Istilah alien kerap dihadapkan kepada pemain terbaik di era persepakbolaan sekarang, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, kehebatan dan kekuatan dalam dunia sepakbola sepertinya telah direnggut oleh dua nama ini. Apalagi baik Ronaldo ataupun Messi juga kerap berevolusi sebagai mesin pencetak rekor. Keduanya sama-sama telah meraih 5 trophy Ballon d’or di era 90-an sampai 2000-an awal. Pemain hebat macam Zidane, Luis Figo, Ronaldo da Lima, sampai Ronaldinho saja hanya meraih masing-masing satu.
Cristano Ronaldo telah berada di masa senja sekarang, karena telah memasuki usia 33 tahun. Apabila menelisik beberapa pemain yang satu generasi dengannya nampaknya sedih. Tidak ada spolight bagi pemain satu generasi sepertinya, selain itu tidak ada yang secara nyata mampu melampaui karirnya. Bahkan, isi dompetnya, Bung. Apabila kita lihat satu per satu, apakah ada pesepakbola yang mampu melampui bahkan setara dengannya pada generasinya?
Tulang Punggung di Satu Tim yang Sama namun Beda Performa
Terpaut beberapa bulan lebih muda dari Ronaldo, Wayne Rooney lahir pada 24 Oktober 1985 sementara Ronaldo 5 Februari 1985, kala membela “Setan Merah” keduanya menjadi tulang punggung dan kepercayaan Sir Alex Ferguson kala itu.
Ronaldo kemudian pindah ke Madrid tahun 2009, kemudian Rooney pun menjadi tumpuan utama di Manchester United. Tapi ia tak bisa mempertahankan permainannya berada di performa terbaiknya sehingga ia harus pindah ke mantan klubnya. Tetapi hal itu tak membuatnya menemukan titik terang, ia pun kini berkutat di MLS dengan memperkuat DC United.
Bukan Menjadi Raja, Malah Menjadi Perantauan Klub di Eropa
Satu tahun lebih tua dari Ronaldo, ia dapat dibilang berada dalam satu generasi dengan Ronaldo. Portugal memang memiliki banyak pemain berkelas dari sisi sayap selain mereka berdua, ada pula nama Nani. Namun dari segi nasib Quaresma, berbeda dengan Ronaldo, ia lebih dikenal sebagai petualang klub-klub Eropa dari Sporting Lisbon, Barcelona, Porto, Inter Milan, Chelsea, Besiktas, sempat di Al-Ahli, kembali ke Porto dan mapan bersama Besiktas.
Tak Bisa Menampilkan Keseluruhan Performa, Karena Selalu Berada Dibawah Bayang-bayang Ronaldo Semata
Berada di bawah bayang-bayang pemain bintang seperti Ronaldo pasti tidaklah enak, Bung. Hal ini sangat dirasakan oleh Luis Nani, ia datang ke “Setan Merah” setelah empat tahun Ronaldo berada di sana. Di “Setan Merah” maupun di Portugal, Nani kerap merasakan efek tersebut.
Setelah Ronaldo hengkang pun ia tetap merasakan efeknya, kala performanya dituntut publik untuk menggantikan Ronaldo yang pergi ke Madrid. Tetapi hal itu tidak terjadi sampai ia dijual ke Fenerbanche di tahun 2015. Setelah bermain di Valencia ia menjadi pemain pinjaman di Lazio. Padahal ia dua tahun lebih muda, tetapi berada di satu generasi dan di bawah bayang Ronaldo tidaklah menyenangkan, mungkin itu yang ingin Luis Nani katakan.
Berbeda Usia, Beda Cerita, Meskipun Mengawali dari Klub yang Sama
Daniel Miguel Alves Gomes pernah membela mantan klub Ronaldo, Sporting Lisbon, pada tahun 2002 sampai 2005. Berharap dapat setara atau melampui karir sang senior, yang terjadi malah jauh dari itu semua. Dari tahun 2005 sampai 2017 ia hanya berkutat di dua klub Rusia, Dynamo Moscow dan Zenit Saint Petersburg. Setelah dari Rusia, ia pun membela Slavia Prague, klub dari negara Ceko. Hanya terpaut usia satu tahun lebih tua tapi nasib keduanya bertolak belakang.
Tak Dapat Menjaga Performa pun Dirasakan Sang Striker Argentina Ini
Carlos Tevez memiliki naluri gol yang tajam, ia mampu menjadi lini depan yang mematikan kala membela Manchester United. Secara usia ia satu tahun lebih tua. Tetapi mitos tak bisa dipecahkan, mereka yang satu generasi dengan Ronaldo tak mampu menjaga performa di level top Eropa. Perjalanannya pun berakhir di Juventus di kancah Eropa. Kini ia memperkuat Shanghai Shenhua.
