuk ke-16 trophy, cuma numpang menang saja. Namanya tidak bernilai seperti Edinson Cavani atau Javier Pastore.

Namanya tidak lagi anteng mengisi skuad utama dari Paris Saint German. Apabila iya berpengaruh besar, seharusnya namanya masih tetap berada di skuad utama. Mungkin juga pelatih Unai memang tak membidik dia dalam skema serangannya. Tapi untuk pemain sekelas Moura harusnya bisa mendapatkan tempat utama, karena usianya masih muda belia. Masih banyak hal yang dapat dipelajari dan dibuktikan. Siapa yang tahu kan Bung?

Melabuh Ke Liga Inggris Sepertinya Menjadi Opsi

Sumber : Thesun.co.uk

Seperti dilansir dari media Perancis L’equipe, ia mengatakan kalau ini sudah berakhir baginya berada di Paris. Sejak Desember tahun lalu, namanya bahkan tidak pernah muncul di starting line-up, padahal beberapa tim yang dilakoni dalam partai Ligue 1 bukan ancaman besar bagi PSG. Alhasil, ia mengutarakan keinginannya untuk berlabuh ke Liga Inggris.

Baginya Liga Inggris sangat kompetitif dan seru apabila ia ikut merasakan atmosfir persaingannya. Pada tahun 2012 sebenarnya Sir Alex Ferguson sangat tertarik untuk mendatangkan Lucas. Tapi sayang, Lucas memilih pinangan dari PSG. Lucas pada saat itu masih memperkuat klub Liga Brazil, Sao Paulo. Padahal Sir Alex menunjukan kesungguhanya dengan menawarkan kontrak kembali sebanyak tiga kali di tahun 2013. Namun tak membuat Lucas tergoda.

Dikabarkan Bakal Merapat Ke Manchester United Musim Ini

Sumber : Metrouk.com

Semakin tersiar kabar bahwa Lucas Moura ingin hengkang dari klubnya, namanya kian santer dikabarkan bakal berlabuh di klub setan merah, Manchester United. Setelah mendatangkan Pogba, nampaknya United masih kurang tajam. Tim yang memiliki warna kebesaran merah tersebut ingin menambah daya gedornya dengan mendatangkan Lucas Moura dari PSG walaupun belum ada kepastian berapa mahar yang akan ditawarkan.

Mourinho, merupakan sosok yang sangat mengaggumi winger asal Brazil ini. Hal ini juga diungkapkan oleh Wagner Ribeiro, Agen dari Lucas Moura, pada bulan September tahun 2016. Bahwa Mourinho pada saat itu tertarik mendatangkan Lucas Moura ke Real Madrid. Itu pun kemauan dirinya, bukan sang presiden Florentino Perez. Ungkapan Wagner Ribero pada saat itu bisa menjadi sinyal kuat di masa sekarang. Bahwa ketika Lucas pindah, otomatis skuad utama sudah menjadi sajian utamanya di Old Trafford.

Arsenal Juga Ikut Larut Dalam Perburuan Bung

Sumber : Independent.co.uk

Arsenal yang sedang terseok-seok di musim ini setelah meraih hasil buruk dalam dua bulan terakhir, kembali merancang skuadnya. Apa lagi ada kemungkinan pemain-pemain emas yang dimiliki seperti Mesut Ozil dan Alexis Sanchez bakal pindah. Untuk meminimalisir hal tersebut, Arsene Wenger melakukan penawaran kepada PSG dengan membandrol Lucas Moura sebesar Rp 491 miliar.

Angka tersebut lebih mahal ketika PSG memboyongnya dari Sau Paulo di tahun 2012. Entah bagaimana kelanjutannya, yang jelas Wenger sudah menaruh tawaran lewat sang agen. Wenger pun mengharapkan pemain yang telah mencetak 46 goal dari 229 penampilannya tersebut bakal pindah meskipun kontraknya masih sampai tahun depan.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top