Untuk urusan jodoh memang harus diserahkan kepada Tuhan. Tak lupa tangan juga dibentangkan seraya berdoa meminta disegerakan mendapat pasangan. Mencari jodoh memang tidak gampang Bung! Setiap perempuan memiliki potensi menjadi teman atau gebetan. Tergantung dari sikap Bung yang memang ingin mencari atau hanya menunggu sesuatu yang tak pasti.
Setiap pemaknaan tahun baru dibuka dengan resolusi. Tanpa sadar atau disadari, umur yang kian bertambah menjadi tanda bahwa Bung sudah matang apabila beristri. Sebagai laki-laki, tentu mencari pasangan menjadi keharusan, meski juga tak semudah membalikkan telapak tangan. Pergantian tahun ke tahun, mencari dan menunggu pasti menguras jiwa dan emosi. Satu hal yang dapat mengobati hanya sabar. Berharap jodoh yang tak datang dan berjumpa di tahun ini, dapat bersua saat tahun berganti.
Bersabar Sambil Menata Diri Sebelum Berjumpa Calon Istri
Salah satu ungkapan yang bertebaran dan banyak didengar orang ialah “Tua itu pasti, dewasa itu pilihan”. Umur yang bertambah terkadang tak mencerminkan sifat yang semakin matang. Kematangan bersikap harus ditata dari dalam diri, bukan menunggu semua itu terjadi. Menata diri menjadi lebih baik bukanlah suatu keharusan tapi kewajiban Bung!
Pada saat berjumpa jodoh atau calon istri. Kematangan dalam bersikap menjadi pertimbangan, si nona akan melihat bagaimana Bung bersikap saat menjalin hubungan sebagai gambaran apabila melenggang ke pelaminan. Pernikahan bukan hanya soal berjuang bersama menghidupi anak sampai maut memisahkan. Penyatuan dua kepala dalam menghadapi tantangan kehidupan adalah gambaran hidup pernikahan.
Jodoh Memang Tak Kenal Usia. Lihat Saja Hamish Daud Ketika Meminang Raisa
Sudah menjadi rahasia apabila jodoh bisa datang dari mana saja. Bertemu tahun ini atau tahun depan adalah probabilitas, sebuah kemungkinan yang bisa iya atau tidak. Meskipun secara penelitian usia matang pria untuk menikah adalah umur 25-27. Tak berarti jodoh dapat bertemu di umur tersebut. Karena berbicara jodoh bukanlah berbicara usia. Banyak pasangan yang bertemu dan menikah di umur yang tak diduga, lihat saja pasangan Raisa Andriana dan Hamish Daud, pria tampan tersebut bertemu Raisa di umur 37 dan langsung menikahinya. Bersabar dan berusaha adalah bagian dari menanti jodoh, bukan begitu Bung?
Menunggu Membuat Bung Jadi Lebih Kuat Karena Terbiasa Mendapatkan Suatu Hal Dalam Jangka Waktu Yang Lama
Hal yang paling tidak mengenakkan adalah menunggu. Namun menunggu sudah menjadi hal akrab yang ditemui laki-laki dan perempuan apabila berbicara soal jodoh. Karena di zaman yang serba instan seperti sekarang tak berarti segala hal bisa didapat dengan cepat, apa lagi jodoh.
Namun dibalik rasa menunggu yang tidak mengenakkan, orang yang terbiasa menunggu akan menjadi pribadi yang lebih kuat. Terbiasa tidak mendapatkan sesuatu yang dia mau secara cepat, bahkan sampai tertunda sekian lama membuatnya terbiasa bersabar, giat berusaha dan lebih ikhlas. Namun juga tak berarti Bung harus menjadi orang yang suka menunggu dulu untuk menjadi lebih kuat. Bersyukurlah apabila menunggu tidak menjadi pilihan hidup Bung. Karena menunggu bukan perkara mudah.
Lebih Memaknai Diri Soal Beristri Sebelum Menyesali Sikap Yang Tidak Berfaedah Bagi Diri Bung Dan Istri
Jodoh sesungguhnya adalah calon istri, setuju kan Bung? Dalam memaknai perempuan memanglah sulit karena sifatnya sangat beragam. Tidak ada satu teori khusus yang membahas bagaimana cara mengerti dan memahami kaum hawa. Persoalannya terletak pada Bung, jika Bung mengenali si nona pasti Bung paham bagaimana cara memaknainya.
Memaknai jodoh apa lagi. Perempuan yang berkenalan dengan Bung, hadir dan saling bertukar pikiran, bisa menjadi jodoh Bung atau figuran dalam hidup yang mengiringi proses pendewasaan. Selama jodoh masih di tangan Tuhan, Bung harus belajar memaknai perempuan. Apa lagi jika menilik umur Bung yang sekarang, mengulik tentang pernikahan bukan lagi hal yang mengherankan bukan? Jadi lebih baik Bung siapkan diri sebelum beristri dari pada nanti kelabakan karena tak tahu harus melakukan apa ketika sudah berstatus suami.
Sudah Tahu Rasanya Menunggu?
Setelah Bung menunggu sekian lama, tak ayal lagi rasa jenuh dan frutasi pun hadir. Seperti dibilang di atas kalau menunggu itu tidak enak. Memang adakah orang yang senang untuk menunggu? Rasanya tidak Bung. Ketika jodoh(mungkin) hadir dan menegur, Bung tentu merespon dengan sangat antusias.
Membuka obrolan saling mengenal satu sama lain dan menyelami keseharian, membuat proses perkenalan berjalan wajar. Tapi proses tersebut menimbulkan pertanyaan, karena di umur yang begitu kompleks biasanya Bung sarat dengan pertimbangan dan perhitungan. Sehingga Bung kembali bertanya apakah perempuan ini jodohku atau dia hadir di tahun depan.
Ketidakjelasan dan ketidakyakinan yang Bung berikan kepada perempuan mungkin beralasan, misalnya takut untuk melangkah, masih belum yakin karena belum mengenal begitu dalam. Sikap tersebut membuat dia menunggu lama sambil harap-harap cemas. Tapi Bung kan sudah tahu rasanya menunggu? Jadi Bung pun belajar untuk tidak membuat orang lain menunggu.
