Menempatkan perempuan sebagai makhluk yang haus akan pujian, kadang jadi kesalahan yang kerap dilakukan laki-laki. Meski terkadang tindakan yang kita lakukan itu tak salah, pada kenyataannya perempuan pun tak selalu menerimanya dengan baik. Hal yang kita lakukan dengan tujuan untuk menyenangkan hatinya, malah berujung sebaliknya.
Masalahnya tak semua laki-laki paham bahwa tindakan yang dilakukannya justru menyakiti hati pasangan. Jadi jangan heran kalau tiba-tiba kamu mendapat label ‘laki-laki tak peka’ hanya karena kamu dianggap gagal memahami isi hatinya Bung! Padahal sebenarnya kamu memiliki niat baik, hanya saja mungkin cara penyampaianmu yang belum tepat. Nah, agar kamu tak terjebak dalam situasi tak megenakkan tersebut, pahamilah beberapa hal ini berikut ini!
Niatnya Sih Ingin Memuji Dirinya Dengan Menjadikan Perempuan Lain Sebagai Perbandingan, Tapi Yang Terjadi Justru Di Luar Perkiraan
Pasanganmu mungkin memang berbeda dengan perempuan lainnya, mulai dari urusan hobi dan kemampuan hingga penampilan. Untuk menunjukkan kekaguman, kita mungkin akan memujinya. Lalu menempatkan dia sebagai yang terbaik. Tentu kamu akan berharap dia akan merasa senang setelah mendengar pujiannmu, namun tak tertutup kemungkinan jika dia justru bereaksi sebaliknya.
Bukannya senang, dia bisa saja malah merasa tersinggung. Karena biar bagaimana pun dia paham, bahwa setiap orang hadir dengan caranya sendiri. Dan ini cukup masuk di akal, tak seharusnya kita memuji dirinya dengan merendahkan perempuan lain. Biar bagaimana pun mereka tentu tak setuju, jika kaumnya dipandang rendah oleh lawan jenisnya.
Secara Tidak Langsung Menempatkan Mereka Pada Posisi Yang Lebih Rendah Daripada Kita
Untuk hal yang satu ini, mungkin terjadi atas unsur ketidaksengajaan. Karena biar bagaimana pun, kita tentu tahu bahwa dia juga memiliki posisi yang sama dengan kita. Namun seringnya pemilihan kata dari kalimat yang kita sampaikan salah.
Cobalah untuk bersikap adil, tanpa harus membangun dinding pemisah yang membuatnya merasa direndahkan. Sebaliknya hal yang mungkin bisa kita lakukan adalah, tempatkan dia pada tingkat yang setara. Dengan begitu kita akan lebih paham, bahwa tak satupun dari perempuan suka dianggap lemah.
Mungkin Tanpa Sadar Kamu Sering Memotong Dan Melanjutkan Pembicaraan Yang Sedang Disampaikannya
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, faktanya perempuan memang cenderung lebih sering disela saat berbicara kapan dan di mana pun. Belum lagi kecenderungan kita yang kerap menganggap ucapan mereka tak benar.
Jika memang hal ini jadi salah satu kebiasaan kita, berarti benar jika kita kurang menaruh hormat padanya. Sama halnya dengan kita laki-laki, mereka juga punya hak yang sama untuk menyampaikan suara. Seseatu yang kadang kita tak tahu, bisa saja datang darinya. Jadi cobalah untuk adil dengan memberi mereka ruang untuk angkat bicara.
Hingga Menilai Buruk Pilihan Hidup Orang Lain Dihadapannya
Ketika sedang asyik berdua dengan dirinya membicarakan seorang teman, lalu merambat kepada pembahasan lain. Tanpa sadar kita pun mengeluarkan komentar akan hidup orang yang tadi dibicarakan itu. Tak tahu kenapa, kemudian raut wajahnya seolah ingin memperlihatkan tanda tak setuju.
