Nama George Weah mungkin masih asing di telinga anda bung. Tapi bagi para Milanisti, mungkin nama yang satu ini ada di dalam daftar pemain favoritnya. Beliau ini adalah mantan pesepakbola profesional yang baru saja menjabat sebagai presiden Liberia di tahun 2017. Naiknya King George salah satu sebutannya, menjadikan ia sebagai presiden ke-25 negara tersebut.
Kiprah George Weah di dunia sepakbola dan politik sama-sama cemerlang. Pencapaian ini jelas mengundang decap kagum setiap orang, karena sukses dari dua sisi yang berbeda. Pemungutan suara yang dilangsungkan tahun lalu, membuat George dapat menggungguli Joseph Boakai yang dalam 12 tahun terakhir akan menjadi orang nomor satu di Liberia.
Bakatnya Dalam Sepakbola Tak Main-Main, Sampai Wenger Saja Terkejut Dengan Kelincahannya
Setelah berkecimpung di liga domestik Liberia di tahun 1988 Weah mengadu nasibnya sebagai pemain bola dengan berangkat ke benua Eropa. Perancis adalah negara pertama yang menjadi pelabuhan karirnya. Arsene Wenger yang ketika itu menjabat sebagai pelatih AS Monaco, tertarik dengan bakatnya. Lewat sebuah intuisi yang tajam, ia yakin kalau Weah merupakan pemain berbakat. Dan benar memang.
“Weah merupakan sebuah kejutan. Saya belum pernah melihat pemain yang dapat “meledak” seperti dia,” ucap Wenger yang terpincut dengan skill Weah. Selama membela AS Monaco, Weah berkontribusi mengantar tim tersebut menjuarai Coupe De France di tahun 1991 (Semacam piala liga di Perancis). Cemerlang karir Weah mengantarkannya menjadi pemain terbaik Afrika di tahun 1989.
Tak Hanya di Afrika Saja, Ketajaman Ku Di Eropa Sampai Pele Mengakuinya
Kesuksesan Weah di Sepakbola tidak dapat diukur dari karirnya di AS Monaco saja. Setelah Monaco, ia pernah berseragam Paris Saint German, AC Milan, Marseille, Chelsea sampai Manchester City. Karirnya yang paling cemerlang dapat diakui ketika membela AC Milan.
Dengan mengantarkan Milan dua kali jawara Serie A di musim 1995-1996 dan 1998-1999. Kecepatan, akselerasi dan kemampuan dribbling handal membuat Weah berada di deretan striker tajam era 90an. Terlebih lagi videonya ketika melakukan solo run dari tengah lapangan sebelum mencetak goal adalah hal yang tak terlupakan bung.
Selama 18 tahun berkarir di sepakbola. Pemain kelahiran 1966 juga menyabet beberapa penghargaan individu, mulai dari pemain terbaik Afrika 1989, 1994, 1995 sampai Ballon d’Or 1995 dan pemain terbaik dunia di tahun yang sama.
Tepat di tahun 2002, striker yang disebut sebagai pemain tersukses benua hitam tersebut gantung sepatu. Ketika ia pensiun pun namanya tetap harum dengan catatan di tahun 2004 Pele memasukan nama Weah dalam 100 pemain pemain terbaik dunia versi FIFA.
Apa yang Aku Rasakan Dahulu Tak Boleh Terulang Kembali, Rasa Pahit Ini Harus Dikebiri
Meskipun Weah dapat menjadi pemain bola yang sukses sekaligus presiden. Pria berkepala pelontos ini tidak terlahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang baik-baik saja. Monrovia adalah kota kumuh di Liberia yang mana Weah dilahirkan dari sana. Kemiskinan yang memang menjadi gambaran setiap negara di benua Afrika, menjadi pemicu baginya untuk merubah kondisinya terutama di tanah Liberia.
Dalam kampanyenya Weah sangat menyerukan untuk memperbaiki keadaan. Seperti dilansir BBC ia mengatakan “Seperti anda kebanyakan, saya telah menjadi korban kemiskinan. Ada kalanya saya pergi ke sekolah tanpa uang jajan.” Berangkat dari rasa tersebut Weah memahami kondisi negaranya. Sampai pada akhirnya ia mencoba menjadi pemimpin liberia untuk merubahnya. Mulia sekali kan bung?
Aku Boleh Gagal Pertama Kali, Tapi Untuk Kedualinya Pasti Berhasil
George Weah resmi terjun ke politik di tahun 2005. Di usianya yang kala itu menginjak 51 tahun ia serius menggeluti dunia politik. Di tahun yang sama ia pernah mencaonkan diri sebagai presiden Liberia, tapi kalah suara dengan kompetitornya Ellen Johnson Sirleaf yang menjadi saingannya.
Kalah di tahun 2005 tak membuat hasrat politiknya surut. Di tahun 2017 ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden Liberia, yang pada akhirnya nama Weah terpampang sebagai pemimpin Liberia setelah unggul dalam pemungutan suara. Kesukses tersebut langsung diutarakan Weah lewat media sosial. “Dengan perasaan yang mendalam, saya ingin mengucapkan terima kasih, kepada masyarakat Liberia, karena telah memberikan suara Anda untuk saya hari ini. Ini adalah harapan besar,” tulis Weah di akun Twitter pribadinya.
Menjadi Orang Kedua Mantan Pesepakbola yang Menjadi Presiden
King George nampaknya bukan hanya julukan saja. Tapi di pun sukses merealisasikan julukannya tersebut dengan menjabat sebagai presiden Liberia. Namun, kesuksesan Weah tidak menempatkan dirinya sebagai mantan pesepakbola pertama yang menjadi presiden bung. Tapi ada salah seorang berkebangsaan Perancis yang pertama kali mendapatkan predikat tersebut.
Emanuel Macron, memang namanya tidak terlalu familiar seperti George Weah di dunia sepakbola. Namun ia adalah presiden negara Perancis. Menjadi presiden di umur belia, ternyata ia tercatat pernah menjadi pemain sepakbola amatir di Perancis.
