Minder menghadapi perempuan karena beragam akan alasan, salah satunya adalah rasa takut. Rasa takut, menjadi pemicu untuk mendekati nona. Seperti takut ditolak dan takut gagal. Padahal rasa takut biasanya tidak berasalan, hanya berupa prediksi salah yang terlalu dini saja. Itu mengakibatkan kenapa bung masih sendiri hingga saat ini.
Secara psikologis ada fenomena fight and flight, yakni kondisi psikologis saat manusia menghadapi tekanan dan ancaman. Reaksi dimulai dari bagian otak bernama amygdala, yang memicu produksi neutransmitter seperti epinhephrine dan cortisol. Kombinasi tersebut dapat meningkatkat tekanan darah dan kadar gula di dalam tubuh untuk siap fight (bertarung) ataupun flight (melarikan diri).
Hal tersebut membuat laki-laki dalam kondisi fight untuk berkenalan atau mendekati perempuan dan bisa juga flight karena tak kuasa dan takut untuk melakukan hubungan dan perkenalan. Dalam konteks kenalan, yang menjadi gerbang menuju pacaran dan perkawinan, bung harus memberanikan diri karena tidak ada yang tahu hasil kalau tidak pernah mencoba.
Paras Tidak Menjadi Masalah, Tetapi Rasa Takut yang Terlalu Sering Jadi Sumber Perkara
Untuk urusan jelek atau ganteng seseorang adalah relatif, tidak mungkin bung mendeklarasikan sebagai orang jelek sehingga takut untuk mendekati perempuan, atau sekedar tahu namanya. Bukan bermaksud untuk menghibur, namun setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Bisa saja kan nona mencintai karena melihat kelebihan sikap dari fisik.
Memang, bisa saja fisik menjadi patokan tanpa mengesampingkan hipokrasi. Tapi banyak contoh yang dapat ditemui ketika melihat pasangan yang tidak sepadan. Namun, kalau saling mencintai, mau berkata? Mau sumpah serapah untuk sadarkan diri saja tidak mempan, karena cinta memang buta. Jadi coba lah berkenalan bung, jangan dihatui rasa takut tetapi lawan rasa takut tersebut. Kalau mengutip kata Walt Disney, “Why worry? If you’ve done the very best you can, worrying won’t make it any better.”
Karena Prediksi Hanyalah Analisa Bukan Realita
Terlalu banyak memprediksi sesuatu bisa jadi kamu terjebak dalam dunia semu sebatas fikiranmu. Tak selalu hidup ini sesuai dengan jalur prediksi. Bahkan prediksi yang bersifat skeptis dan negatif yang direkronstruksi. Jangan pernah menganggap diri bung hebat dalam menganalisa. Karena analisa hanya perkiraan bukan realita.
Ada sebuah fenomena disebut sebagai Affective Forecasting oleh Timothy Wilson dan Daniel Gilbert ini menyatakan bahwa terkadang seseorang cenderung berlebihan dalam mengestimasi efek buruk. Seperti bung merasa rendah gagal sebagai manusia jika sempat salah langkah (dibaca: ditolak). Realitanya bisa jadi biasa saja, bahkan bung bisa saja anastesi ketika ditolak. Karena hal yang bung takutkan belum tentu jadi kenyataan.
Jangan Terlalu Pusing Untuk Mencari Topik Bung
Mencari cara untuk berkenalan bakal bikin pusing diri sendiri, karena topik terbaik yang bung rencanakan dan cari bisa menggangu. Semakin bung punya banyak pilihan, secara tidak langsung akan membuat bung jadi takut salah untuk melangkah dan panik. Hingga ujung-ujungnya tidak melakukan apa-apa. Nihil, bukan?
Kalau bung ingin mengobrol jangan bingung untuk mencari topik, toh topik akan hadir secara sendirinya asalkan bung dapat menjadi pribadi yang asik. Coba tes lah untuk membangun obrolan dengan teman mu dan sejauh mana obrolan tersebut berjalan. Misalkan berhasil, berati bung bisa untuk membangun obrolan dengan nona.
Ekspetasi dan Obsesi, Sering Jadi Hal yang Mengurungkan Aksi
Obsesi dapat membunuh diri sendiri, karena obsesi seperti cinta dapat membutakan mata. Selain itu banyak motif ekspetasi dapat membuat bung sulit mendekatkan diri dengan kaum hawa. Otak bung akan memperhitungkan berbagai cara terbaik untuk dapat mewujudkan ekspetasi (dibaca:ngarep). Jadi kurang ekspetasi lebih baik beraksi dengan hal yang tidak biasa.
Semakin banyak ekspetasi juga membuat ada terbeban dan tertekan sehingga terjebak proses fight or flight. Fasilitasi lah proses ekspetasi tersebut dengan pemikiran simple. Karena membuat sesuatu menjadi simple dapat mengurangi beban yang ada di fikiran.
Jangan Takut Ketika Sang Kekasih Asli Datang Ketika Bung Berkenalan
Kalau pacarnya tiba-tiba datang, hadapi lah dengan santai. Karena dari awal bung berniat untuk bersosialisasi alias berkenalan, dan tidak ada potensi juga bung di hari itu langsung merebut pacar orang. Karena mengajak perempuan berkenalan hanya untuk bersenang-senang bukan untuk mendapatkannya. Karena kalau ingin mendapatkannya butuh proses yang lama.