Memang secara keseluruhan tak ada niat untuk membuatnya tersinggung. Namun sikap kita yang terkesan merendahkan orang lain, justru rentan jadi bumerang yang memberi kesan buruk pada diri sendiri. Bukan tak mungkin jika akhirnya dia akan berpikir bahwa kita adalah pribadi yang terlalu sombong. Terlihat dari cara kita yang secara terang-terangan merendahkan orang lain di hadapannya.
Berpikir Ingin Melindunginya Setiap Saat, Padahal Dimata Mereka Kita Sedang Meremehkan Kemampuannya
Sebagai laki-laki wajar jika naluri untuk melindungi selalu muncul begitu saja. Kita bisa was-was tak karuan jika dia sedang bepergian sendiri. Hingga tak berhenti khawatir kalau saja ada sesuatu yang tak bisa dia lakukan. Namun anehnya sesuatu yang kita anggap bentuk dari sayang ini justru dipandang berbeda dengannya.
Mereka mungkin akan senang ketika diperlakukan baik dan dilindungi. Tapi ada waktu dimana ia ia akan melakukan segala sesuatu dengan sendiri. Tanpa campur tangan dari orang lain, termasuk kita sendiri. Perempuan juga tentu punya kemampuan, dan kadang juga ingin membuktikan.
Mereka Memang Emosional Dalam Hal Ekspresi, Tapi Hal Itu Tak Seharusnya Jadi Bahan Untuk Menyudutkannya
Suatu waktu kita menemukan dia sedang marah dan kesal untuk sesuatu hal. Lalu kemudian mengganggapnya terlalu berlebihan dalam menampilkan emosi. Bung, ini adalah pamikiran yang salah!
Hal-hal yang menjengkelkan menurut kita, memang sebaiknya ditempatkan pada porsi yang sewajarnya. Tapi berbeda dengan mereka yang memabawakannya terlalu emosional. Dia juga tentu berhak untuk mengekspresikan semua kesedihan dan kekesalan dengan caranya sendiri. Dan akan sangat disayangkan, jika dia yang sedang butuh didengar malah mendapat pandangan diremehkan oleh kita. Kita juga tentu tak mau kan, jika sewaktu-waktu ia melakukan hal yang sama atas kita. Maka berlakulah adil baginya.
Atau Jangan-Jangan Kita Terlalu Sering Memewahkan Diri Dari Laki-Laki Lain
Memuji-muji diri sendiri agar ia tahu bahwa laki-laki yang ada dihadapannya ini adalah seseorang yang hebat. Tapi tunggu dulu Bung, apa kamu yakin ini adalah cara yang tepat? Karena faktanya ini adalah suatu sikap yang salah.
Biarlah dia yang nanti akan memuji kita dengan segala yang ia tahu dengan sendirinya. Bukan dari hasil yang kita sampaikan sendiri padanya. Karena biar bagaimana pun, tak ada perempuan yang suka melihat laki-laki banyak kata. Nanti dia juga tahu bagaimana baik dan buruknya kita, tak perlu diumbar-umbar jika hanya karena ingin mendapat peratian darinya. Apalagi sampai membanding-bandingkan diri dengan laki-laki lain.
Yang Lebih Parah Memberinya Kritik Dihadapan Teman-Temannya
Ini adalah sikap yang seharusnya tak pernah terjadi seumur hidup kita. Bersamaan dengan sikap yang telah membuatnya malu, ini juga tentu mencoreng muka kita sendiri. Perempuan tentu tak akan marah, jika kita memberinya kritik untuk sesuatu hal. Tapi akan sangat berbeda jika, kritik tersebut kita sampaikan secara terang-terangan dihadapannya dan teman-temannya. Hal ini adalah sikap yang jelas membuatnya malu.
Padahal bisa jadi,itu hanyalah bentuk refleksi atas sikap dan gerak tubuh yang dia sedang lakukan dihadapan kita. Tapi memang tak seharusnya dilakukan di depan orang banyak.
