Seberapa besar Bung pasti pernah mengatakan kata-kata romantis kepada si nona tetapi malah kerap disalahartikan. Jika hal itu pernah kejadian, bisa jadi ada yang salah dalam ucapan. Sebenarnya, tak perlu kamus romantis dari beberapa pelakon drama atau pembaca syair puitis untuk bertutur manis agar menggoda perhatian. Bung juga tak perlu merangkai setiap aksara agar memiliki rima yang merdu tapi sarat makna. Karena sebagai laki-laki ternyata ada beberapa ucapan yang kesannya banyol namun terdengar romantis kok.
Kata-kata yang dirangkai bak sebuah bingkai memang terkesan menarik. Bung juga merasa kalau si nona pasti bakal suka dan tenggelam di setiap aksara. Meskipun, si nona kadang berpendapat kalau semua laki-laki gombal, hingga membuatnya menyortir setiap kalimat. Tetapi kadang si nona sudah tidak dapat mensortir, kala hati sudah tak terorganisir. Karena cinta yang tumbuh sudah terlalu buta Bung, jadi si nona sudah tak bisa membedakan mana bualan mana kenyataan.
Ketika Bung Mengajak Makan tetapi Hanya Memesan Satu Porsi Makanan, Tak Ada Momen Suap-Suapan namun yang Ada Berbagi Perasaan
“Sesekali kita makan sepiring berdua biar romantis kaya di film-film.”
Mungkin kata-kata ini agak standar, bahkan terkesan “receh” bagi Bung. Tapi bagi si nona apakah “receh” juga? Belum tentu. Si nona bisa saja mengganggap itu adalah hal romantis, dimana Bung memesan satu makanan tetapi kerap berbagi dengan pasangan.
Si nona mengganggap kalau Bung sedang ingin romantis, bukan lagi saling suap-suapan seperti agenda acara pernikahan. Selain itu makan sepiring berdua bisa membuat Bung lebih dekat dengan si nona, apalagi kalau Bung membagi makanan lebih banyak kepada si nona, kemudian ia pun menolak dengan berucap, “Kamu aja yang habisin, aku takut gendut,” Tak pelak saling senyum akan terlontar dari kedua wajah dan momen romantis ini akhirnya berbuah manis.
Perawatan Memang Jaga Kecantikan, tetapi Kalau Sudah Terlahir Cantik Mau Diapakan?
“Kamu nggak usah perawatan mahal-mahal ya, karena bagiku kamu sudah cantik apa adanya,”
Bung pasti kerap sebal melihat si nona yang kerap belanja kecantikan ini itu, tetapi tidak dipakainya sampai habis. Mungkin ia terkena godaan sales kecantikan hingga termakan iklan. Karena si nona bersikeras menjadi cantik agar tetapi menarik.
Bung yang tidak tega melihat perjuangannya lantas memberikan kalimat memikat sekaligus nasihat. Agar si nona tak usah berusaha terlalu keras untuk tetap membuat Bung terpikat. Ketika perjuangannya dibayar dengan kalimat di atas, tentu si nona akan merasa dihargai keberadaanya didalam hubungan yang sudah tak terlampaui batas.
Akhir Pekan Tak Harus Kencan demi Terjalin Pernikahan di Masa Depan
“Pacarannya nanti dulu ya, biar tabungan aman demi pernikahan,”
Demi menabung rindu dan keuangan, Bung pun harus menolak setiap ajakan pacaran dari si nona. Agar target menikah tak lagi molor bahkan harus tertunda. Si nona yang sedang dipuncaki rasa rindu kerap tak bisa mengontrol kangen dan ingin selalu bertemu. Lantas Bung pun harus menghindari setiap ajakannya dengan bermacam alasan.
Si nona bisa jadi tak bisa terima dengan setiap alasan, tetapi ketika dijanjikan pernikahan dapat membuatnya mengamini penolakan. Janji untuk dinikahi dilansir merupakan hal yang romantis. Karena itulah yang jadi tujuan setiap orang berpasangan.
Karena Biaya Pernikahan Tak Sebanding dengan Gaji Bulanan. Membuat Bung Menabung supaya Aman
“Aku sih rela makan nasi sama kecap, biar bisa cepat-cepat ijab.”
Ya begitulah Bung kalau menjelang masa-masa matang untuk pernikahan. Karena tahu biayanya tidak murah membuat Bung harus menabung dengan kekuatan ekstra. Bahkan sedari dini pun, Bung telah menyicil dikit demi sedikit. Si nona mungkin mendengarnya bakal tertawa tetapi ketika tersirat makna soal halal dan menghalalkan pasangan mungkin senyum bakal tersibak dari wajahnya.
Tempat Tinggal Bukan Hanya Tempat Berteduh dan Berpeluh. tetapi Jadi Saksi Sejauh Mana Kisah Cinta yang Ditempuh
“Nanti kalau punya rumah yang biasa saja. Selama ada kamu rumah bakal serasa istana.”
Bung mungkin memikirkan kalau punya rumah di zaman sekarang tidak lah murah. Sekalinya murah kawasannya bisa saja tidak ramah. Karena Bung sebagai kepala keluarga bakal dipusingkan soal istana keluarga (nantinya), tak pelak Bung pun menggoda si nona untuk memiliki rumah yang tak mewah tapi berkesan. Karena bentuk tidak penting, yang paling penting siapa yang berada di dalamnya.
