Mungkin banyak yang tidak tahu kalau Ma’ruf Amin adalah seorang pengurus besar Nahdlatul Ulama yang menjadi pasangan dari Jokowi pada Pilpres tahun depan. Tetapi di sisi lain Irfan Yusuf Hasyim justru menjadi juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) dari Prabowo-Sandiaga. Irfan sendiri adalah cucu pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy’ari. Bergabungnya Irfan pun diumumkan langsung oleh Sandiaga dan Koordinator Juru Bicara BPN, Danhil Anzar Simanjuntak.
Sandi pun menyatakan kalau Gus Irfan adalah sosok yang paling memahami kondisi kalangan santri saat ini, yang khususnya mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama di Jombang. Sekaligus sosok Gus Irfan akan membantu dalam mensosialisasikan program ekonomi keumatan.
“Gus Irfan ini seorang tokoh yang banyak miliki pengalaman sebagai Nahdliyin. Tentunya juga memahami ekonomi santri di lingkungan pesantren Nahdliyin,” ujar Sandi dilansir CNNIndonesia.
Program ekonomi keumatan yang sedang dicanangkan oleh Prabowo-Sandi diyakini akan maksimal untuk disosialisasikan karena adanya Gus Irfan. Apalagi pengalamannya selama di Ponpes akan banyak membantu. Gus Irfan akan menjadi juru bicara di bawah koordinasi Danhil.
“Akan cukup banyak membantu menjelaskan kepada publik. Seperti yang diutarakan Pak Sandi, ekonomi pesantren yang ingin kita dorong secara maksimal”, ujar Dahnil.
Gus Ifran pun memngatakan kalau salah satu faktor mengapa dirinya bergabung karena ada kekeliruan dalam masyarakat yang kerap berasumsi asal. Apalagi terkait anggapan bahwa kontestasi Jokowi-Ma’ruf versus Prabowo-Sandi sama dengan pertarungan antara NU dengan yang bukan NU. Secara tegas, Irfan menyanggah hal itu. Ia tidak menyangkal kalau banyak warga NU yang mendukung Jokowi-Ma’ruf. Tetapi tak kalah banyak juga warga Nu yang mendukung Prabowo-Sandi.
“Itu poin utama di samping saya melihat Pak Sandi ini concern sekali dengan ekonomi keumatan. Nahdliyin ini tertinggal di perekonomian,” ucap Gus Irfan.
