Bung, rasa sayang itu dapat terlihat jelas dari sikap Bung kepada si nona. Ketika Bung benar-benar merasakan sayang dan cinta kepada si nona, tidak menutup kemungkinan segala sesuatu demi si nona akan Bung lakukan. Tidak berarti Bung adalah budak cinta. Akan tetapi untuk mengungkapkan rasa sayang terkadang tak banyak alasan yang dapat dibeberkan secara gamblang.
Banyak laki-laki juga pasti mengakui hal itu. Kalau rasa sayang terkadang memang tak bisa dijelaskan. Entah secara tersirat atau tersurat. Apa pun yang si nona mau selama masih wajar dan sah, pasti Bung akan melakukannya. Apa lagi jika perlakukan yang Bung lakukan mendapat apresiasi dari perempuan, tentu akan membuat Bung senang bukan?
Memang, rasa sayang tidak bisa dipaksakan Bung. Apa lagi dimanipulasi. Malahan hal yang tidak natural seperti itu akan menjadi beban. Karena rasa sayang itu munculnya tulus dari dalam hati. Bukan sengaja dibuat-buat agar disenangi. Kalau Bung memang sayang, pasti Bung bakal menyadarinya dan takut kehilangan si nona. Maka dari itu, secara naluriah, Bung akan melakukan yang terbaik demi menjaga hubungan tetap kokoh.
Akan Kuperjuangkan Semuanya Untuk Dirimu Seorang, Wahai Nona
“Apa sih yang aku nggak lakuin demi kamu,”. Mungkin bagi Bung, ini adalah kata-kata gombal yang sering diobrolkan laki-laki dengan menempatkan perempuan sebagai objek bualan. Tapi itu bukan bualan, kata-kata itu adalah gambaran pasti ketika ketika sedang dihantui rasa sayang. Rasanya tak dapat berpikir panjang, apa saja dilakukan.
Seperti rela berlama-lama menunggu si nona dandan, memilih pakaian di pusat perbelanjaan, menghabiskan waktu setengah harian di salon, bahkan sampai membawakannya makanan di tengah malam ketika pasangan mengeluh kelaparan. Pasti Bung pernah mengalami salah satunya, ya kan?
Waktu Luangku Tidaklah Banyak, Tapi Untuk Bertemu Dirimu Di Setiap Waktu Pasti Bakal Aku Usahakan
Memang di umur yang produktif dengan jam kerja yang tak kondusif, waktu menjadi batas untuk bertemu dengan pasangan. Apa lagi untuk Bung yang tetap sibuk di akhir pekan. Rasanya pekerjaan terus datang tanpa sungkan. Namun, Bung pasti ingin menyempatkan bertemu pasangan. Meskipun hanya dua sampai tiga jam, tapi itu terasa worth it ketika bisa merelakan sedikit waktu untuk melihat kondisi pasangan. Walaupun sehabis bertemu dan masih ditusuk rasa rindu, utang pekerjaan tetap setia memeluk.
Bung Bakal Lebih Banyak Mendengarkan Dan Setuju Menjadi Jawaban
Perempuan memang terkadang cerewet dan suka memperdebatkan banyak hal. Apa lagi soal kehidupan yang menurutnya tak sesuai dengan anjuran. Kalau Bung mengalami seperti itu, ya jangan heran. Tapi ketika Bung sudah diselimuti rasa sayang, mulai mengiyakan apa yang disebutkan si nona menjadi hal yang dengan rela dilakukan. Karena kalau dipikir-pikir, ada saja kebaikan dalam setiap yang ia nasehatkan.
Bung jadi lebih banyak mendengarkan dan setuju dengan apa yang dianjurkan. Walaupun sesekali Bung pasti agak berseberangan, karena merasa ada hal yang tak perlu dilakukan sepenuhnya sesuai keinginan si nona. Meskipun begitu, tanpa disadari Bung yang tadinya menjadi pihak yang jarang sepakat, berubah menjadi yang sering setuju. Kalau sudah seperti itu, tentu logika sudah tak terlalu membantu tapi hati mulai memperlihatkan diri.
Dihadapkan Dengan Banyak Pilihan Tidaklah Menyenangkan. Kalau Soal Pelaminan Hanya Si Nona Pilihan Seorang
Tidak ada dari satu pun laki-laki yang ingin kehilangan wanita terbaiknya hingga akhir hayat nanti. Dihantui rasa penyesalan adalah hal terkonyol ketika sudah dewasa belum bisa menentukan pilihan. Ketika keliru mengambil pilihan rasanya ingin menjadi time traveller sesaat untuk memperbaiki. Terlebih, soal pasangan hidup semati.
Bung yang sayang pada pasangan, pasti rela serius padanya agar hubungan tak putus tengah jalan. Bung pun mengajak si nona pelaminan tanpa pikir panjang. Apa lagi si nona memang mengharapkan ajakan demikian. Karena banyak mitos bertebaran bahwa perempuan bisa menyayangi pasanagannya hingga dua kali lipat apabila disayang.
Sebab Menyalurkan Hasrat Di Sembarang Tempat Memang Bukanlah Diriku
Dalam segi seksual, Bung yang sayang dengan si nona pasti tidak mau menghabiskan masa muda hanya untuk menyalurkan birahi sesukanya kepada nona. Karena Bung menyadari kalau itu belum saatnya. Bung pun meyakini bahwa saat untuk melakukan hubungan seksual adalah saat telah resmi menyandang status suami dan istri. Ketika malam pertama tiba, disitulah Bung mulai melepas masa lajang seutuhnya. Karena bagi Bung, melakukan sesuatu di waktu yang tepat jauh lebih nikmat daripada dilakukan di sembarang tempat.
