Dari sepeda kayuh ke tunggangan bermesin pacu adalah dua hal yang tak berbeda jauh dan hanya soal era. Sepeda tak akan dilupakan oleh seseorang bernama Ridwan Kamil yang kini menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Sepeda dalam politik Ridwan Kamil sangatlah melekat banyak makna yang ia petik. Tak hanya soal kesehatan raga, namun kesejahteraan warga juga menjadi perhatiannya lewat bersepeda.
“Pertama agar saya bisa selalu sehat dan bugar. Kedua saya sering melihat masalah langsung dengan mata kepala sendiri. Ketiga saya bisa berhenti dan menyapa warga yang terlewati. Keempat saya sering mendapat ide-ide solusi saat angin semilir mengiringi kejernihan pikir. Kelima saya harus konsisten menjadi contoh program bike to work kepada warga. Saya harus walk the talk,” ujar Ridwan Kamil dalam tulisan ‘Flaneur dan Pelacur’ di Kompas.
Sepeda berwarna biru bertuliskan “BDG 01 RK” yang menemani perjalanannya selama menjadi Wali Kota Bandung akan dimuseumkan. Ia pun tak tahu akan mendapat sepeda lagi atau tidak saat menjabat jadi gubernur. Karena sepeda berwarna biru tersebut merupakan jatah sepeda wali kota yang ia rawat dan manfaatkan. Ia pribadi pun mengaku kalau bersepeda adalah gaya hidupnya.
Meskipun sangat mencintai sepeda, otomotif juga sangat digandrungi olehnya. Sebelumnya gubernur yang merangkai kawasan Epicentrum tersebut dinobatkan jadi anggota kehormatan Bikers Brotherhood 1% MC Indonesia. Resmi sebagai anggota kehormatan salah satu klub motor tertua di Indonesia, dirinya langsung getol riding
Terlihat dari unggahan di Instagram pribadinya, Kang Emil pun terlihat makin macho saat menunggangi motor Inggris rasa India, Royal Enfield Classic berwarna hijau. Mesin pacu yang dikendarainya sangat matching pula dengan pakaian yang dipakainya.
“Keliling Bandung-Sumedang-Lembang mengecek proyek2 dengan motor. Ini sedang mengecek finishing di Pusat Budaya Sunda Bandung di Cibiru”, tertulis pada caption unggahan.
Kang Emil sapaan akrabnya pernah mengatakan dalam tulisannya untuk Kompas, pada mata kuliah Urban Philosophy saat sekolah, dikupas realita jalanan dengan cara terjun langsung. Kalau sekarang kita kenal dengan istilah blusukan yang dilakukan oleh Jokowi.
“Konsep manusia metropolis ala Simmel menyatakan bahwa modernitas bisa diselami jika kita mencemplungkan diri kedalam realita jalanan. Blusukan istilah pak Jokowi atau Urban Flaneur istilah penulis Perancis Baudlaire,” tulisnya.
Sosok Flaneur juga dikorek langsung oleh penulis filsafat asal Jerman bernama Walter Benjamin. Sebagaimana dijelaskan Kang Emil kalau Benjamin mengatakan manusia urban punya waktu luang jalan-jalan atau strolling.
“Dalam jalan-jalan itu, si Flaneur mengobservasi, mencatat, merenung dan untuk situasi saya, flaneur di diri saya, acap menemukan solusi-solusi praktis tidak terduga,” imbuhnya.
Pada intinya, dengan bersepeda atau ridding, Kang Emil tetap melakukan konsep manusia metropolis al aSimmel, yakni terjun langsung ke masyarakat guna mengetahui permasalahan secara langsung. Sepeda memang wajahnya dalam berpolitik sekaligus gaya hidup. Namun otomotif seperti sebuah lambang kalau ia ingin melakukan sesuatu dengan mempersingkat waktu.
