Terkadang menjadi laki-laki itu bukan sekedar jadi kepala rumah tangga yang baik, atau memiliki badan besar dan bersikap macho. Dalam beberapa kesempatan, Bung pasti kedapatan dipertanyakan kelaki-lakiannya terutama oleh si nona. “Kamu laki-laki, masak nggak kuat angkat galon?”, “Laki-laki masak nggak bisa sih ganti ban mobil?”, hal-hal seperti ini pasti Bung pernah mendapatkannya, ‘kan? Apabila tidak bisa melakukan, biasanya Bung bakal dicerca dengan ledekan. Oleh karena itu, Bung setidaknya harus menguasainya.
Menjadi laki-laki memang ada beberapa hal yang harus dikuasai, lho. Setidaknya kemampuan yang kami tulis di bawah ini jadi apa yang kami percaya akan membuat Bung mendapat pengukuhan kalau Bung merupakan seorang laki. Dilansir dari artofmanilness.com berikut ada beberapa kemampuan yang harus dikuasai laki-laki, Bung. Setidaknya, label Bung sebagai laki-laki tak mungkin diragukan apabila menguasai kemampuan ini.
Meskipun Tak Berdasi, Setidaknya Bung Harus Tahu Cara Mengikatnya
Di era sekarang, beberapa CEO perusahaan bahkan sampai miliarder pun mulai menanggalkan dasinya sebagai bagian dari pakaian yang dikenakan. Seorang Mark Zuckerberg saja memakai kaos sampai hoodie meskipun ia adalah CEO dari Facebook. Dalam kesempatan wawancara kerja pun Bung tak diharuskan memakai dasi ketika bertemu HRD, ‘kan?
Meskipun banyak keadaan yang membuat Bung beranggapan tak perlu belajar untuk memakai dasi, setidaknya Bung harus bisa memahami. Mungkin Bung bakal mengadakan satu pertemuan yang dresscode–nya mewajibkan untuk memakai dasi. Karena tak lucu kalau nantinya Bung meminta ibunda untuk memasangkan dasi saat usia sudah melangkah ke 30-an.
Membaca Buku secara Seksama agar Ada Nilai yang Didapat dari Bacaan Bung
Buka buku, pindah halaman, usai dan pindah ke buku berikutnya? Ya memang membaca buku sesimple itu. Tetapi tidak mungkin ‘kan tak ada nilai intisari dari apa yang Bung baca. Mungkin kalau Bung membaca untuk hiburan itu sah-sah saja.
Tetapi sebagai calon ayah nantinya, memiliki wawasan luas adalah hal yang penting. Bung mungkin nanti bisa bercerita tentang hal penting kepada anak, atau tak terbata-bata saat menjawab pertanyaan dari mereka. Untuk itu meyelami teks secara mendalam dari setiap bacaan sangat penting untuk Bung lakukan.
Memberikan Guyonan yang Mengundang Tawa
Guyonan dalam suatu lingkungan kadang diperlukan. Tentu Bung tak mungkin hanya mengandalkan meme maupun video viral untuk disebarkan kepada rekan dalam mengundang gelak tawa, ‘kan? Karena ada kenikmatan bagi laki-laki apabila dapat mengundang tawa orang lain tanpa ada paksaan. Pertajam naluri humormu Bung, setidaknya Bung bakal dirindukan apabila tidak ada, dan itu menjadi kesan terbaik.
Menumbuhkan Naluri Situasional Saat Keadaan Genting Tak Rasional
Keadaan genting bisa saja Bung temui di mana pun. Terkadang Bung tak sempat mengantisipasi keadaan semacam ini karena Bung terlalu asik dengan pikiran Bung sendiri. Hingga tak bisa mengantisipasi apa yang telah terjadi. Untuk itu mengembangkan naluri situasional sangatlah penting, seperti Bung harus tahu apa yang terjadi di sekitar, peka dengan macam keadaan. Sekaligus memiliki rencana apabila ada suatu kesalahan yang terjadi di depan mata.
Bisa saja Bung didatangi oleh seseorang asing yang berniat untuk menipu, seperti menawarkan barang atau seolah-olah telah terjadi sesuatu kepadanya. Otomatis Bung harus bisa menghindar untuk lepas dari modus seperti itu dengan mencium aroma tipu muslihat sebelum aksi penipu itu dilaksanakan.
Jitu dalam Merayu Si Nona, Tak Boleh Ketinggalan
Untuk urusan jitu dalam merayu si nona, Bung tak bisa melupakan. Sebagai laki-laki keahlian seperti ini tidak terlahir secara natural. Tetapi juga diasah dengan baik, karena tak mungkin Bung memaksa merayu si nona ketika ia dalam keadaan mengantuk, bukan? Oleh karena itu kepiawaian merangkai diksi jadi bait romantis, hingga keahlian memahami suasana hati si nona agar rayuan tepat sasaran pun perlu diasah. Karena seorang laki-laki tak afdol apabila gagal dalam merayu perempuan.
