Naik gunung itu tak semudah melihat film 5 Cm, yang tanpa aba-aba dan secara tiba-tiba, teman-temannya diajak untuk naik Gunung Semeru. Yang kami yakin, kalau itu dilakukan kepadamu pasti yang ada malah berantakan dan tak seru seperti dalam film. Karena untuk memulai tracking di setiap gunung harus didukung oleh fisik yang mumpuni. Maka dari itu banyak yang rajin berolahraga apabila minggu depan atau dua minggu lagi dari hari itu mereka akan naik gunung. Selain itu, bung tak boleh juga salah memilih tandem, alih-alih ingin menikmati alam bisa jadi malah menahan emosi sepanjang perjalanan. Karena teman yang diajak malah menjadi beban!
Untuk itu, khusus kepada bung yang doyan naik gunung, kami paham bahwa untuk naik gunung sendirian itu rasanya kurang nyaman. Tetapi dalam mencari teman, lihat dulu apakah ia menyanggupi ajakan atau hanya penasaran. Dari pada terjadi hal yang tidak-tidak, lebih baik bung simak hal-hal yang mesti difikirkan sebelum tekad bulat ajak teman untuk nanjak.
Pilih Gunung yang Mana Mau Didaki
Sebelum memutuskan mengajak siapa diantara teman bung untuk mendaki gunung, penting juga untuk memutuskan gunung mana yang mau dinikmatin. Seperti kita tahu, kalau tiap gunung itu jalur dan tingkat sulitnya berbeda-beda, alhasil persiapannya pun akan beda pula. Enaknya di era digital sekarang, kita bisa lebih banyak menggali informasi tentang gunung yang mau kita daki dalam bentuk tulisan lewat blog atau bentuk video lewat Youtube. Di mana banyak yang mengunggah perjalanan mereka saat mendaki gunung. Jadi saat mengajak kita dapat beritahu gunung mana yang mau dinikmati.
Sifat Asli Teman Dapat Kelihatan Sebenarnya Saat Berada Di Sana
Banyak yang mengatakan kalau sifat asli seseorang dapat terlihat di atas gunung, dari yang egois sampai yang tak mau ribet. Meskipun ketika di kota mereka termasuk orang yang asik! Maka dari itu sangat penting untuk memilih teman, karena yang masuk dalam kategori asik saja dapat berubah. Tentu tak mau ketika turun gunung, yang terjadi malah pertengkaran yang tak terelakkan. Kejadian semacam ini pasti beberapa kali ditemukan dan bukan asumsi, namun banyak yang berakhir bermusuhan atau sekedar menanamkan sikap “cukup tau” kepada teman yang tidak asik saat di atas gunung.
Membeli Logistik atau Persediaan Dari Hasil Uang Patungan
Logistik merupakan salah satu persediaan yang harus disiapkan demi kelangsungan hidup para pendaki. Ketika memutuskan mendaki bersama teman, demi mengirit pengeluaran biasanya terjadi sistem patungan alias sharing uang untuk membeli persediaan. Selain hemat, ini membuat bung dan teman tidak mengalami rasa iri karena makanan. Lagipula saat berada di atas gunung, harusnya tak ada lagi hitung-hitungan soal makanan, karena semua sudah menjadi milik bersama. Toh bung pernah merasakan moment semacam itu, ketika lewat tenda pendaki lain langsung ditawari kopi dan roti. Itulah pendaki, senasib sepenanggungan alias kompak.
Perihal Izin Kepada Atasan, Harus Lihai Mencari Alasan
Wah untuk soal satu ini memang penting. Terkadang naik gunung itu bisa terjadi secara dadakan karena yang direncanakan cenderung gagal. Maka dari itu saat meminta izin tidak masuk untuk naik gunung, bung harus cari alasan yang tepat. Dan janjian kepada teman yang mendaki untuk tidak memamerkan kegiatan dalam bentuk instastoru.
Pilih Orang Tepat yang Bisa Memasak
Memang sih, digunung apa saja yang dimakan pasti serba instan jadi tak perlu orang dengan keahlian handal untuk memasak. Namun memilih orang yang tepat lebih mengacu kepada orang yang cekatan, karena mereka yang tidak cekatan bisa mengacaukan acara makan-makan di atas gunung. Jadi jangan salah pilih.
