Berbicara mengenai sepak bola Asia sepertinya sangat identik dengan “Negeri Samurai”. Jepang menjadi bintang sepak bola Asia di mata Eropa. Beberapa nama beken terlahir dari negara tersebut sukses berkarir di liga-liga top Eropa seperti di Italia, Inggris sampai Jerman. Nama Hidetoshi Nakata, Shunsuke Nakamura, dan Keisuke Honda sempat dipuja lantaran kharisma dan skill matangnya di lapangan.
Yasuhiko Okudera merupakan orang Asia dan Jepang pertama yang berkarir di Eropa saat membela FC Koln yang berlaga di Bundesliga. Pemain kelahiran Kazuno, Akita, 12 Maret 1995 tersebut berhasil membawa FC Koln untuk juara liga dan piala liga di musim 1977/1978. Bahkan di musim berikutnya, nama Yasuhiko menjadi orang Asia pertama yang berhasil mencetak gol di ajang Piala Champions yang sekarang dikenal dengan nama Liga Champions saat membukukan satu golnya ke gawang Nottingham Forest di babak semi-final.
Deretan pemain anyar asal Jepang terus berekspansi ke liga top Eropa. Sekarang banyak nama yang tersebar di berbagai liga. Bahkan, banyak dari mereka yang berhasil mencuri perhatian bukan sekedar menggenapkan pemain di lapangan, Jepang ternyata memiliki semangat tinggi dalam mencetak pemain sepak bola berkelas. Lantas siapa sajakah pemain Jepang yang meneruskan tradisi ini di Eropa?
Bek Kokoh Bernama Maya Yoshida
Maya Yoshida, salah seorang palang pintu Southampton yang tak bisa dipungkiri kehebatannya. Bersama Southampton, ia berhasil membawa tim berjuluk The Saints menempati urutan ke-8 musim lalu. Bahkan pelatih Claude Puel memuji kehebatannya setinggi langit. “Bagi saya, dia kapten lain di tim. Setelah Virgil van Dijk dan Steven Davis, Maya adalah kapten tim ini dan itu berarti banyak,” ujar Puel.
Sayang, di musim ini Southampton berada di jurang degradasi. Meskipun begitu Maya Yoshida menjadi salah satu pemain diantara pemain Jepang lainnya yang layak dipuji kehebatannya. Tetapi dewi fortuna tampaknya belum bisa memberikan keberuntungan bagi Southampton di musim ini.
Shinji Okazaki Memberikan Banyak Kontribusi Bagi Leicester City
Selain Maya Yoshida, salah satu pemain yang juga bersinar lantaran sempat membawa juara Leicester City di musim 2015/2016 adalah Shinji Okazaki. Striker ini kerap menemani Vardy dan Mahrez dalam menciptakan peluang dan mengkonversikannya menjadi gol. Meskipun tidak terlalu tajam, kontribusi pemain ini tak bisa dipinggirkan. Sementara ini Leicester City berada di peringkat ke-9 Liga Inggris yang masih belum berakhr. Okazaki telah mengoleksi 6 gol dari 27 penampilannya di musim ini.
Yoshinori Muto Dipinang Dari FC Tokyo Menuju Mainz
Nama selanjutnya yang bakal dibicarakan adalah Yoshinori Muto. Pemain yang tampil apik di J-League dengan FC Tokyo. Kepiawaiannya di lini depan membuatnya menjadikannya striker muda nan menakutkan. Total 26 gol dari 60 laga sudah cukup menjadi portofolio bagi pemain ini untuk dipinang Mainz di tahun 2015 lalu. Musim perdananya tidak terlalu buruk karena berhasil mengoleksi 7 gol. Sementara di musim ini telah mengoleksi 9 gol, dan 5 assist dari 29 pertandingan di ajang Bundesliga serta DFB Pokal. Sebagai catatan, sebelum pindah ke Mainz, nama Muto sempat dikaitkan dengan raksasa London, Chelsea.
Tatsuya Ito Membuat Hamburg SV Harus Kehabisan Stok Jersey
Ini merupakan hal unik, di mana pemain muda berusia 20 tahun berhasil memikat publik Hamburg SV. Penampilannya di lini depan memang sangat konsisten, apalagi di laga ke-29 saat berhasil menang melawan Schalke 04 dengan skor tipis 3-2. Laga tersebut menjadi panggung bagi Tatsuya Ito dengan tampil ciamik meskipun namanya tidak berada di papan skor. Walau berposisi striker, pemain ini kerap membantu pertahanan dan berhasil menahan gelombang serangan yang akan menerpa pertahanan Hamburg. Selepas pertandingan jersey-nya pun laku keras dan publik berharap banyak kepada pemain muda yang satu ini.
Shinji Kagawa Tetap yang Paling Bertaji Diantara Semua
Berbicara kiprah pemain Jepang dalam satu dekade belakangan, mungkin nama Shinji Kagawa yang paling populer dan mencuri perhatian. Setelah sukses mengantarkan Borussia Dortmund dua kali juara Bundesliga, di musim 2012/2013 ia hijrah ke Manchester United dan sukses memberikan satu gelar Liga Inggris.
Meskipun tampil matang namun tim kurang tersalurkan ekspetasinya sehingga ia kembali pindah dan tetap mendapatkan tempat utama di Borussia Dortmund. Shinji Kagawa merupakan contoh bahwa pemain Jepang bisa sukses meskipun bermain di iklim liga yang berbeda dengan postur tubuh yang tidak ideal dan tinggi seperti pemain Eropa.
