Akhir pekan lalu, Netizen Indonesia secara beramai-ramai menyerbu akun Instagram tim asal Polandia, Lech Poznan, lantaran tim tersebut melontarkan kata rasis yang ditenggarai kepada Egy Maulana Vikry. Lech Poznan yang bertemu dengan Lechia Gdansk dalam lanjutan Liga Polandia membentangkan sebuah spanduk yang mengejek tim yang dibela Egy tersebut dengan kata “Sial Pela*ur”, selain itu ada pula karikatur seorang bermata sipit yang ditengerai merujuk kepada Egy.
Sontak beberapa netizen asal Indonesia pun geram dan menyerang akun instagram dari Lech Poznan. Bahkan kolom komentar di akun tersebut pun mencapai 150.000 melebihi dari followers-nya yang hanya berjumlah 55.000. Sebenarnya tidak perlu mengherankan dengan aksi rasial yang dilakukan tim tersebut, karena kultur sepakbola Eropa Timur memang terkenal rasis. Adapun, para netizen Indonesia yang menuntut permintaan maaf rasanya tak bakal di gubris oleh Ultras Lech Poznan bahkan Lech Poznan sendiri.
Tak Perlu Kaget, Karena Rasial di Negara-Negara Eropa Timur Memang Sudah Menjadi Target
Memang belum ada alasan yang jelas kenapa para ultras dari Eropa Timur seperti Polandia kerap berperilaku rasis. Bahkan, penunjukan Ukraina dan Polandia sebagai tuan rumah Piala Eropa 2012 memiliki alasan untuk kedua negara membuktikan sebagai negara yang tidak rasialisme.
Seperti tuduhan yang terus mengakar kepada kedua negara tersebut. Pengaruh besar kelompok ekstrimis kanan juga menyelimuti pandangan masyarakat tertuama ultras, yang kerap kali membentangkan banner yang bernada provokasi ke tim lawan. Bentuk penghinaan yang dilakukan tim Lech Poznan adalah satu dari sekian contoh yang dilakukan beberapa tim Polandia yang kerap rasis di setiap pertandingan.
Anti Terhadap Imigran Juga Menjadi Dari Bagian Aksi Ultras di Polandia
Dalam laga yang terjadi di tahun 2015 antara Wisla Krakow menghadapi Lech Poznan pernah memberikan isyarat bahwa mereka juga benci dengan imigran. Dengan membentangkan sebuah banner yang menggambarkan 3 kapal karet yang bertuliskan USS Hussein, USS Bin-laden dan USS ISIS yang dihadang oleh seeorang berbaju zirah.
Tak lupa penumpang yang berada di dalam kapal menunjukan jari telunjuk ke udara sebagai sebuah simbol yang biasa digunakan ISIS. Gelombang imigran yang beberapa tahun terakhir mulai merebah ke kawasan Eropa, ternyata sangat dibenci di Polandia. Secara pandangan umum yang dilansir oleh The Guardian bahwa sebagian besar merasa kalau imigran dapat mengancam lapangan pekerjaan dan mengganggu perekonomian negara.
Ketika yang Suka Kanan Tak Mau Ke Kiri
Tanpa perlu ada momentum apapun untuk membentangkan banner bernada anti-komunis bagi setiap ultras di Polandia. Sebagai negara yang beraliran kanan ternyata menyeruak pula ke kalangan supporter yang memiliki pandangan yang sama dengan pemerintahannya.
Sehingga penyertaan anti kiri pun selalu disuguhkan setiap pertandingan. Memang tak semua tim atau ultras berpikiran yang sama, namun justru menjadi suatu hal yang wajar ketika di Polandia ada supporter yang beradu jotos lantaran cara dua pandang yang berbeda yakni antara kiri dengan kanan.
Buruk Pandangan Terhadap Islam Hingga Meledek Arti Jihad Secara Bersamaan
“Kami tak ingin teroris ada di sini. Apakah kamu melihat apa yang (dulu) mereka lakukan di barat?” tanya seorang pensiunan Polandia seperti dikutip dari The Guardian. Tak Pelak, Fans sepakbola Polandia pun menganggap ancaman dari jihadis sebagai hal yang serius, bahkan dalam sebuah pertandingan Slaks Wroclaw melawan Lech Poznan, seorang supporter membentangkan sebuah gambar anti islam.
Sekaligus ada spanduk yang bertuliskan “Biarkan kami berdiri mempertahankan Kristen”. Lewat nada yang tersemat di banner tersebut, fans dari Wroclaw sepertinya memberikan pandangan yang cukup keras terhadap islam. Bahkan mereka sering mengibarkan banner anti-islam.
Tak Hanya Di Polandia Namun Di Beberapa Negara, Rasisme Juga Masih Kuat Apa Adanya
Perilaku rasisme memang kuat dan kerap terjadi di beberapa negara. Seperti di Ukraina yang dalam liputan investigasi oleh BBC yang memperlihatkan perilaku anti-semit dan memperlihatkan fans Ukraina yang menargetkan supporter Asia sebagai target kekerasan. Selain itu ada pun pengakuan dari J, seorang siswa yang juga pesepakbola amatir di Kota Lviv, Ukraina yang kerap mendapatkan perilaku rasial dengan cemoohan suara monyet. Ia pun bertutur bahwa penonton kerap kali mempersenjatai diri dengan kulit pisang hanya untuk menyerangnya padahal ia hanya melakoni laga di pertandingan biasa tanpa dihadiri penonton yang amat banyak.
Selain itu fans asal London, Inggris, Chelsea, juga memiliki sjearah kelam hooligansime dan rasisme. Salah satu kelompok hooligans mereka yakni Headhunters sangat kental dengan kelompok fasis yang sangat mengagungkan kulit putih macam Klux-Klux Klan, Ulster Volunter Force hingga English Defence Leaque (salah satu organisasi bawah tanah yang menyebar kebencian terhadap kaum imigran khususnya imigran berkulit hitam dan muslim di Inggris).
