Bung tidak salah membaca kok, berita ini benar apa adanya kalau NASA sedang mencari orang yang mau berbaring dan akan diberi bayaran. Hal ini dilakukan badan antariksa nasional tersebut untuk meneliti dampak perjalanan ke luar angkasa terhadap tubuh manusia. NASA mencari orang yang bersedia untuk berbaring di tempat tidur selama dua bulan bung, akan akan diupahi sekitar Rp 262 juta!
Dilansir The Sun, pendaftaraan dibukan bagi orang yang berminat atau disebut relawan, dan ditutup pada 24 Mei mendatang. Tesnya akan dilakukan pada September tahun ini. Tetapi tidak tertulis jelas syarat apa saja yang dibutuhkan untuk jadi relawan, yang pasti di sana dikatakan kalau relawan harus fasih berbahasa Jerman, karena tes bakal dilakukan di Jerman. Tes ini pun dilakukan NASA bersama Badan Antariksa Eropa (ESA) di Pusat Luar Angkasa Jerman (DLR).
Kalau bung bisa berbahasa Jerman dengan faseh dan tertarik, lebih baik bung ajukan dari sekarang. Soalnya hanya 24 relawan terpilih untuk menjalani tes yang akan dilakukan di Cologne, Jerman. Mesti dicatat nih kalau bung berminat, Nantinya bung tidak hanya tidur saja, tetapi dalam menjalakan aktivitas semua harus dilakukan berbaring! dari urusan makan sampai buang air.
Lantas apakah tidak melakukan apa-apa selama dua bulan? tenang bung, NASA juga menyiapkan soal itu. Mulai dari televisi, buku bacaan sampai hiburan lain supaya relawan tidak bosan. ESA juga menyampaikan kalau studi ini dilakukan demi mengetahui bagaimana kondisi tanpa bobot, radiasi kosmik, isolasi dan batasan spasial yang bakal mempengaruhi astronot saat melancong ke luar angkasa.
Penelitian ini juga memiliki tujuan untuk melihat tingkat pengurangan otot yang terjadi pada astronot selama menghabiskan waktu lama di luar angkasa. Selama ini para astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) melakukan olahraga teratur dengan menggunakan mesis resistensi untuk mengindari pengurangan otot. Para ilmuwan juga ingin menghentikan proses kerusakan tubuh astronot selama misi jarak jauh dengan menguji lewat ruang gravitasi buatan.
“Penggunaan gravitasi buatan mungkin dapat menjadi solusi terbaik dalam melindungi kesehatan para astronot selama misi luar angkasa jangka panjang,” kata Dr Edwin Mulder, ilmuwan dari Institut Medis Ruang Angkasa DLR, kepada The Sun.
Di sisi lain mereka berharap pengujian ini akan membantu para astronot ke depannya, terutama dalam misi luar angkasa jangka panjang. Tes bakal berlangsung selama 89 hari, termasuk di antaranya lima hari masa pembiasaan, 60 hari berbaring dan 14 hari masa istirahat dan rehabilitasi.
Bagaimana bung, apakah tertarik?
