Bisa jadi sebagian dari bung memiliki resolusi di tahun ini adalah menikah. Tapi bung pun bingung untuk mengutarakan keinginan atau pun memang tak paham dengan sikap pasangan. Nona terkadang bersikap posesif dan juga mengatur lebih keras. Bung pun tak merasa terbebani sejujurnya dengan sikap itu, tapi ada hal yang bersifat janggal, dan itu bung rasakan.
Tapi ketahuilah bung, bahwa ada beberapa sikap dan perlakuan yang dilakukan perempuan ketika mereka ingin dinikahi. Mereka tak lagi mau bermain komitmen semu yang bertajuk pacaran. Nona hanya ingin kepastian apakah dirinya akan dinikahkan atau tidak. Alhasil, kaum hawa memiliki alasan yang logis kenapa mereka meminta cepat dinikahi.
Kalau Hanya Menjalani Pacaran Sampai Tua Lebih Baik Kita Sudahi Saja
Menjalani kencan setiap akhir pekan, saling lempar pesan sayang-sayangan selama bertahun-tahun mungkin membuat nona bosan. Terlebih lagi pacaran adalah suatu hubungan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat bukan? jadi bisa saja suatu waktu hubungan itu berujung kandas di tengah jalan.
Ketika masa pacaran yang dijalani juga sudah terasa lama dan usia nona juga tak lagi muda. Di situ merupakan hal yang wajar bung ketika tiba-tiba nona ingin cepat dinikahi. Karena status semu seperti pacaran bukan tujuan setiap perempuan. Pacaran hanya dijadikan jembatan menuju jalan cerah diujung jalan yakni pernikahan. Jadi pahamilah sikapnya bung!
Kalau Lampu Hijau Sudah Dipegang, Jangan Pernah Berhenti Hingga Nanti
Berbicara pernikahan rasanya tak afdol kalau tidak menyentuh orang tua masing-masing pasangan. Ketika anaknya sudah ideal untuk menikah, pasti orangtua suka bertanya-tanya ke pada anak soal kapan nikah dalam arti itu memberikan lampu hijau. Memang terkadang sinyal yang diberikan tersirat, tapi biasanya nona paham akan sinyal itu.
Ketika lampu hijau sudah dipegang, Nona pasti memberikan pesan kepada anda Bung. Soal ini memang krusial karena kalau orang tua pasangan sudah mengizinkan, mereka pasti turut mendoakan dan juga ingin bung bergabung menjadi bagian keluarganya.
Nona Posesifnya Semakin Menjadi-jadi Karena Takut Tak Jadi Istri
Sikap posesif nona memang menjengkelkan. Bisa jadi bung, nona semakin was-was dengan kondisi pacaran yang sedang dijalani. Makanya nona meningkatkan tingat keposesifan karena dalam berpacaran tidak membuat nona tenang.
Untuk bung yang dihujani kalimat posesif bertubi-tubi di umur dewasa, jangan terlalu emosi bung. Karena begitulah perempuan. Dalam artian bukan pribadi yang menjengkelkan kemudian dimaklumi. Tapi lebih rasa takut akan kehilangan bung.
Kepastian Jelas Jadi Jawaban yang Si Nona Paling Butuhkan
Memang tak ada risetnya, tetapi secara umum kita mengetahui kalau perempuan lebih dominan memakai perasaan. Kalau perasaan nona tersentuh getar-getar cinta maka ia tidak akan main-main menjalankan perannya. Pertanyaan soal kepastian kalau hubungan ini berakhir ke pernikahan, sudah pasti dipertanyakan bung. Karena ketika ia sadar usia sudah dewasa, bahkan ngerasa sudah tua. Jadi nona akan terus meminta kepastian, apabila tidak mungkin dengan berat hati ia akan meninggalkan.
Menjalani Hari-Hari Bersama-sama Tapi Giliran Menikah, Terpisah Juga
Banyak meme bertebaran soal orang-orang yang “menjaga jodoh orang”, hal ini biasa saja bung terjadi kepada kalian. Karena menjalani hubungan dalam waktu yang lama tak berarti bung berjodoh dengan si nona. Bisa jadi bung termasuk dalam kategori yang menjaga jodoh orang lain. Selama bung masih berpacaran kemungkinan itu bisa terjadi.
Itu lah bung yang dirasakan perempuan. Ketika ia cinta kepada pasangannya dan mengetahui kalau tidak berjodoh sebenarnya adalah perasaan yang sedihnya bukan main. Bung harus bisa memaklumi dan menyadari, kalau sebenarnya perempuan yang pada baper ke kondangan bukan karena ikut-ikutan trend ngebet menikah. Tetapi takut kalau hal yang indah tak selalu berakhir bahagia.
